MA'HAD ISLAM TERPADU AL- KHAIRIYYAH, SEKOLAH DAN PONDOK PESANTREN.....................DENGAN MOTTO: BERILMU AMALIYAH - BERAMAL ILMIYAH - MENJAGA UKHUWWAH ...........................YAYASAN MIT ALKHAIRIYYAH KARAWANG MENERIMA SEGALA BENTUK DONASI YANG HALAL DAN TIDAK MENGIKAT; MELALUI BANK JABAR . No. Rekening : 0014732411100 atas nama : Pondok Pesantren Al-Khairiyyah Karawang...........................Facebook: khaeruddin khasbullah.....

SEPUTAR AL-KHAIRIYYAH (facebook:: https://www.facebook.com/khaeruddin.khasbullah)

Senin, 22 April 2013

PERBEDAAN SUNNI DAN SYI'AH





PERBANDINGAN ANTARA SUNNI DAN SYI'AH

Sebutan Yang Terkenal
Sunnis
Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
Shiites, Shi'i
Syi'ah- Syi'ah Ali (Syi'ah = partai)
Arti nama tersebut
Pengikut Sunnah Nabi dan Tradisi para Salaf As- Sholih
Partai atau "partisans" sahabat Ali
Jumlah Umat
940  Juta
120 Juta
Prosentasi Jumlah Umat
90%
10%
Jumlah pengikut terbanyak
Sebagian besar negara Muslim

(Indonesia- India- Saudi- Mesir, China, dll)
Iran, Iraq, Yemen
Sempalan
Tidak ada, tapi kalau Madzhab hukum fiqih, dikenal, namun  semuanya bersumber pada Qur'an Hadist yang sama
Ithna 'Ashariyah (kelompok terbesar), Isma'iliyah and Zaydiyah
Asal muasal
 632 M; Dasar pemikiran Theology dikodifikasi pada abad ke 10
 632-650 M; Sejak pembunuhan putra Ali, yakni  Husayn in 680 M adalah sebagai kejadian utama
Apakah Muhammad mewasiyatkan pengganti??
tidak
ya, yaitu S.Ali
Khalifah I Nabi yang diakui
Abu Bakr, ayah mertua Rasulullah yakni A'ishah (dipilih oleh masyarakat di Medinah)
Kholifah ke II:; Umar
Kholifah III: Utsman
Kholifah IV: Ali


'Ali ibn Abi Talib, suami dari putri Nabi, Fatimah, diangkat berdasar wasiyat Rasul

Selain Ali, semua Khalifah tidak diakui, bahkan mereka membenci para Khalifah selain Ali tersebut.

Standar kualifikasi Khalifah
Kabilah Quraisy (Kaum Rasul) , kemudian siapapun yang dianggap mampu memimpin
Harus Ahlul Bait Rasul
Nama Pemimpin
Mujtahid
Imam
Identitas Imam
 Manusia biasa yang bersifat pemimpin
Maksum, manifestasi dari Tuhan dan Penafsir Al- Qur'an yang sempurna.
Al Mahdi
Akan muncul dimasa mendatang
Sudah ada di bumi, tapi masih bersembunyi yang bekerja melalui mujtahids untuk menafsirkan Al- Qur'an.
Otoritas keagamaan selain Al- Qur'an dan Hadist
Ijma' (consensus) dari masyarakat muslim
Keputusan  imam yang maksum
Menyembunyikan keyakinan (taqiyah)
Diizinkan dalam keadaan amat darurat
Kebiasaan, bahkan dianjurkan
Nikah kontrak (mut'ah)
Oleh Nabi sudah dilarang
masih dilakukan
Kota suci
Hari besar 
Translated by: H.Khaeruddin Khasbullah
Lihat: 
1.http://www.albayyinat.net/jwb5ta.html
2. http://www.jais.gov.my/rnd/2012/januari/PerbezaanASWJ_Syiah.pdf
3. http://rasuldahri.tripod.com/articles/kka1_tiga.htm


I. Kitab- kitab Hadist.

Kita perbandingkan kitab-kitab hadist yang dipakai antara Syi'ah dan Sunni.

Syi'ah memakai 4 kitab sebagai sumber hadist yaitu:
 1- Al Kafi, 
2- Man La Yahdhuruhul Faqih, 
3-At Tahdzib, 
4-Al Istibshar.

Sedangkan Sunni  ( baca Ahlu sunnah) memiliki 9 kitab rujukan yaitu: 
1-Sahih Bukhari, 
2-Sahih Muslim,  
3-Sunan  Nasa'i, 
4-Sunan Tirmidzi, 
5-Sunan Abu Daud, 
6-Sunan Ibnu Majah, 
7-Muwatha Malik, 
8-Musnad Ahmad, dan 
9-Sunan Darimi.

Seperti halnya Sunni yang meyakini Bukhari dan Muslim saja yang seluruh hadistnya dianggap sahih, sedang pada kitab lain ada sebagian hadist yang tidak dianggap sahih, Syi'ah sendiri memiliki Al Kafi sebagai pegangan utama, tetapi justru kebanyakan hadist didalamnya dhoif, dan anehnya Syi'ah sendiri mengiyakan alias mengakuinya.

Dalam kitab tersebut dari 16119 hadist yang dianggap dhoif berjumlah 9845 hadist (61.07%).
Dari 4 kitab yang terdiri dari kurang lebih 44ribu hadist, hanya ada  644  hadist yang berasal dari nabi Muhammad  saw (1.46%). Dalam Al Kafi sendiri  dari 16119 riwayat hanya ada 92 riwayat dari Nabi (0.57%), sedangkan riwayat dari Ja'far as Shadiq ada 9219 riwayat .  Hilangkah peran nabi? Ini masalah keyakinan mereka bahwa para Imam itu bersifat maksum sebagaimana kemaksuman para Nabi.


Katanya pecinta ahlul bait tapi ternyata riwayat dari nabi hanya sedikit.

Sedangkan dalam kitab Ahlus sunnah kita bisa menemukan puluhan ribu hadist dari nabi Muhammad saw.

Dalam kitab Syi'ah riwayat Ali bin Abu Tholib ada 690, Hasan bin Ali bin Abu tholib 21 riwayat, tidak ada riwayat Fatimah Az zahra, Husein bin Ali bin Abu Tholib ada 7 riwayat.

