MA'HAD ISLAM TERPADU AL- KHAIRIYYAH, SEKOLAH DAN PONDOK PESANTREN.....................DENGAN MOTTO: BERILMU AMALIYAH - BERAMAL ILMIYAH - MENJAGA UKHUWWAH ...........................YAYASAN MIT ALKHAIRIYYAH KARAWANG MENERIMA SEGALA BENTUK DONASI YANG HALAL DAN TIDAK MENGIKAT; MELALUI BANK JABAR . No. Rekening : 0014732411100 atas nama : Pondok Pesantren Al-Khairiyyah Karawang...........................Facebook: khaeruddin khasbullah.....

SEPUTAR AL-KHAIRIYYAH (facebook:: https://www.facebook.com/khaeruddin.khasbullah)

Rabu, 30 April 2014

PERKIRAAN AWAL ROMADHON 1435 HIJRIYAH

PERKIRAAN AWAL ROMADHON 1435 HIJRIYAH
Oleh: H.Khaeruddin Khasbullah












GAMBAR WILAYAH YANG BISA DAN TIDAK BISA MERUKYAT HILAL PADA JUM'AT PAHING, MAGHRIB TANGGAL 27- JUNI- 2014,  29- SYA'BAN- 1435 H.
http://moonsighting.com/1434rmd.html
Keterangan gambar:
- Daerah merah = tak mungkin melihat hilal (apalagi daerah yang hitam).
- Daerah abu- abu dapat merukyat dengan kesulitan walau memakai alat
- Daerah hijau insyaAlloh dapat merukyat hilal bila cuaca bagus.



Ijtima’ atau Conjunctie pada akhir bulan Sya'ban 1435 H insyaAlloh akan terjadi pada: Jum'at Pahing, 27 Juni 2014 pukul 15.10 WIB. Azymuth matahari = 66d.32m. 11sec. Azymuth bulan = 71d.18m.20sec.


Tinggi Hilal saat maghrib = 0:55:12, masih dibawah Imkan Rukyat (minimal 2 derajat).





Pada saat itu seluruh dunia insyaAlloh belum ada yang mampu merukyat hilal, kecuali di Samudera Pacifik, sehingga Sya’ban akan di Istikmal (digenapkan) 30 hari, maka hari Sabtu 28- Juni- 2014  masih dihitung bagian bulan Sya’ban 1435 H, belum masuk puasa. (Lihat gambar diatas)


Maka InsyaAlloh sebagian besar kaum muslimin berdasarkan hadist Nabi: “Shuumuu liru’yatihi…. “ = "Berpuasalah kalian karena melihat bulan..."(Bukhory dan Muslim) dan dikuatkan dengan PERHITUNGAN SECARA ILMIYAH, insya Alloh akan  memulai shiyam pada hari AHAD tanggal 29- Juni- 2014, kecuali bagi mereka yang keukeuh mengamalkan awal bulan berdasar WUJUDUL HILAL (berdasarkan ilmiyah murni tanpa memasukkan unsur hadist diatas), maka mereka insya Alloh akan mengawali shiyam pada Sabtu  28- Juni- 2014.


Namun demikian perbedaan tidak harus menyebabkan percekcokan diantara kita. Kita harus hormati mereka yang akan mulai Tarowaih mulai hari Jum'at malam Sabtu nanti.  ("27 Juni menurut Muhammadiyah adalah awal malam pertama Ramadan, " (Puasa Sabtu 28- Juni- 2104), kata ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin di gedung PP Muhammadiyah, Jl Menteng Raya, Jakarta, Selasa (29/4/2014).


Berikut ini kami sajikan hasil perhitungan untuk awal bulan Ramadlan 1435 H berdasar kitab IRSYADUL MURID:

Markas: Purwasari Karawang (latitude = -6.3963, Longitude = 107.4110)

Tinggi tempat: 10 meter.


