MA'HAD ISLAM TERPADU AL- KHAIRIYYAH, SEKOLAH DAN PONDOK PESANTREN.....................DENGAN MOTTO: BERILMU AMALIYAH - BERAMAL ILMIYAH - MENJAGA UKHUWWAH ...........................YAYASAN MIT ALKHAIRIYYAH KARAWANG MENERIMA SEGALA BENTUK DONASI YANG HALAL DAN TIDAK MENGIKAT; MELALUI BANK JABAR . No. Rekening : 0014732411100 atas nama : Pondok Pesantren Al-Khairiyyah Karawang...........................Facebook: khaeruddin khasbullah.....

SEPUTAR AL-KHAIRIYYAH (facebook:: https://www.facebook.com/khaeruddin.khasbullah)

Senin, 27 Januari 2014

KHUSNUL KHOTIMAH KIYAI SAHAL MAHFUDZ. AMIN.

Inilah Kesaksian "Merinding" Dokter yang Menunggui Kiai Sahal Menjelang Wafat

Diposkan oleh Admin BeDa pada Senin, 27 Januari 2014 | 14.51 WIB

KH Sahal Mahfudz
Ada kejadian menyentuh hati saat Rais Aam PBNU KH MA Sahal Mahfudh menghadapi sakaratul maut pada Kamis (23/1) hingga ajal menjemput pada Jumat dini hari (24/1/2014).

Dokter H Imron Rosyidi yang menungguinya mengaku baru kali ini merasa takut menunggui orang yang hendak meninggal. Ia bahkan sampai merinding dan bulu kuduknya berdiri. 

“Baru kali ini saya takut ketika menunggui orang yang mau meninggal. Bukan apa-apa, bacaan beliau yang jelas itulah yang membuat bulu kuduk saya berdiri. Terus terang, kalau ingat pengalaman tadi malam masih suka merinding,” ujar Imron berkaca-kaca.

Seperti dilansir NU Online, dalam keadaan mata terpejam, Mbah Sahal tiada henti melafalkan aneka macam doa, tahlil, hingga surat-surat pendek. Dari Kamis malam hingga Jum'at dini hari. Meski terdengar berat, bacaan ulama kharismatik ini terdengar jelas dan terang. 

Kiai Sahal lahir pada17 Desember 1937. Kiai yang sejak muda telah mengasuh Pondok Pesantren Mathali'/ Maslakul Huda, Kajen, Pati (kunjungi:http://pekajenan.blogspot.com/2010/07/maslakul-huda-kajen.html) ini merupakan salah satu tokoh NU berpengaruh, kerap terlibat dalam penyusunan dan penetapan penerapan hukum Islam baik klasik maupun kontemporer.

Berikut ini daftar karya tulis Kiai Sahal:

Buku (kumpulan makalah yang diterbitkan): 

1. Thariqatal-Hushul ila Ghayahal-Ushul, (Surabaya: Diantarna, 2000)
2. Pesantren Mencari Makna, (Jakarta: Pustaka Ciganjur, 1999) 
3. Al-Bayan al-Mulamma' 'an Alfdz al-Lumd", (Semarang: Thoha Putra, 1999) Telaah Fikih Sosial
4. Dialog dengan KH. MA. Sahal Mahfudh, (Semarang: Suara Merdeka, 1997) Nuansa Fiqh Sosial (Yogyakarta: LKiS, 1994) 
5. Ensiklopedi Ijma' (terjemahan bersama KH. Mustofa Bisri dari kitab Mausu'ah al-Ij ma'). (Jakarta; Pustaka Firdaus, 1987). 
6. Al-Tsamarah al-Hajainiyah, I960 (Nurussalam, t.t) 
7. Luma' al-Hikmah ila Musalsalat al-Muhimmat, (Diktat Pesantren Maslakul Huda, Pati). 
8. Al-Faraid al-Ajibah, 1959 (Diktat Pesantren Maslakul Huda, Pati)

Risalah dan Makalah (tidak diterbitkan):