Kini kita lihat pada kitab Sunni, riwayat Ali bin Abu Tholib ada 1583, riwayat Hasan ada 35, riwayat Fatimah ada 11, Riwayat Husein ada 43, begitu juga riwayat tentang Ali zainal Abidin ( cucu Ali bin Abu Tholib ) Muhammad al Baqir, dan Ja'far As Shadiq. Ternyata dalam kitab sunni justru lebih banyak riwayat Ahlul Bait dibanding dari riwayat Abu Bakar, Umar, ataupun Ustman.


Berikut saya tuliskan beberapa Aqidah syi'ah yang jauh dari islam main stream:

1. Mereka mengatakan  Allah bersifat Al  Bada'  artinya Allah baru mengetahui apa-apa yang
sudah terjadi.

2. Meyakini adanya perubahan dalam Al Qur'an. Mereka meyakini ketiga khalifah Abu bakar, Umar,dan Ustman telah mengadakan penambahan dan pembuangan ayat Al Qur'an. Salah satu yang di buang menurut mereka adalah yang dinamakan ayat Wilayah, terdiri dari 7 ayat.
Berikut kami tuliskan ayat yang ketujuh " Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan Alitermasuk orang-orang yang menjadi saksi."

3. Mereka mengatakan Al Qur'an yang dipakai umat muslim sejak zaman Sahabat hingga
sekarang sudah tidak asli lagi, kecuali Al Qur'an mereka yang berjumlah kurang lebih 17000
ayat, tiga kali lebih banyak, yang dinamakan mushaf Fatimah. Apakah ini masuk akal ? Bukankah
Allah berfirman dalam Al Hijr :9 yang artinya :

" Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an dan sesungguhnya Kami-lah yang benar-benar memeliharanya/menjaganya "

Apakah mungkin penjagaan Allah terhadap Al Qur'an mengalami kecolongan, sehingga terjadi pengurangan seperti kata Syi'ah.

4. Menuhankan manusia. Mereka bersikap berlebih-lebihan terhadap imam mereka, atau
mungkin imam mereka yang membuat begitu. Lihatlah yang dikatakan Khomeini pemimpin
besar agama Syi'ah dalam kitabnya Al Hukuumatu al Islamiyyah:

" Dan sesungguhnya yang terpenting dari madzab kami, sesungguhnya imam-imam kami memiliki kedudukan ( maqam) yang tidak bisa dicapai oleh seorangpun malaikat yang muqarab/ dekat dan tidak oleh seorang pun nabi yang pernah diutus " Inilah penghinaan terbesar khomeini terhadap malaikat dan nabi , termasuk nabi Muhammad saw. Merekapun meriwayatkan dengan dusta atas nama Ali bin Abu Tholib " Dan akulah yang menhidupkan dan mematikan " ( Syi'ah wa tahrifu al qur'an hal 17) mereka menuhankan imam-imam mereka hingga berani membuat riwayat-riwayat palsu.

5. Aqidah Raj'ah (reinkarnasi), yaitu keyakinan akan hidup lagi di dunia orang-orang yang sudah meninggal.
Termasuk para imam mereka, Rosulullah dan juga musuh-musuh mereka yaitu 3 khalifah yang pertama. Dan musuh-musuh akan diadili didepan nabi karena telah mengdzolimi ahlul bait. Peristiwa ini terjadi ketika bangkitnya Imam Mahdi dari tidur panjangnya yang konon sekarang sudah seribu tahun tidur.

6. Mengkafirkan sebagian besar sahabat Rosul, termasuk melaknat Aisyah istri nabi, Aisyah difitnah berzina, dan Allah telah mensucikan kembali dari fitnah, tetapi Syi'ah tetap melaknat Aisyah bahkan mereka memiliki suatu acara khusus yang disebut acara melaknat Aisyah.(lihat: http://www.youtube.com/watch?v=7IUtlo-OKF0).

7. Taqiyyah, yaitu kewajiban berdusta untuk menjaga rahasia dari orang yang berbeda. Sehingga terkadang oleh penganut syi'ah sendiri sulit memahami hakekat syi'ah.

8. Rukun islam yang tidak mencantumkan syahadat. Apakah ini berarti masuk islam tidak
memerlukan sahadat ?

9. Rukun iman yang tidak menyebutkan malaikat, Rosul, dan takdir tetapi terdiri dari 5 yang
isinya:

1-Tauhid
2-Al- Adl ( keadilan Allah) , 
3- Kenabian
4- Imamah ( pemimmpin/ imam) dan 
5- Hari kebangkitan atau pembalasan.

10. Nikah Mut'ah, atau kawin kontrak .  Padahal hal ini sudah diharamkan oleh nabi, karena
tidak bebeda jauh dengan pelacuran. Tetapi justru Syi'ah membolehkan nikah mut'ah meski
dengan seribu wanita sekalipun. Na'udzu billah mindzalik.

FAHAM WAHDATUL WUJUD

Salah satu sumber menyebutkan diantara penganut syi'ah ada yang menganut paham" Wahdatul Wujud ", yaitu bersatunya makhluk dan Tuhan nya. Paham ini di masyhurkan oleh Al Halaj, yang kemudian di hukum mati karena pahamnya. Di indonesia dikenal Syeh Siti Jenar, yang terkenal dengan paham Manunggaling kawulo gusti ( wahdatul wujud), Syeh Siti Jenar pun dihukum mati. Bahkan kerajaan-kerajaan islam yang pertama di Nusantara, diperkirakan  bemadzab syi'ah, yaitu kesultanan Daya pasai, sekitar abad 11 -12 M.

Demikian juga dengan beberapa daerah di pulau jawa telah dipenuhi madzab syi'ah pada masa itu, tercatat  kesultanan Leren bermadzab syiah. Hingga sekitar abad 11-12 M Nusantara dipenuhi dengan ajaran syi'ah, yang sampai sekarang masih terlihat bekas-bekas peninggalan ajaranya, seperti gelar, paku, Qutub, kemudian adanya istilah Ratu Adil.