Ijtima'/ Konjunksi pada jam
8
11
16.93
Waktu GMT

Ijtima'  WIB: Jum'at, Jam:
15
11
16.93
WIB

Tinggi Hilal Pada Malam Sabtu
0
55
12.82
Ketika Ghurub
Masih dibawah 1 derajat, belum Imkan Rukyat

Letak Matahari Terbenam
23
41
52.5
Di Utara Titik Barat

Hilal Berada
-4
-24
-28.28
Di Selatan Matahari

Atau
19
17
24.22
Di Utara Titik Barat









Maka hari Sabtu Pon 28- Juni- 2014 Istikmal Bulan Sya'ban (Bulan Sya'ban digenapkan 30 hari)

Tanggal 1- Romadhon – 1435 Hijriyah insya Alloh jatuh pada hari : AHAD – 29- Juni – 2014.

Namun demikian sebaiknya tunggu pengumuman pemerintah.

Catatan: 

Sekarang ini ada wacana dan usaha untuk membuktikan keberadaan  Hilal (Pengamatan Bulan Baru) dengan menggunakan Telescope Thierry Legault. Mekanisme kerja teropong tersebut adalah menfilter sinar matahari dengan filter inframerah sehingga ketika bulan bergeser dari titik konjunksinya dapat dipotret dengan latar belakang warna biru. Cara ini pasti tidak akan diakui oleh para Ulama pengguna Rukyat, karena Ijma' ulama dari sejak zaman Nabi sampai sekarang, pelaksanaan rukyat itu SELALU DILAKUKAN SA'AT DAN BA'DA GHURUB, bukan pada saat Ijtima', dan memang hari- hari Islam itu dimulai sejak matahari terbenam, bukan sejak Ijtima'. Sedang Telescope Thierry Legault memotret bulan SESAAT SETELAH IJTIMA'.
Perlu diketahui bahwa penganut rukyat itu bukan orang awam sebagaimana anggapan keliru sebagian orang. Justru mereka adalah para pakar astronomy/ falak, bahkan sebagian besar kitab- kitab Falak di Indonesia itu buah karya mereka dan banyak diantara mereka yang telah membuat aplikasi nya, seperti KHULASHOTUL WAFIYYAH- IRSYADUL MURID- BADI'ATUL MITSAL, dlsb, bukan hanya sekedar EPHEMERIES, dimana mereka juga ahlinya. 
Masalahnya untuk Romadhon dan Syawal serta Dzul Hijjah itu menyangkut masalah ibadah, bukan sekedar science/ ilmu pengetahuan semata. Ibadah itu TAUFIIQY (berdasar petunjuk dalil) dan TAUQIIFY (tetap sesuai alur dari dalil)...harus berdasar dalil Syar'i. Dalil syar'inya hadist sohih: "Shuumuu Lirukyatihiii...."...."Berpuasalah kalian kalau kalian MERUKYAT HILAL......" 


Kamis, 24 April 2014

Cara mencari surat dan ayat dalam Al-Qur’an


Standar
PENDAHULUAN
  1. A.    Latar Belakang
Al Qur’an sebagai kitab suci dan mu’jizat Nabi Muhammad SAW yang terbesar telah mengundang para ilmuwan baik dari kalangan muslim sendiri maupun non muslim untuk menggali dan mengkaji isinya dari perbagai sudut disiplin ilmu yang berbeda-beda. Salah satu kajiannya adalah mengklasifikasikan surat dan ayat Al Qur’an berdasarkan topik masalah atau pokok bahasan. Seperti yang ditulis oleh A. Hamid Hasan Qolam dengan judul Indeks TerjemahAl Qur’anul Karim yang berisi penuntun mencari ayat mengenai suatu materi atau pokok bahasan melalui bahasa Indonesia berdasarkan abjad yang terdiri dari lima jilid. Dengan sistem alfabet pembaca cukup memperhatika huruf awal dari suatu materi, pokok masalah dan bahasan. Maka sudah dapat ditentukan dijilid mana adanya ayat yang berkaitan dengan hal yang dicari tersebut.
  1. B.     Rumusan Masalah
    1. Apa saja kitab yang berhubungan dengan cara-cara mencari surat dan ayat dalam Al-Qur’an ?
    2. Bagaimana cara-cara mencari surat dan ayat dalam Al-Qur’an ?