1. Tipologi Sumber Day a Manusia Jepara dalam Menghadapi AFTA 2003 (Workshop KKNINISNU Jepara, 29 Pebruari 2003). 
2. Strategi dan Pengembangan SDM bagi Institusi Non-Pemerintah, (Lokakarya Lakpesdam NU, Bogor, 18 April 2000). 
3. Mengubah Pemahaman atas Masyarakat: Meletakkan Paradigma Kebangsaan dalam Perspektif Sosial (Silarurahmi Pemda II Ulama dan Tokoh Masyarakat Purwodadi, 18 Maret 2000). 
4. Pokok-Pokok Pikiran tentang Militer dan Agama (Halaqah Nasional PB NU dan P3M, Malang, 18 April 2000) 
5. Prospek Sarjana Muslim Abad XXI, (Stadium General STAI al-Falah Assuniyah, Jember, 12 September 1998) 
6. Keluarga Maslahah dan Kehidupan Modern, (Seminar Sehari LKKNU, Evaluasi Kemitraan NU-BKKBN, Jakarta, 3 Juni 1998) 
7. Pendidikan Agama dan Pengaruhnya terhadap Penghayatan dan Pengamalan Budi Pekerti, (Sarasehan Peningkatan Moral Warga Negara Berdasarkan Pancasila BP7 Propinsi Jawa Tengah, 19 Juni 1997) 
8. Metode Pembinaan Aliran Sempalan dalam Islam, (Semarang, 11 Desember 1996) 
9. Perpustakaan dan Peningkatan SDM Menurut Visi Islam, (Seminar LP Ma'arif, Jepara, 14 Juli 1996)
10. Arah Pengembangan Ekonomi dalam Upaya Pemberdayaan Ekonomi Umat, (Seminar Sehari, Jember, 27 Desember 1995)
11. Pendidikan Pesantren sebagai Suatu Alternatif Pendidikan Nasional, (Seminar Nasional tentang Peranan 
12. Lembaga Pendidikan Islam dalam Peningkatan Kualitas SDM Pasca 50 tahun Indonesia Merdeka, Surabaya, 2 Juli 1995) 
13. Peningkatan Penyelenggaraan Ibadah Haji yang Berkualitas, (disampaikan dalam Diskusi Panel, Semarang, 27 Juni 1995) 
14. Pandangan Islam terhadap Wajib Belajar, (Penataran Sosialisasi Wajib belajar 9 Tahun, Semarang 10 Oktober 1994)
15. Perspektif dan Prospek Madrasah Diniyah, (Surabaya, 16 Mei 1994) 
16. Fiqh Sosial sebagai Alternatif Pemahaman Beragama Masyarakat, (disampaikan dalam kuliah umum IKAHA, Jombang, 28 Desember 1994) 
17. Reorientasi Pemahaman Fiqh, Menyikapi Pergeseran Perilaku Masyarakat, (disampaikan pada Diskusi Dosen Institut Hasyim Asy'ari, Jombang, 27 Desember 1994) 
18. Sebuah Releksi tentang Pesantren, (Pati, 21 Agustus 1993) 
19. Posisi Umat Islam Indonesia dalam Era Demokratisasi dari Sudut Kajian Politis, (Forum Silaturahmi PP Jateng, Semarang, 5 September 1992). 
20. Kepemimpinan Politik yang Berkeadilan dalam Islam, (Halaqah Fiqh Imaniyah, Yogyakarta, 3-5 Nopember 1992) 
21. Peran Ulama dan Pesantren dalam Upaya Peningkatan Derajat Kesehatan Umat, (Sarasehan Opening RSU Sultan Agung, Semarang, 26 Agustus 1992). 
22. Pandangan Islam Terhadap AIDS, (Seminar, Surabaya,1 Desember 1992)