Kabarnya juga permainan kuda lumping adalah melambangkan kepandaian berkuda Husein ketika berperang di karbala, Iraq. Juga primbon jawa juga diyakini sebagai peninggalan syi'ah. Jadi syi'ah telah berpengaruh banyak dalam kehidupan islam di Indonesia terutama Jawa. Hingga bisa jadi adanya sejarah Islam sebagian berasal dari peninggalan Syi'ah. Jadi wajar Muawiyah begitu di benci dan dituduh kafir hanya karena memerangi Ali bin Abu Tholib, padahal Ali sendiri tidak mengkafirkan Muawiyah. Muawiyah bukan tidak menyutujui Ali menjadi khalifah tetapi meminta dan menuntut penyelidikan atas pembunuhan Ustman bin Affan, tetapi Ali menolak sehingga membuat Muawiyah menyangka Ali dan pendukungnya lah yang nmembunuh Ustman dan Perang ini sebagai balas dendam.  Ini permasalahan  politik dalam islam bukan perbedaan aqidah yang dapat menyebabkan kafir atau tidak. Juga permasalahan pembantaian Husein di karbala yang konon di bantai dengan membabi buta, dan  tak kenal ampun baik istri maupun anak-anaknya. Kisah ini juga tidak masuk akal, meski salah, apa mungkin seseorang dengan tega membantai dengan kejam keluarga Rosul.

   Demikian seputar pengenalan tentang syi'ah,  perlu diketahui ini hanya secara garis besar karena kalau dirinci dan dengan bukti-bukti yang lengkap bisa jadi ada 3 buku tebal yang harus ditulis bisa jadi juga lebih. Dari data di atas Syi'ah memang terbukti menyeleweng  dari mayoritas umat islam, dan penyelewengan itu benar-benar  merupakan penipuan  yang disengaja sehingga bisa dikatakan syi'ah telah sesat.

Tulisan ini ditranskrip, diterjemahkan dan diringkas dari sebuah ceramah ilmiah dalam suatu kaset yang berjudul “Waqafat Ma’a Du’at at-Taqrib” (Beberapa renungan beserta para da’i penyeru persatuan antara Ahlusunnah dengan Syi’ah) yang disampaikan oleh Syaikh Abdullah as-Salafy. Kaset ini bukan hanya membawakan fakta dari perkataan-perkataan ulama klasik Syi’ah saja, tapi juga membawakan fakta dari perkataan-perkataan ulama kontemporer mereka yang suaranya sempat terekam dalam kaset, dan jatuh ke tangan Ahlusunnah(*). Kami ucapkan kepada para pembaca yang budiman, Selamat menikmati!

(*) Perkataan-perkataan ulama klasik mereka kami sebutkan dengan referensinya beserta nomor jilid dan halamannya. Bagi yang menginginkan bukti otentik fakta-fakta tersebut bisa merujuk ke kitab Ulama asy-Syi’ah Yaqulun, Watsaiq Mushawwarah Min Kutub asy-Syi’ah, yang diterbitkan oleh Markaz Ihya Turots Alul Bait. Adapun perkataan-perkataan ulama kontemporer mereka jika terdapat dalam suatu  kaset, maka kami sebutkan dengan kata-kata, “Dengarlah perkataan fulan…” Suara asli mereka bisa didengarkan dalam kaset Waqafat Ma’a Du’at at-Taqrib.

FAKTA PERTAMA: Syi’ah bercerita tentang keyakinan mereka mengenai Ahlul Bait (keluarga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam).

Menurut keyakinan mereka Ahlul bait adalah: keluarga Ali, ‘Aqil, Ja’far dan Abbas, tidak termasuk Aisyah- istri Nabi. Tidak diragukan lagi (menurut Ahlus Sunnah) bahwa istri-istri nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam termasuk ahlul bait karena Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلاً مَعْرُوفاً. وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيراً

“Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kalian tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik, dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah yang dahulu dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. Al Ahzab: 32-33)

Ayat ini merupakan dalil yang sangat jelas bahwa istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam termasuk ahlul bait (keluarga) nya.

Ahlusunnah mencintai dan mengasihi ahlul bait, mencintai dan mengasihi para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akan tetapi mereka (Ahlusunnah) juga meyakini bahwa tidak ada yang ma’shum melainkan hanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di antara keyakinan mereka juga: wahyu telah terputus dengan wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak ada yang mengetahui hal yang gaib kecuali hanya Allah subhanahu wa ta’ala, dan tidak seorang pun dari para manusia yang telah mati bangkit kembali sebelum hari kiamat. Jadi, kita Ahlusunnah menjunjung tinggi keutamaan ahlul bait dan selalu mendoakan mereka agar senantiasa mendapatkan rahmat Allah subhanahu wa ta’ala, tidak lupa kita juga berlepas diri dari musuh-musuh mereka.

Di pihak lain, orang-orang Rafidhah selain berlebih-lebihan dalam mengagung-agungkan imam-imam mereka dengan mengatakan bahwasanya mereka itu ma’shum dan lebih utama dari para nabi dan para rasul, mereka juga melekatkan sifat-sifat tuhan di dalam diri para imam, hingga mengeluarkan mereka dari batas-batas kemakhlukan! Tidak diragukan lagi bahwa ini merupakan sikap ghuluw (berlebih-lebihan) yang paling besar, paling jelek, paling rusak dan paling kufur.

(Rafidhah adalah salah satu julukan kelompok Syi’ah. Julukan ini disebutkan oleh ulama kontemporer mereka Al Majlisy dalam kitabnya Bihar al-Anwar hal 68, 96 dan 97. Kata-kata Rafidhah berasal dari fi’il rafadha yang berarti menolak. Adapun asal muasal mengapa mereka digelari Rafidhah, ada berbagai versi. Antara lain:

1. Karena mereka menolak kekhilafahan Abu Bakar dan Umar.
2. Versi lain mengatakan karena mereka menolak agama Islam. (lihat Maqalat al-Islamiyin, karya Abu al-Hasan al-Asy’ary jilid I, hal 89).

Di antara sikap ekstrem mereka, klaim mereka bahwa para imam mengetahui hal-hal yang gaib, dan mereka mengetahui segala yang ada di langit dan di bumi, tidak terkecuali. Mereka mengetahui apa-apa yang ada dalam hati, apa-apa yang ada dalam tulang belakang kaum pria dan apa-apa yang ada dalam rahim kaum wanita. Mereka juga mengetahui apa yang telah lalu dan yang akan datang hingga hari kiamat.