  1. C.    Tujuan
    1. Mengetahui kitab yang berhubungan dengan cara-cara mencari surat dan ayat dalam Al-Qur’an
    2. Mengetahui cara-cara mencari surat dan ayat dalam Al-Qur’an

PEMBAHASAN
  1. A.    Kitab-kitab yang Berhubungan dengan Cara-Cara Mencari Surat dan Ayat dalam Al-Qur’an
Dalam mencari surat dan ayat dalam Al-Qur’an, ada kitab-kitab yang  berisi petunjuk mencari ayat dan surat sesuai dengan topik, pokok bahasan, maupun masalah, yaitu :
  1. Fathur Rahman li Thalibi Ayatil-Qur’an
Kitab ini karangan Syaikh Ilmi Zadeh Fu’ad Abd Al Baqiy.[1] Kitab ini banyak dikenal khususnya di kalangan pondok-pondok pesantren sebagai sebuah kitab yang dianggap sangat praktis dalam membantu para siswa mencari ayat dan surat dalam Al-Qur’an hanya untuk membuka kitab ini para siswa dituntut sedikit untuk mempunyai ilmu shorof khususnya ketika mencari melalui fi’il.
  1. Mu’jam al Mufahras li Alfadzil-Qur’an
Yaitu kitab yang disusun oleh Muhammad Fuad Abd Al Baqiy. Menurut pengakuannya di antara motivasi penyusunan kitab ini, adalah karena dia tidak merasa puas dengan kitab “Nujum Al Furqan Fi Athraf Al Quran”  karangan seorang orientalis Jerman yang bernama Plugal.[2]
Kitab ini diawali dengan kata pendahuluan dari penyusun yang berisi metode penyusun materi yang disusun seperti susunan kamus-kamus popular : al Asas karangan al Zamakhsyari, al Misbah karangan Al Fayumi, Muhith al Muhith karangan al Bustani dan sebagainya. Artinya urutan kata dalam kitab disusun berdasarkan kata dasar diurut dari huruf pertama, kedua, dan ketiga. Sedang akar kata (entri) diambil dari dasar fi’il Madhi Tsulasi Mujarrad yang ma’lum (pola aktif), kemudian diurutkan fi’il mudhari’, dan fi’il amrnya. Setelah itu fi’il madhi atau mudhari’ yang majhul (pola pasif) dan kata-kata jadian berikutnya.
  1. B.     Cara-cara Mencari Surat dan Ayat dalam Al-Qur’an
    1. Petunjuk mencari Surat dan Ayat Al-Qur’an dengan kitab Fathur Rahman
Kitab Fathur Rahman merupakan suatu kitab yang membantu para pengguna Al Qur’an dalam mencari suatu ayat dan surat. Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam menggunakan kitab Fathur Rahman.
  1. Tentukan dahulu salah satu fi’il madi (kata kerja lampau) atau isim (kata benda) yang menjadi kata kunci pada ayat yang akan dicari kedudukannya dalam surat tertentu pada Al-Qur’an.
Sebagai misal, ayat berikut terdapat pada surat apa dan ayat berapa?
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
Pada potongan ayat diatas, dapat ditetapkan beberapa kata kunci. Kita dapat menetapkan kata yakhsya (fi’il mudhari’), ‘ibad (isim), atau kata ‘ulama (isim). Sekarang kita tentukan saja bahwa kata kuncinya adalah kata yakhsya.
  1. Setelah ditentukan kata yakhsya sebagai kata kunci, langkah selanjutnya adalah mencari atau mengembalikan kata tersebut dari fi’il mudari’ ke bentuk fi’il madi, yakni خشي
  2. Langkah berikutnya adalah membuka kitab Fathur Rahman dan mencari kelompok kata yang diawali dengan huruf  خ. Dari sini, secara berurutan sesuai dengan urutan huruf hijaiyah, dicari خشي
  3. Setelah langkah ketiga dilakukan, akan dijumpai kata خشي  terdapat dalam kode seperti berikut.
فط  ۲۸  إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
Keterangan :
-          Huruf   فط     =  menunjukkan kode surat, yakni surat Fathir
-                   ۲۸            = Menunjukkan nomor ayat pada surat Fathir
  1. Langkah berikutnya adalah melihat kode فط dalam daftar kode surat yang terdapat diawal kitab Fathur Rahman untuk mengetahui Surat Fathir terletak pada urutan surat keberapa dalam tertib surat-surat Al Qur’an. Carilah dalam kelompok ف dan lihat  فط  maka akan ditemukan kode sebagai berikut.
۵۷۴ فط  ۳۵ فاطر
Keterangan
-          ۵۷۴             = halaman mushaf yang dugunakan dasar penetapan dalam kitab Fathur Rahman
-          Huruf فط         =  menunjukkan kode surat, yakni surat Fathir
-         (۳۵) 35             =  menunjukkan nomor urut Surat fathir dalam   tata urutan surat Al Qur’an
-          فاطر                   =  nama surat
  1. Dengan langkah-langkah diatas, dapat disimpulkan bahwa ayat tersebut terdapat dalam Surat Fathir [35] Ayat 28.[3]