23. Kata Pengantar dalam buku Quo Vadis NU karya Kacung Marijan, (Pati, 13 Pebruari 1992)
24. Peranan Agama dalam Pembinaan Gizi dan Kesehatan Keluarga, Pandangan dari Segi Posisi Tokoh Agama, Muallim, dan Pranata Agama, (Muzakarah Nasional, Bogor, 2 Desember 1991) 
25. Mempersiapkan Generasi Muda Islam Potensial, (Siaran Mimbar Agama Islam TVRI, Jakarta, 24 Oktober 1991) 
26. Moral dan Etika dalam Pembangunan, (Seminar Kodam IV, Semarang, 18-19 September 1991) 
27. Pluralitas Gerakan Islam dan Tantangan Indonesia Masa Depan, Perpsketif Sosial Ekonomi, (Seminar di Yogyakarta, 10 Maret 1991) 
28. Islam dan Politik, (Seminar, Kendal, 4 Maret 1989) 
29. Filosofi dan Strategi Pengembangan Masyarakat di Lingkungan NU, (disampaikan dalam Temu Wicara LSM, Kudus, 10 September 1989) 
30. Disiplin dan Ketahanan Nasional, Sebuah Tinjauan dari Ajaran Islam, (Forum MUIII, Kendal, 8 Oktober 1988) 
31. Relevansi Ulumuddiyanah di Pesantren dan Tantangan Masyarakat, (Mudzakarah, P3M, Mranggen, 19-21 September 1988) 
32. Prospek Pesantren dalam Pengembangan Science, (Refreshing Course KPM, Tambak Beras, Jombang 19 Januari 1988) 
33. Ajaran Aswaja dan Kaitannya dengan Sistem Masyarakat, (LKL GP Anshor dan Fatayat, Jepara 12-17 Februari 1988) 
34. AIDS dan Prostisusi dari Dimensi Agama Islam, (Seminar AIDS dan Prostitusi YAASKI, Yogyakarta, 21 Juni 1987) 
35. Sumbangan Wawasan tentang Madrasah dan Ma'arif, (Raker LP Ma'arif, Pati, 21 Desember 1986) 
36. Program KB dan Ulama, (Pati, 27 Oktober 1986) 
37. Hismawati dan Taman Gizi, (Sarasehan gizi antar santriwati, 
38. Administrasi Pembukuan Keuangan Menurut Pandangan Islam, (Latihan Administrasi Pembukuan dan Keuangan bagi TPM, Pan, 8 April 1986) 
39. Pendekatan Pola Pesantren sebagai Salah Satu Alternatif membudayakan NKKBS, (Rapat Konsultasi Nasional Bidang, KB, Jakarta, 23-27 Januari 1984) 
40. Pelaksanaan Pendidikan Kependudukan di Pesantren, (Lokakarya Pendidikan Kependudukan di Pesantren, (Jakarta, 6-8 Januari 1983) 
41. Tanggapan atas Pokok-Pokok Pikiran Pembaharuan Pendidikan Nasional, (27 Nopember 1979) 
42. Peningkatan Sosial Amaliah Islam, (Pekan Orientasi Ulama Khotib, Pati, 21-23 Pebruari 1977) 
43. Intifah al-Wajadain, (Risalah tidak diterbitkan) 
44. Wasmah al-Sibydn ild I'tiqdd ma' da al-Rahman, (Risalah tidak diterbitkan) 
45. I'dnah al-Ashhdb, 1961 (Risalah tidak diterbitkan) 
46. Faid al-Hija syarah Nail al-Raja dan Nazhdm Safinah al-Naja, 1961 (Risalah tidak diterbitkan) Al-Tarjamah al-Munbalijah 'an Qasiidah al-Munfarijah, (Risalah tidak diterbitkan)