Al Kulainy dalam kitabnya al-Kaafi -yang mana ini merupakan kitab yang paling shahih menurut Rafidhah-, dia telah mengkhususkan di dalamnya bab-bab yang menguatkan sikap ekstrem tersebut. Contohnya: di jilid I, hal 261, dia berkata, “Bab bahwasanya para imam mengetahui apa yang telah lalu dan apa yang akan datang, serta bahwasanya tidak ada sesuatu apapun yang tersembunyi dari pengetahuan mereka.” Dia juga telah meriwayatkan dalam halaman yang sama dari sebagian sahabat-sahabatnya bahwa mereka mendengar Abu Abdillah ‘alaihis salam (yang dia maksud adalah Ja’far ash-Shadiq) berkata, “Sesungguhnya aku mengetahui apa-apa yang ada di langit dan di bumi, aku mengetahui apa-apa yang ada di dalam surya dan aku mengetahui apa yang telah lalu serta yang akan datang.”

Dia juga berkata dalam jilid I, hal 258, “Bab bahwasanya para imam mengetahui kapan mereka akan mati dan mereka tidak akan mati kecuali dengan kemauan mereka sendiri.”

Di antara bukti-bukti sikap ekstrem orang-orang Syi’ah, klaim mereka para imam memiliki kekuasaan untuk mengatur alam semesta ini semau mereka; mereka bisa menghidupkan orang yang telah mati, juga menyembuhkan orang yang buta, orang yang terkena kusta, kemudian dunia akhirat milik para imam, mereka berikan kepada siapa saja sesuai dengan kehendak mereka.

Al-Kulainy di jilid I, hal 470 meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Bashir bahwa ia bertanya kepada Abu Ja’far ‘alaihis salam, “Apakah kalian pewaris nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?” Dia menjawab, “Benar!” Lantas aku bertanya lagi, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pewaris para nabi mengetahui apa yang mereka ketahui?” “Benar!”, jawabnya. Aku kembali bertanya, “Mampukah kalian menghidupkan orang yang sudah mati dan menyembuhkan orang yang buta dan orang yang terkena penyakit kusta?” “Ya, dengan izin Allah”, sahutnya.”

Husain bin Abdul Wahab dalam kitabnya ‘Uyun al-Mu’jizat hal 28 bercerita bahwasanya, Ali pernah berkata kepada sesosok mayat yang tidak diketahui pembunuhnya, “Berdirilah -dengan izin Allah- wahai Mudrik bin Handzalah bin Ghassan bin Buhairah bin ‘Amr bin al-Fadhl bin Hubab! Sesungguhnya Allah dengan izin-Nya telah menghidupkanmu dengan kedua tanganku!” Maka berkatalah Abu Ja’far Maytsam, Sesosok tubuh itu bangkit dalam keadaan memiliki sifat-sifat yang lebih sempurna dari matahari dan bulan, sembari berkata, “Aku dengar panggilanmu wahai yang menghidupkan tulang, wahai hujjah Allah di kalangan umat manusia, wahai satu-satunya yang memberikan kebaikan dan kenikmatan. Aku dengar panggilanmu wahai Ali, wahai Yang Maha Mengetahui.” Maka berkatalah Amirul-mu’minin, “Siapakah yang telah membunuhmu?” Lantas orang tersebut memberitahukan pembunuhnya.

Berkata al-Kasany dalam kitabnya ‘Ilm al-Yaqin fi Ma’rifati Ushul ad-Din jilid II, hal 597, “Semua makhluk diciptakan untuk mereka (para imam), dari mereka, karena mereka, dengan mereka dan akan kembali kepada mereka. Karena -tanpa diragukan lagi- Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan dunia dan akhirat hanya untuk mereka. Dunia dan akhirat untuk mereka dan milik mereka. Para manusia adalah budak-budak mereka!”

Dengarlah salah seorang syaikh mereka Baqir al-faly yang mengatakan bahwasanya Nabiyullah Isa ‘alaihis salam mendapatkan kehormatan untuk menjadi budak Ali rodhiallahu ‘anhu, “Wahai para manusia, beberapa hari yang lalu telah dirayakan hari kelahiran Isa al-Masih, yang telah mendapatkan kehormatan untuk menjadi budak Ali bin Abi Thalib!”

Berkata Imam mereka Ayatullah al-Khomeini di dalam kitabnya Al-Hukumah al- Islamiyah hal 52, “Sesungguhnya para Imam memiliki kedudukan terpuji, derajat yang tinggi dan kekuasaan terhadap alam semesta, di mana seluruh bagian alam ini tunduk terhadap kekuasaan dan pengawasan mereka.”

Sulaim bin Qois dalam kitabnya hal 245 dengan ‘gagahnya’ berdusta dengan perkataannya, Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata kepada Ali, “Wahai Ali, sesungguhnya engkau adalah ilmu pengetahuan Allah yang paling agung sesudahku, engkau adalah tempat bersandar yang paling besar di hari kiamat. Barang siapa bernaung di bawah bayanganmu niscaya akan meraih kemenangan. Karena hisab (penghitungan amal) para makhluk berada di tanganmu, tempat kembali mereka adalah kepadamu. Mizan (timbangan amalan), shirath (jalan yang mengantarkan para hamba ke surga), dan al-mauqif (tempat berkumpulnya semua makhluk di hari akhir) semua itu adalah milikmu. Maka barang siapa yang bersandar kepadamu, niscaya akan selamat dan barang siapa yang menyelisihimu niscaya akan celaka dan binasa! Ya Allah, saksikanlah 3x!”

Na’udzubillah…

Dengarlah Basim al-Karbalaiy menghasung dan mendorong orang-orang Rafidhah untuk pergi ke kuburan Ali radhiallahu ‘anhu dan meminta kesembuhan darinya, berihram dan thawaf di sekitar kuburannya, “Wahai yang berada di bawah kubah putih di kota Najaf! Wahai Ali! Barang siapa yang berziarah ke kuburanmu dan meminta kesembuhan darimu niscaya dia akan sembuh!”

Di dalam kitab Wasail ad-Darojat karangan ash-Shaffar (hal 84), Abu Abdillah berkata: Konon Amirul Mu’minin pernah berkata, “Aku adalah ilmu Allah, aku adalah hati Allah yang sadar, aku adalah mulut Allah yang berbicara, aku adalah mata Allah yang melihat, aku adalah pinggang Allah, aku adalah tangan Allah.”

Na’uzubillah dari ghuluw ini!