  1. Petunjuk mencari Surat dan Ayat Al-Qur’an dengan kitab Mu’jam al-Mufahrus li Alfazil-Qur’an
Petunjuk yang dapat kita peroleh dengan menggunakan Mu’jam al-Mufahrus li Alfazil-Qur’an adalah sebagai berikut :
  1. Perhatikan terlebih dahulu judul-judul kolom pada setiap halaman Mu’jam.
  2. Di setiap judul kolom itu tertulis berturut-turut
اللفظة    = lafal/ kata kunci
الايه        = potongan ayat yang dimaksud
رقمها      = nomor ayat dari potongan ayat dimaksud
م / ك     = Makkiyah/Madaniyah
السورة    = surat, yang didalamnya terdapat ayat dimaksud
رقمها      = nomor surat
  1. Kita ambil juga kata yakhsya sebagai contoh kata kunci.
  2. Carilah secara berurutan pada kolom اللفظة , tasrif dari kata yakhsya. Dimulai dari kata dasar khasyiya ( خشي) beserta perubahan dhamirnya.
  3. Setelah menemukan kata yakhsya, kita juga akan tahu bahwa ternyata penggunaan kata ini tersebar dalam beberapa ayat.
  4. Disini, kita sudah dapat memastikan ayat kita cari berdasarkan bunyi teks yang tertulis pada potongan ayat dalam kolom  الايه
  5. Atas dasar ini, kita juga bisa memastikan nomor ayat yang tertera pada رقمها
  6. Sekaligus kita memastikan nama surat dan nomornya.
  7. Jadi, إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ adalah ayat ke-28, Makkiyah, Surat Fathir, dan nomor 35.[4]

DAFTAR PUSTAKA
Al Baqiy, Ilmi Zadeh Fu’ad Abd, Fathur Rahman li Thalibi Ayatil-Qur’an, Beirut : Darul Fikri, 1995.
Al Baqiy, Muhammad Fuad Abd, Mu’jam al Mufahras li Alfadzil-Qur’an, Kairo : Darul Hadits, 2001.
Fauziyah, Lilis dan Andi Setyawan, Kebenaran Al Qur’an dan Hadits, Malang : Tiga Serangkai Pustaka, 2008.
Team Guru Bina PAI Madrasah Aliyah, Al Hikmah, Sragen : Akik Pusaka, 2010.

[1] Team Guru Bina PAI Madrasah Aliyah, Al Hikmah, (Sragen : Akik Pusaka, 2010), 40.
[2] Ibid, 40
[3] Lilis Fauziyah dan Andi Setyawan, Kebenaran Al Qur’an dan Hadits, (Malang : Tiga Serangkai Pustaka, 2008), 43-44.