[AM/NU/SantriPegon]
Sumber: http://www.bersamadakwah.com/2014/01/inilah-kesaksian-merinding-dokter-yang.html

Jumat, 17 Januari 2014

KAIFIYAT WAQOF PADA AKHIR KALIMAT

CARA CARA WAQOF PADA AKHIR KALIMAT
Oleh: H.Khaeruddin Khasbullah


Disampaikan pada MMQ Qiro'aty Karawang, 8- Desember- 2013.

Beberapa waktu yang lalu kita telah membicarakan waqof dengan cara Sukun. Cara ini adalah cara yang paling umum dan mudah dipelajari dan insyaAlloh kita telah memahaminya karena kita sudah terbiasa mempraktekkannya setiap hari. 

Intinya: pada saat kita waqof, lidah/lisan berada pada posisi makhroj huruf tersebut. Sifatul hurufnya juga dijaga seperti misalnya Rikhwah dan Shofir atau Qolqolahnya  serta Tafkhim dan Tarqiq nya, dan posisi mulut/ bibir seperti posisi fatkhahnya terutama pada huruf- huruf Isti’la’, misal pada lafadh: Al- Haqq, atau memurnikan kasrohnya seperti pada: Quraiiisy, Khobiiir, dsb. Atau dengan Ibdal, yakni untuk Ta’ Marbuthoh dengan merubah Ta' sukun  menjadi Ha’ sukun atau pada Fatkhatain menjadi Mad Iwadl, dlsb.

Kali ini pemakalah ingin menyampaikan cara waqof yang lain, dan ini masih dalam kerangka Qiroat Imam Ashim Ala Riwayati Hafsh Bi Thoriqoti As Syatibi. Tujuan kami agar para guru bertambah wawasannya dan tidak bingung menghadapi perbedaan yang mungkin terjadi.

Yakni  sesuai jadwal berikut:

1. Huruf tak bertanwin

Harokat
Sukun Asli
Fatkhah
Kasroh
Dhommah
Cara Waqof
Hanya dengan  Waqof  Sukun, tiada lain
Hanya dengan  Waqof  Sukun, tiada lain
1. Dengan Sukun
2. Dengan Roum
1. Dengan Sukun
2. Dengan Roum
3. Dengan Isymam
Contoh pada
ﺒﻲ  -  على  -  والضحى
رب العالمينَ   -   صراط المستقيمَ
الرحمن الرحيمِ – مالك يوم الدينِ - بالحقِّ
وإياك نستعينُ – وهو العزيز الحكيمُ


2. Huruf bertanwin

I’rob
Kaifiyyat
Contoh


Rofa’
Hilangkan Tanwin dan waqof dengan:

1. Sukun
2. Roum
3.Isymam



عليمٌ  -  خبيرٌ   -   عزيزٌ



Jar
Hilangkan Tanwin dan waqof dengan:

1. Sukun
2. Roum

من كل شئٍ  -  في قريشٍ
بحقٍ



Nashob
Hanya dengan cara mengganti tanwin dengan Alif, panjang dua harokat.
Hati2 tak ada suara akhiran hamzah.



ﺃﻔﻭﺍﺟﺎ   -   تسليماً   -   نساء


Tentang Kaifiyat/ tata cara waqof dengan Roum dan Isymam  insyaAlloh akan diterangkan tersendiri. Belajarlah dari guru yang  bersyahadah secara ber "Musyafahah/ Talaqqy/ berhadapan langsung". .                                                                                                                                                                                   6/12/2013

Perhatikan penjelasan Syekh Ayman Rushdy Suwayd









Jumat, 10 Januari 2014

PENDEKATAN, BUKAN PENYATUAN

Jangan Mengklaim Kelompok Mereka Saja Yang Masuk Surga, Ini Pangkal Perpecahan

Taushiyyah Syekh Yusuf Al- Qordhowy 

Di antara rintangan yang dihadapi oleh gerakan islam modern adalah pengelompokan dan perpecahan, yang dapat kita saksikan secara jelas di antara beberapa bagian gerakan islam saat ini.

Perpecahan terjadi bila setiap jamaah memandang bahwa hanya dirinya satu satunya jamaah kaum muslimin dan bukan salah satu jamaah dari kaum muslimin lainnya, bahwa seluruh yang haq/ kebenaran hanya ada pada kelompoknya, sedangkan jamaah yang lain tidak lebih dari kesesatan, bahwa untuk masuk ke surga dan terhindar dari api neraka adalah dengan bergabung ke dalam jamaahnya. Seakan akan jamaah inilah satu satunya kelompok yang berhasil, sedangkan jamaah yang lain rusak semua.

Sekalipun di antara mereka tidak mengatakan secara lisan, namun mereka berkata dengan bahasa keadaan. Kondisi inilah yang sering dikeluhkan oleh para pengikut setia pergerakan yang ikhlas serta memiliki semangat yang kuat untuk menyukseskan amal islami dan meluruskan jalannya.