Dengarlah Muhsin al-Khuwailidy dalam khotbah kufurnya di mana dia melekatkan kepada Ali sifat-sifat rububiyah Allah, “Dan di antara khutbah-khutbahnya shallallahu ‘alaihi wa sallam: Aku mempunyai semua kunci hal-hal yang gaib, tidak ada yang mengetahuinya sesudah Rasulullah kecuali aku. Aku-lah penguasa hisab, aku pemilik sirath dan mauqif, aku pembagi (distributor) surga dan neraka dengan perintah Robb-ku. Akulah yang menumbuhkan dedaunan dan mematangkan buah-buahan. Akulah yang memancarkan mata air dan mengalirkan sungai-sungai. Akulah yang menyimpan ilmu, akulah yang meniupkan tiupan pertama yang mengguncangkan alam, akulah sang petir, akulah shaihah. Aku adalah Al Quran yang tidak ada keraguan di dalamnya. Akulah asma al-husna yang para hamba diperintahkan untuk berdoa dengannya. Akulah yang memiliki sangkakala dan yang membangkitkan manusia dari dalam kubur. Akulah penguasa hari kebangkitan. Akulah yang menyelamatkan Nuh, yang menyembuhkan Ayub. Akulah yang menegakkan langit dengan perintah Tuhanku. Akulah si pemegang keputusan yang tidak dapat diubah, hisab para makhluk berada di tanganku. Para makhluk menyerahkan urusannya kepadaku. Akulah yang mengokohkan gunung-gunung yang menjulang tinggi, yang memancarkan mata air, dan yang menciptakan alam semesta. Akulah yang membangkitkan para mayat, yang menurunkan kuburan. Akulah yang memberi cahaya matahari, bulan dan bintang. Akulah yang membangkitkan hari kiamat, yang mengetahui hal yang telah lalu dan yang akan datang. Akulah yang membinasakan para raja lalim terdahulu dan yang melenyapkan negeri-negeri. Akulah yang menciptakan gempa, yang membuat gerhana matahari dan bulan. Aku pula yang menghancurkan fir’aun-fir’aun dengan pedangku ini. Akulah yang ditugasi Allah untuk melindungi orang-orang lemah dan Allah perintahkan mereka taat kepadaku.”

Dalam kitab Kasyf al-Yaqin Fi Fadhail Amir al-Mu’minin karya Hasan bin Yusuf bin al- Muthahhir al-Hilly (hal 8) disebutkan, Akhthab Khawarizm meriwayatkan dari Abdulloh bin Mas’ud bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Tatkala Allah ciptakan Adam dan Dia tiupkan ruh-Nya ke dalamnya, Adam bersin lantas mengucapkan, “Alhamdulillah!” Maka Allah mewahyukan padanya, “Engkau telah memuji-Ku wahai hamba-Ku, demi kekuatan dan keagungan-Ku kalau bukan karena dua hamba yang akan Kutempatkan mereka di dunia, niscaya Aku tidak akan menciptakanmu wahai Adam!” Serta merta Adam bertanya, “Mereka berdua dari keturunanku?”, “Betul wahai Adam. Angkatlah kepalamu dan lihatlah!” Maka Adam mengangkat kepalanya, dan ternyata telah tertulis di atas ‘Arsy, “Tidak ada yang berhak disembah selain Allah, Muhammad nabi kasih sayang dan Ali penegak hujjah. Barang siapa yang mengetahui hak Ali maka dia akan suci dan bahagia, dan barang siapa yang taat kepadanya meskipun dia berbuat maksiat kepada-Ku akan Kumasukkan ke dalam surga. Aku bersumpah  demi kepekerkasaan-Ku; barang siapa yang tidak taat kepada Ali meskipun dia taat kepada-Ku, niscaya akan Kumasukkan ke dalam neraka!”

Lihatlah wahai para hamba Allah, bagaimana dia mengedepankan ketaatan kepada Ali di atas ketaatan kepada Allah!!!

Berkata Ni’matullah al-Jazairy dalam kitabnya al-Anwar an-Nu’maniyah (jilid I, hal 33): Pengarang buku Masyariq al-Anwar telah meriwayatkan dengan sanadnya kepada al-Mufadhal bin ‘Amr: Aku pernah bertanya kepada Abu Abdillah ‘alaihis salaam tentang perihal sang imam; bagaimana ia bisa tahu apa yang ada di penjuru bumi, padahal ia berada di rumah yang tertutup? Lantas ia menjawab, “Wahai Mufadhal, sesungguhnya Allah telah menciptakan di dalam diri mereka 5 ruh:

1. Ruh kehidupan, yang dengannya dia bisa memukul dan naik.
2. Ruh kekuatan, yang dengannya dia bisa bangkit.
3. Ruh syahwat, yang dengannya dia bisa makan dan minum.
4. Ruh keimanan, yang dengannya dia memerintahkan dan berbuat adil.
5. Ruh kudus, yang dengannya dia mengemban kenabian. Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, berpindahlah ruh kudus ke tubuh sang imam, maka dia tidak akan pernah lalai dan lengah. Dengan ruh itulah dia bisa melihat apapun yang ada di penjuru dunia. Tidak ada sesuatu pun di bumi dan di langit yang tersembunyi dari sang imam. Dia bisa mengetahui semua yang ada di langit semesta, sekecil dan selirih apapun dia. Barang siapa yang tidak memiliki sifat-sifat ini, maka dia bukanlah seorang imam!”

Na’udzubillah dari ghuluw ini!!

Berkata Ni’matullah al-Jazairy dalam kitabnya al-Anwar an-Nu’maniyah (jilid I, hal 30), Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Demi Allah, sesungguhnya aku bersama Ibrahim ketika dilemparkan ke dalam api dan akulah yang menjadikan api itu dingin serta menyelamatkan. Aku juga bersama Nuh di kapalnya lantas akulah yang menyelamatkan dia dari ketenggelaman. Aku juga bersama Musa, lantas aku ajarkan Taurat kepadanya. Aku jugalah yang menjadikan Isa berbicara saat dia masih dalam buaian, kemudian kuajarkan Injil padanya. Akulah yang bersama Yusuf di dalam sumur, lantas kuselamatkan dia dari tipu daya saudara-saudaranya. Dan aku bersama Sulaiman di atas permadani, kemudian aku hembuskan angin baginya.”

Lantas apa yang tersisa untuk Allah?! Na’udzubillah dari ghuluw ini!!