[4] Ibid., 45.

http://yuliantihome.wordpress.com/2011/07/13/cara-mencari-surat-dan-ayat-dalam-al-quran/

Senin, 07 April 2014

KARTINI DAN KIYAI SOLEH DARAT SEMARANG



KARTINI DAN KIYAI SOLEH DARAT SEMARANG




Suatu ketika Kartini berkunjung ke rumah pamannya, seorang Bupati di Demak (Pangeran Ario Hadiningrat) yang sedang mengadakan pengajian, Kartini ikut mendengarkan pengajian tersebut dari balik tabir. Kartini tertarik pada materi pengajian yang disampaikan KH Mohammad Sholeh bin Umar, seorang ulama besar dari Darat,Semarang, yaitu tentang tafsir AL-Fatihah. Selesai pengajian Kartini mendesak pamannya agar bersedia menemani dia untuk menemui Kyai Sholeh Darat.
Inilah dialog antara Kartini dan Kyai Sholeh Darat, yang ditulis oleh Nyonya Fadhila Sholeh, cucu Kyai Sholeh Darat :
“ Kyai perkenankanlah saya menanyakan, bagaimana hukumnya apabila seorang yang berilmu, namun menyembunyikan ilmunya?’
Tertegun Kyai Sholeh Darat mendengar pertanyaan  Kartini yang diajukan secara diplomatis itu.
“Mengapa Raden Ajeng bertanya demikian?” 
 
Kyai Sholeh Darat balik bertanya, sambil berfikir kalau saja apa yang dimaksud oleh pertanyaan Kartini pernah terlintas dalam fikirannya.
“Kyai, selama hidupku baru kali inilah aku sempat mengerti makna dan arti surat pertama, dan induk Al-Qur’an yang isinya begitu indah menggetarkan sanubariku. Maka bukan buatan rasa syukur hati aku kepada ALLAH, namun aku heran tak habis habisnya, mengapa selama ini para ulama kita (ketika itu) melarang keras penerjemahan dan penafsiran Al-Qur’an dalam bahasa jawa. Bukankah Al-Qur’an itu justru kitab pimpinan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia?”  
 
Setelah pertemuannya dengan Kartini, Kyai sholeh Darat tergugah untuk menerjemahkan Al-Qur’an kedalam bahasa jawa walaupun dilarang oleh pemerintah Hindia Belanda. Pada hari pernikahan Kartini, Kyai Sholeh Darat menghadiahkan kepadanya terjemahan Al-Qur’an  Faizhur Rohman Fit Tafsiril Qur’an  jilid pertama yang terdiri dari 13 juz, mulai dari surat Al-Fatihah sampai dengan surat Ibrahim. Mulailah Kartini mempelajari Islam dalam arti yang sesungguhnya.bahkan judul buku “Habis Gelap Terbitlah Terang (Door Duisternis tot licht), diambil dari surat Al-Baqarah ayat 257 bahwa ALLAH lah yang telah membimbing orang orang beriman dari gelap kepada cahaya (minazh zhulumati ilannuur). Pada hakekatnya, R.A Kartini lah Inspirator penerjemahan Al-Qur’an di Indonesia.
135 tahun sudah, nama Kartini hadir di dunia ini. Sejak dilahirkan pada 21 April 1879 di Jepara Jawa Tengah. Aura beliau menembus dunia. Buku Door Duisternis tot Licht (1911) yang merupakan kumpulan tulisan Kartini yang ditujukan kepada Eselle Zeehandelaar atau Stella dan keluarga Abendanon pada awal tahun 1900, ternyata telah mampu menarik perhatian dunia Internasional. Buku tersebut telah diterjemahkan dalam pelbagai bahasa, antara lain di Atlantic Montly (New York 1919-1920) Java et Ses Habitants (Paris 1914) dan dalam bahasa Arab oleh Aleyeh Thouk. Bahkan dalam jurnalnya Mr. J.J Abendanon menyebutkan bahwa tulisan Kartini telah mengilhami bangkitnya emansipasi wanita Syiria. Di Indonesia pada tahun 1922 Balai pustaka menerbitkannya dalam bahasa Melayu dengan judul yang diterjemahkan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran,   yang merupakan terjemahan oleh empat saudara. Kemudian tahun 1938, keluarlah Habis Gelap Terbitlah Terang versi Armijn Pane seorang sastrawan pujangga baru.
Menarik untuk kita kaji, apa sebenarnya yang menjadi essensi dari hari Kartini, apa yang istimewa dari seorang wanita pingitan yang nota bene hampir tidak pernah meninggalkan rumahnya, bahkan dalam usia 25 tahun, usia yang relative muda beliau telah meninggalkan kita untuk selama lamanya pada saat melahirkan putra beliau, ketika melaksanakan salah satu peran domestiknya.
Pertama
Kecintaan beliau terhadap ilmu pengetahuan
Beliau selalu membaca dan menulis dan belajar berbagai ilmu pengetahuan, belajar bahasa Belanda, pengetahuan social, belajar tentang kewanitaan, tentang kemajuan wanita eropa, maupun belajar tentang ilmu agama.
Kedua
Kecintaan beliau terhadap kemajuan bangsa dan negaranya teutama pendidikan kaum putri dI Indonesia. Tertulis dalam surat- suratnya : “Alangkah besar bedanya bagi masyarakat Indonesia bila kaum perempuan di didik baik baik. Dan untuk keperluan perempuan itu sendiri, berharaplah kami dengan harapan yang sangat supaya disediakan pelajaran dan pendidikan, karena inilah yang akan membawa bahagia baginya “
(suratnya kepada Nyonya Van Kool, Agustus 1901)
Ketiga.
Pemikirannya selalu kritis dan inspiratif. Kartini selalu kritis sekaligus mampu menginspirasi orang lain untuk melakukan sesuatu yang membawa perbaikan bagi masyarakat Indonesia. Kartini pernah memberikan kritik dan saran yang jelas kepada kebijaksanaan pemerintah Hindia Belanda terhadap bangsa Indonesia. Dengan nota yang berjudul : “Berilah Pendidikan kepada Bangsa Jawa”. Kartini mengajukan kritik dan saran hampIr kepada semua Departemen Pemerintah Hindia Belanda, kecuali departemen Angkatan Laut (Marine).