Saya berkeyakinan antar jamaah hanya bisa dilakukan upaya pendekatan (taqaarub) , saya mengatakan “Taqaarub” (pendekatan) dan bukan “Wahdatun” (persatuan), karena saya tidak dapat memungkiri banyaknya jumlah jamaah yang berperan aktif untuk Islam. Saya juga tidak terlalu menginginkan jamaah jamaah itu tergabung menjadi satu jamaah dibawah satu kepemimpinan. Sekalipun itu angan angan yang sangat indah, akan tetapi tanpa upaya mewujudkannya, sungguh suatu hal yang sangat sulit dan tidak mudah digapai, kecuali jika manusia berubah menjadi para malaikat .

Coba bayangkan jika semua jamaah saling mengerjakan tugasnya masing masing, dan masing masing jamaah melakukan pendekatan terhadap jamaah yang lainnya..Indah…sangat indah

Coba bayangkan, Bila misalnya jamaah pertama, me-spesialkan diri dalam bidang pembebasan akidah dari berbagai penyimpangan dan kesyirikan, serta menjelaskan akidah kaum muslimin yang benar sesuai dengan ajaran Al Quran dan As Sunnah.

Jamaah kedua, me-spesialkan aktif dalam mengoreksi ibadah, dan mensucikannya dari berbagai bid’ah dan cacat serta menanamkan masyarakat pada agamanya.

Jamaah yang ketiga, memelihara keselamatan wanita dan keluarga, menyerukan mereka memakai hijab yang ditetapkan syariat.

Jamaah keempat, memiliki kepedulian dalam pendidikan dan kerja sosial.

Jamaah kelima, berkonsentrasi dalam perjuangan menentang kezaliman, nahi munkar dan sebagainya.

Besar kemungkinan kesemua jamaah tersebut dapat saling bekerja sama dengan melibatkan masyarakat.
Ya sangat indah, bila kesemua gerakan Islam saling mendekati satu sama lainnya dan berkoordinasi dalam amal Islami.

Bagaimana bila mereka melakukan persatuan gerakan di bawah satu koordinasi kepemimpinan? kadang justru inilah yang menjadi penyakit baru. yaitu pengelompokkan /munculnya pembentukkan kelompok baru. Terkadang salah satu penyebab terjadinya pengelompokkan ini adalah keinginan yang sangat tinggi untuk bersatu. Bila salah satu jamaah berupaya keras melaksanakan berbagai metode perubahan dalam amaliah harokah berdasarkan asasnya, maka ia dituduh mendominasi gerakan dan berarti mereka dipaksa mengundurkan diri atau keluar dari barisan, atau dituduh sebagai penyebab terpecahnya persatuan dan berbagai tuduhan lainnya, yang kesemuanya itu tidak akan membuat gerakan semakin tertib kecuali akan membuat kelompok kelompok baru yang semakin banyak, sementara hati hati para aktifisnya pun akan semakin jauh. DR Yusuf Qaradhawy (HK)

Senin, 06 Januari 2014

HAFIDZOH DARI CHINA




Inilah wajah- wajah Ibu- Ibu Penghafal Al- Qur'an dari negeri China yang baru saja mendapatkan 
Ijazah/ Syahadah.
Selempang Syahadahnya pakai tulisan mandarin.
Menantang anda para ibu-ibu (dan juga bapak- bapak) Indonesia 
untuk juga menghafal Al- Qur'an.
Jika ibu- ibu Indonesia tidak mampu menghafal 30 Juz, lumayanlah jika hafal Juz 30!!!.

Minggu, 05 Januari 2014

DETIK- DETIK WAFATNYA RASULULLOH




PAGI itu,  Senin 12 Rabiul Awal 11 H yang bertepatan dengan 8 Juni 632 M,

Rasulullah dengan suara terbata-bata memberikan petuah: “Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan Cinta Kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah hanya kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, Sunnah dan Al-Qur’an. Barang siapa yang mencintai Sunnahku berarti mencintai aku, dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku,".

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca. Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Ustman menghela nafas panjang dan Ali menundukan kepalanya dalam-dalam.

Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba “Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” desah hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia.

Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar. Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana sepertinya tengah menahan detik-detik berlalu.

Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seseorang yang berseru mengucapkan salam.

“Assalaamu’alaikum… .Bolehkah saya masuk ?” tanyanya.

Tapi Fatimah tidak mengijinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya kepada Fatimah.