Ziarah Makam Husain Lebih Utama Dari Haji Ke Baitullah

Dalam kitab Wasail asy-Syiah karangan al-Hurr al-’Amily (jilid I, hal 371) dan di dalam kitab al-Mazar karangan al-Mufid (hal 58) disebutkan: Dari Yunus bin Dzobyan, berkata Abu Abdillah,

“Barang siapa yang ziarah ke makam Husain pada malam pertengahan bulan Sya’ban, malam Idul Fitri dan malam hari Arafah dalam satu tahun, niscaya Allah akan tuliskan baginya pahala 1000 ibadah haji yang mabrur, 1000 ibadah umrah yang diterima dan akan dikabulkan baginya 1000 doa yang berkenaan dengan kebutuhan-kebutuhan dia di dunia dan akhirat.”

Bahkan menurut orang-orang Rafidhah, para penziarah makam Husain itu lebih utama daripada orang-orang yang berada di padang Arafah. Dalam kitab Wasail asy-Syiah karangan al-Hurr al-’Amily (jilid X,hal 361) dan kitab Tahdzib al-Ahkam karya Abu Ja’far ath-Thusy (jilid VI, hal 42) disebutkan: Dari Ali bin Asbath, dari sebagian sahabat-sahabat kami, dari Abu Abdillah ‘alaihi salam bahwa dia ditanya, “Benarkah Allah mendahulukan ‘menengok’ para peziarah makam Ali bin Husain ‘alaihi salam sebelum ‘menengok’ orang-orang yang berada di padang Arafah?”, “Betul” jawabnya. Lantas dia kembali ditanya, “Bagaimana itu bisa terjadi?” Dia menjawab, “Karena di antara orang-orang yang berada di padang Arafah terdapat anak-anak hasil perzinaan, adapun para penziarah makam Husain seluruhnya suci tidak ada satupun anak hasil perzinaan.” (Bagaimana mungkin mereka menganggap semua orang Syi’ah suci dan bukan hasil perzinaan, padahal zina (baca: nikah mut’ah) sendiri mereka anggap merupakan salah satu ritual ibadah yang paling utama?!! (-pen).

Na’udzubillah!

Dalam kitab Tahdzib al-Ahkam karya Abu Ja’far ath-Thusy (jilid V, hal 372) disebutkan: Dari Zaid asy-Syahham, dari Abu Abdillah ‘alaihi salam berkata, “Barang siapa yang ziarah makam Abu Abdillah (Husain) ‘alaihis salam pada hari ‘Asyura sedang dia mengetahui hak-haknya, seakan-akan dia telah menziarahi Allah di ‘Arsy-Nya.”

II. Apa perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah ?

Banyak orang yang menyangka bahwa perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) dianggap sekedar dalam masalah khilafiyah Furu’iyah, seperti perbedaan antara NU dengan Muhammadiyah, antara Madzhab Safi’i dengan Madzhab Maliki.

Karenanya dengan adanya ribut-ribut masalah Sunni dengan Syiah, mereka berpendapat agar perbedaan pendapat tersebut tidak perlu dibesar-besarkan. Selanjutnya mereka berharap, apabila antara NU dengan Muhammadiyah sekarang bisa diadakan pendekatan-pendekatan demi Ukhuwah Islamiyah, lalu mengapa antara Syiah dan Sunni tidak dilakukan ?

Oleh karena itu, disaat Muslimin bangun melawan serangan Syiah, mereka menjadi penonton dan tidak ikut berkiprah.

Apa yang mereka harapkan tersebut, tidak lain dikarenakan minimnya pengetahuan mereka mengenai aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). Sehingga apa yang mereka sampaikan hanya terbatas pada apa yang mereka ketahui.

Semua itu dikarenakan kurangnya informasi pada mereka, akan hakikat ajaran Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). Disamping kebiasaan berkomentar, sebelum memahami persoalan yang sebenarnya.

Sedangkan apa yang mereka kuasai, hanya bersumber dari tokoh-tokoh Syiah yang sering berkata bahwa perbedaan Sunni dengan Syiah seperti perbedaan antara Madzhab Maliki dengan Madzahab Syafi’i.

Padahal perbedaan antara Madzhab Maliki dengan Madzhab Syafi’i, hanya dalam masalah Furu’iyah saja. Sedang perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah), maka perbedaan-perbedaannya disamping dalam Furuu’ juga dalam Ushuul.

Rukun Iman mereka berbeda dengan rukun Iman kita, rukun Islamnya juga berbeda, begitu pula kitab-kitab hadistnya juga berbeda, bahkan sesuai pengakuan sebagian besar ulama-ulama Syiah, bahwa Al-Qur'an mereka juga berbeda dengan Al-Qur'an kita (Ahlussunnah).

Apabila ada dari ulama mereka yang pura-pura (taqiyah) mengatakan bahwa Al-Qur'annya sama, maka dalam menafsirkan ayat-ayatnya sangat berbeda dan berlainan.

Sehingga tepatlah apabila ulama-ulama Ahlussunnah Waljamaah mengatakan : Bahwa Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) adalah satu agama tersendiri.

Melihat pentingnya persoalan tersebut, maka di bawah ini kami nukilkan sebagian dari perbedaan antara aqidah Ahlussunnah Waljamaah dengan aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah).

1. Ahlussunnah : Rukun Islam kita ada 5 (lima)

a) Syahadatain
b) As-Sholah
c) As-Shoum
d) Az-Zakah
e) Al-Haj

Syiah : Rukun Islam Syiah juga ada 5 (lima) tapi berbeda:

a) As-Sholah
b) As-Shoum
c) Az-Zakah
d) Al-Haj
e) Al wilayah

2. Ahlussunnah : Rukun Iman ada 6 (enam) :

a) Iman kepada Allah
b) Iman kepada Malaikat-malaikat Nya
c) Iman kepada Kitab-kitab Nya
d) Iman kepada Rasul Nya
e) Iman kepada Yaumil Akhir / hari kiamat
f) Iman kepada Qadar, baik-buruknya dari Allah.

Syiah : Rukun Iman Syiah ada 5 (lima)*

a) At-Tauhid
b) An Nubuwwah
c) Al Imamah
d) Al Adlu
e) Al Ma’ad

3. Ahlussunnah : Dua kalimat syahadat

Syiah : Tiga kalimat syahadat, disamping Asyhadu an Laailaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, masih ditambah dengan menyebut dua belas imam-imam mereka.