Ke Empat.
Ketidak pedulian beliau terhadap pangkat / derajat keduniawian.
“Bagi saya hanya ada dua macam keningratan : keningratan fikiran dan keningratan budi. Tidak ada yang lebih gila dan bodoh menurut persepsi saya daripada melihat orang yang membanggakan asal keturunannya. Apakah berarti sudah beramal soleh, orang yang bergelar Graaf atau Baron? Tidak dapat dimengerti oleh fikiranku yang picik ini”.
(surat Kartini kepada Stella, 18 Agustus 1899)
Kelima
Penguasaan beliau terhadap ilmu komunikasi. Kartini telah mampu menempatkan kemampuan berbahasa Belandanya pada fungsinya, baik fungsi interaksi untuk berbagai gagasan dan emosi yang dapat mengundang simpati dan pengertian dari orang lain. Ataupun fungsi bahasa untuk mnetransmisikan informasi yang lintas waktu dengan menghubungkan masa lalu, masa kini dan masa depan yang memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita.
Terlepas dari pro-kontra tentang status kepahlawanan R A Kartini, patutlah kita sebagai bangsa Indonesia meneladani pemikiran-pemikiran Ibu RA Kartini. Bagaimana seorang wanita jawa yang dipingit, dikungkung oleh aturan adat yang kaku, melalui pemikiran kritis dan inspiratif yang dituangkan dalam tulisan yang sarat dengan aura keikhlasannya, mampu memperjuangkan kemajuan bangsanya. Mampu menembus dunia internasional. Mampu mempengaruhi pemikiran bangsa penjajah untuk lebih memperhatikan kesejahteraan bangsa Indonesia. Perjuangan tanpa harus memanggul senjata, perjuangan dari dalam kamar pingitan dan perjuangan yang tidak menimbulkan korban.*

** penulis adalah Pengurus KAHMI Banyuwangi, pendiri dan pengasuh pusat pendidikan CERDAS dan PAUD CERDAS Banyuwangi.

Lihat pula kisah para Srikandi Indonesia, diantaranya disini: http://miwitihombo.blogspot.com/search/label/LAKSAMANA%20%28WANITA%29%20%20MALAHAYATI