“Siapakah itu, wahai anakku?”

“Tak tahulah aku ayah, sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut. Lalu Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak dikenang.

“Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. dialah Malaikat Maut,” kata Rasulullah. Fatimah pun menahan tangisnya.

Malaikat Maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit untuk menyambut ruh kekasih Allah dan Penghulu dunia ini. (sepertinya Malaikat Jibril Tidak Sanggup melihat Rasulullah dicabut nyawanya)

“Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?”  Tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah.

“Pintu-pintu langit telah dibuka, para malaikat telah menanti Ruhmu, semua pintu Surga terbuka lebar menanti kedatanganmu” kata Jibril. Tapi itu semua ternyata tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

“Engkau tidak senang mendengar kabar ini, Ya Rasulullah?” tanya Jibril lagi.

“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?”

“Jangan khawatir, wahai Rasulullah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya’,” kata Jibril. Artinya ummat Muhammad Muhammad akan masuk kesurga terlebih dahulu sebelum ummat yang lain.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan Ruh Rasulullah ditarik. Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.

“Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini,” ujar Rasulullah mengaduh lirih.

Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

“Jijikkah engkau melihatku, hingga kaupalingkan wajahmu, wahai Jibril?” tanya Rasulullah pada malaikat pengantar wahyu itu.

“Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direngut ajal,” kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik karena sakit yang tak tertahankan lagi.

“Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan kepada umatku.”

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.

“Peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah diantaramu”

Di luar pintu, tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan diwajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

“Ummatii. ummatii. ummatii.”.. "Ya rob, kutitipkan ummatku, kutitipkan ummatku, kutitipkan ummatku..."

Rasululloh kemudian juga berbisik saat sakaratul mautnya: "An- Nisa', an- nisa'- an- nisa'", artinya: "Lindungi kaum wanita, lindungi kaum wanita, lindungi kaum wanita..."

‘Aisyah ra berkata: ”Maka jatuhlah tangan Rasulullah, dan kepala beliau menjadi berat di atas dadaku, dan sungguh aku telah tahu bahwa beliau telah wafat.” 

“Wahai jiwa yang tenang kembalilah kepada tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya, maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam jannah-Ku.”

Dia berkata: ”Aku tidak tahu apa yg harus aku lakukan, tidak ada yg kuperbuat selain keluar dari kamarku menuju masjid, yg disana ada para sahabat, dan kukatakan: 

”Rasulullah telah wafat, Rasulullah telah wafat, Rasulullah telah wafat.”

Maka mengalirlah tangisan di dalam masjid, karena beratnya kabar tersebut, ‘Ustman bin Affan seperti anak kecil menggerakkan tangannya ke kiri dan ke kanan.

Adapun Umar bin Khathab berkata: ”Jika ada seseorang yang mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam telah meninggal, akan kupotong kepalanya dengan pedangku, beliau hanya pergi untuk menemui Rabb-Nya sebagaimana Musa pergi untuk menemui Rabb-Nya.” 

Adapun orang yg paling tegar adalah Abu Bakar, dia masuk kepada Rasulullah, memeluk beliau dan berkata: ”Wahai sahabatku, wahai kekasihku, wahai bapakku.” 

Kemudian dia mencium Rasulullah dan berkata: ”Anda mulia dalam hidup dan dalam keadaan mati.”

Keluarlah Abu Bakar ra menemui orang-orang dan berkata: ”Barangsiapa menyembah Muhammad, maka Muhammad sekarang telah wafat, dan barangsiapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah kekal, hidup, dan tidak akan mati.” 

‘Aisyah berkata: “Maka akupun keluar dan menangis, aku mencari tempat untuk menyendiri dan aku menangis sendiri.”

Inna lillahi wainna ilaihi raji’un, telah berpulang ke rahmat Allah manusia yang paling mulia, manusia yang paling kita cintai pada waktu dhuha ketika memanas di hari Senin 12 Rabiul Awal 11 H tepat pada usia 63 tahun lebih 4 hari. Shalawat dan salam selalu tercurah untuk Nabi tercinta Rasulullah.

Allahumma shali'alla sayyidina wa mawlana Muhammad....