4. Ahlussunnah : Percaya kepada imam-imam tidak termasuk rukun iman. Adapun jumlah imam-imam Ahlussunnah tidak terbatas. Selalu timbul imam-imam, sampai hari kiamat. Menurut mereka, Imam yang jumlahnya 12 bersifat ma'shum, tidak mungkin berbuat dosa.
Karenanya membatasi imam-imam hanya dua belas (12) atau jumlah tertentu, tidak dibenarkan.

Syiah : Percaya kepada dua belas imam-imam mereka, termasuk rukun iman. Karenanya orang-orang yang tidak beriman kepada dua belas imam-imam mereka (seperti orang-orang Sunni), maka menurut ajaran Syiah dianggap kafir dan akan masuk neraka.

5. Ahlussunnah : Khulafaurrosyidin yang diakui (sah) adalah :
a) Abu Bakar
b) Umar
c) Utsman
d) Ali Radhiallahu anhu

Syiah : Ketiga Khalifah (Abu Bakar, Umar, Utsman) tidak diakui oleh Syiah. Karena dianggap telah merampas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib (padahal Imam Ali sendiri membai'at dan mengakui kekhalifahan mereka).

6. Ahlussunnah : Khalifah (Imam) adalah manusia biasa, yang tidak mempunyai sifat Ma’shum.
Berarti mereka dapat berbuat salah/ dosa/ lupa. Karena sifat Ma’shum, hanya dimiliki oleh para Nabi.

Syiah : Para imam yang jumlahnya dua belas tersebut mempunyai sifat Ma'’hum, seperti para Nabi.

7. Ahlussunnah : Dilarang mencaci-maki para sahabat.

Syiah : Mencaci-maki para sahabat tidak apa-apa bahkan Syiah berkeyakinan, bahwa para sahabat setelah Rasulullah SAW wafat, mereka menjadi murtad dan tinggal beberapa orang saja. Alasannya karena para sahabat membai'at Sayyidina Abu Bakar sebagai Khalifah.


8. Ahlussunnah : Siti Aisyah istri Rasulullah sangat dihormati dan dicintai. Beliau adalah Ummul Mu’minin.

Syiah : Siti Aisyah dicaci-maki, difitnah, bahkan dikafirkan. Lihat Youtube berikut tentang acara mengutuk Aisyah: http://www.youtube.com/watch?v=7IUtlo-OKF0

9. Ahlussunnah : Kitab-kitab hadits yang dipakai sandaran dan rujukan Ahlussunnah adalah Kutubussittah :

a) Bukhari
b) Muslim
c) Abu Daud
d) Turmudzi
e) Ibnu Majah
f) An Nasa’i
(kitab-kitab tersebut beredar dimana-mana dan dibaca oleh kaum Muslimin sedunia).

Syiah : Kitab-kitab Syiah ada empat :
a) Al Kaafi
b) Al Istibshor
c) Man Laa Yah Dhuruhu Al Faqih
d) Att Tahdziib
(Kitab-kitab tersebut tidak beredar, sebab kebohongannya takut diketahui oleh pengikut-pengikut Syiah).  

10. Ahlussunnah : Al-Qur'an tetap orisinil

Syiah : Al-Qur'an yang ada sekarang ini menurut pengakuan ulama Syiah tidak orisinil. Sudah dirubah oleh para sahabat (dikurangi dan ditambah).

11. Ahlussunnah : Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul Nya.
Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak taat kepada Allah dan Rasul Nya.

Syiah : Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang cinta kepada Imam Ali, walaupun orang tersebut tidak taat kepada Rasulullah.
Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang memusuhi Imam Ali, walaupun orang tersebut taat kepada Rasulullah.

12. Ahlussunnah : Aqidah Raj’Ah (semacam reinkarnasi) tidak ada dalam ajaran Ahlussunnah. Raj’ah adalah besok diakhir zaman sebelum kiamat, manusia akan hidup kembali. Dimana saat itu Ahlul Bait akan balas dendam kepada musuh-musuhnya.

Syiah : Raj’ah adalah salah satu aqidah Syiah. Dimana diceritakan : bahwa nanti diakhir zaman, Imam Mahdi akan keluar dari persembunyiannya. Kemudian dia pergi ke Madinah untuk membangunkan Rasulullah, Imam Ali, Siti Fatimah serta Ahlul Bait yang lain.

Setelah mereka semuanya bai'at kepadanya, diapun selanjutnya membangunkan Abu Bakar, Umar, Aisyah. Kemudian ketiga orang tersebut disiksa dan disalib, sampai mati seterusnya diulang-ulang sampai ribuan kali. Sebagai balasan atas perbuatan jahat mereka kepada Ahlul Bait.
Keterangan : Orang Syiah mempunyai Imam Mahdi sendiri. Berlainan dengan Imam Mahdinya Ahlussunnah, yang akan membawa keadilan dan kedamaian.

13. Ahlussunnah : Mut’ah (kawin kontrak), sama dengan perbuatan zina dan hukumnya haram.

Syiah : Mut’ah sangat dianjurkan dan hukumnya halal. Halalnya Mut’ah ini dipakai oleh golongan Syiah untuk mempengaruhi para pemuda agar masuk Syiah. Padahal haramnya Mut’ah juga berlaku di zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib.

14. Ahlussunnah : Khamer/ arak tidak suci.

Syiah : Khamer/ arak suci.


15. Ahlussunnah : Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap tidak suci.


Syiah : Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap suci dan mensucikan.

16. Ahlussunnah : Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri hukumnya sunnah.

Syiah : Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri membatalkan shalat.
(jadi shalatnya bangsa Indonesia yang diajarkan Wali Songo oleh orang-orang Syiah dihukum tidak sah/ batal, sebab meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri).

17. Ahlussunnah : Mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah dalam shalat adalah sunnah.

Syiah : Mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah dalam shalat dianggap tidak sah/ batal shalatnya.
(Jadi shalatnya Muslimin di seluruh dunia dianggap tidak sah, karena mengucapkan Amin dalam shalatnya).

18. Ahlussunnah : Shalat jama’ diperbolehkan bagi orang yang bepergian dan bagi orang yang mempunyai udzur syar’i.

Syiah : Shalat jama’ diperbolehkan walaupun tanpa alasan apapun.

19. Ahlussunnah : Shalat Dhuha disunnahkan.

Syiah : Shalat Dhuha tidak dibenarkan.
(padahal semua Auliya’ dan salihin melakukan shalat Dhuha).

Demikian telah kami nukilkan perbedaan-perbedaan antara aqidah Ahlussunnah Waljamaah dan aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). Sengaja kami nukil sedikit saja, sebab apabila kami nukil seluruhnya, maka akan memenuhi halaman-halaman buku ini.

Harapan kami semoga pembaca dapat memahami benar-benar perbedaan-perbedaan tersebut. Selanjutnya pembaca yang mengambil keputusan (sikap).

Masihkah mereka akan dipertahankan sebagai Muslimin dan Mukminin ? (walaupun dengan Muslimin berbeda segalanya).

Sebenarnya yang terpenting dari keterangan-keterangan diatas adalah agar masyarakat memahami benar-benar, bahwa perbedaan yang ada antara Ahlussunnah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) itu, disamping dalam Furuu’ (cabang-cabang agama) juga dalam Ushuul (pokok/ dasar agama).

Apabila tokoh-tokoh Syiah sering mengaburkan perbedaan-perbedaan tersebut, serta memberikan keterangan yang tidak sebenarnya, maka hal tersebut dapat kita maklumi, sebab mereka itu sudah memahami benar-benar, bahwa Muslimin Indonesia tidak akan terpengaruh atau tertarik pada Syiah, terkecuali apabila disesatkan (ditipu).

Oleh karena itu, sebagian besar orang-orang yang masuk Syiah adalah orang-orang yang tersesat, yang tertipu oleh bujuk rayu tokoh-tokoh Syiah.

Akhirnya, setelah kami menyampaikan perbedaan-perbedaan antara Ahlussunnah dengan Syiah, maka dalam kesempatan ini kami menghimbau kepada Alim Ulama serta para tokoh masyarakat, untuk selalu memberikan penerangan kepada umat Islam mengenai kesesatan ajaran Syiah. Begitu pula untuk selalu menggalang persatuan sesama Ahlussunnah dalam menghadapi rongrongan yang datangnya dari golongan Syiah. Serta lebih waspada dalam memantau gerakan Syiah didaerahnya. Sehingga bahaya yang selalu mengancam persatuan dan kesatuan bangsa kita dapat teratasi.

20. IMAM MAHDI (Sang Ratu Adil).

Seperti yang telah disinggung, sebenarnya Mahdi ala Syi'ah hanyalah khurafat yang tiada nyatanya. Sehingga perbandingan di sini adalah perbandingan antara Mahdi nyata dan Mahdi fiktif yang diyakini Syi'ah.

1. Mahdi Ahlus Sunnah bernama Muhammad bin Abdillah sesuai dengan nama Nabi dan nasabnya. Sedangkan Mahdi Syi'ah namanya Muhammad bin Hasan Al-'Askari.

2.   Mahdi Ahlus Sunnah dari keturunan Al-Hasan bin 'Ali. Sedangkan Mahdi Syi'ah dari keturunan Al-Husain bin 'Ali.


3.   Mahdi Ahlus Sunnah kelahiran dan kehidupannya seperti layaknya manusia yang lain. Sedangkan Mahdi Syi'ah dikandung dan dilahirkan dalam waktu semalam, lalu masuk sirdab pada umur 9 tahun, sementara telah berlalu di dalamnya waktu sepanjang 1.150 tahun lebih.

4. Mahdi Ahlus Sunnah muncul untuk menolong muslimin secara umum, tanpa membedakan jenis mereka. Sedangkan Mahdi Syi'ah hanya untuk Syi'ah Rafidhah, bahkan sangat benci kepada bangsa Arab, terlebih Quraisy.


5.  Mahdi Ahlus Sunnah mencintai para sahabat dan ibu-ibu kaum mukminin (istri-istri Nabi n). Sementara Mahdi Syi'ah sangat membenci mereka, bahkan menyiksa mereka setelah mengeluarkan mereka dari kubur mereka.

6.  Mahdi Ahlus Sunnah mengamalkan Sunnah Nabi dan memberantas bid'ah.Sementara Mahdi Syi'ah mengajak kepada agama baru dan kitab yang baru.

7. Mahdi Ahlus Sunnah memakmurkan masjid. Sementara Mahdi Syi'ah menghancurkan masjid. Ia menghancurkan Masjidil Haram Ka'bah, masjid Nabawi, dan seluruh masjid.

8.  Mahdi Ahlus Sunnah berhukum dengan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Sedangkan Mahdi Syi'ah berhukum dengan hukum keluarga Dawud.


9.  Mahdi Ahlus Sunnah muncul dari negeri timur. Sementara Mahdi Syi'ah muncul dari sirdab Samarra `.

1.  Mahdi Ahlus Sunnah benar-benar ada, seperti terdapat dalam hadits dan penjelasan ulama. Sementara Mahdi Syi'ah adalah khayalan dan tidak akan muncul sampai kapan pun. (Diringkas dari kitab Badzlul Majhud karya Asy-Syaikh Abdullah Al-Jumaili, 1/255-257).

1. Mahdi Ahlus Sunnah datang membawa keadilan. Sementara Mahdi Syi'ah datang membawa malapetaka dan kehancuran.

(Ditulis oleh: Al-Ustadz Qomar, ZA dengan tambahan berbagai sumber OLEH ADMIN ALKHAIRIYYAH)

(Tag: Tauhid)





1 komentar:

  1. Terimakasih artikelnya, sangat bermanfaat..
    Gerakan syiah di indonesia sangat berbahaya,,sepertinya Masyarakat harus terus menerus diiberi pemahaman tentang Aliran Syiah, agar tidak terjebak dalam pemahaman syiah,,atau mungkin sekedar membenarkan ajaran atau kelompok syiah,
    Cukuplah Suriah sebagai pelajaran bagi umat Islam ,,bagaimana kekejaman rezim Syiah Bashar Assad terhadap Sunni yang sangat diluar batas perikemanusiaan,,bahkan kalau saya lihat fakta yang ada disuriah.. Syiah lebih KEJAM dari yahudi & nasrani,,penyiksaan yang mereka lakukan diluar batas perikemanusiaan..
    Mudah2an kita senantiasa dilindungi oleh Allah SWT dari akidah2 yang sesat & menyesatkan..Amin,


    BalasHapus