MA'HAD ISLAM TERPADU AL- KHAIRIYYAH, SEKOLAH DAN PONDOK PESANTREN.....................DENGAN MOTTO: BERILMU AMALIYAH - BERAMAL ILMIYAH - MENJAGA UKHUWWAH ...........................YAYASAN MIT ALKHAIRIYYAH KARAWANG MENERIMA SEGALA BENTUK DONASI YANG HALAL DAN TIDAK MENGIKAT; MELALUI BANK JABAR . No. Rekening : 0014732411100 atas nama : Pondok Pesantren Al-Khairiyyah Karawang...........................Facebook: khaeruddin khasbullah.....

SEPUTAR AL-KHAIRIYYAH (facebook:: https://www.facebook.com/khaeruddin.khasbullah)

Kamis, 05 November 2015

TEMPO DAN RYTHME DALAM MEMBACA AL- QUR’AN.





TAHQIQ – TARTIIL – TADWIIR – KHADAR
TEMPO DAN RYTHME DALAM MEMBACA AL- QUR’AN.
Oleh: H. Khaeruddin Khasbulloh.

Dalam membaca Al- Qur’an, kita diperbolehkan untuk memilih berbagai kecepatan dalam tempo dan ritme membaca Al- Qur’an.
Dalam Ilmu Tajwid, tempo dan ritme kecepatan membaca Al- Qur’an itu dibagi menjadi 4 tingkatan, yaitu:

1- Tahqiq (تحقيق ), secara bahasa artinya yakin, yaitu membaca dengan tempo lambat dengan tetap memenuhi hak- hak tajwid, termasuk Mad, Tasydid, I’rob, Makhorijul khuruf dan sifat- sifatnya, sehingga seseorang dapat menuliskan apa yang ia dengar dari si pembaca.
Bacaan lambat seperti ini sering dipakai ketika mengikuti Musabaqoh Tilawatil Qur’an.

2- Tartil (ترتيل), secara bahasa artinya adalah rapi, yakni membaca dengan kecepatan sedang dengan tetap memenuhi hak- hak tajwid, termasuk Mad, Tasydid, I’rob, Makhorijul khuruf dan sifat- sifatnya. Bacaan sedang (tartil) ini sering dilakukan oleh seorang Imam ketika memimpin sholat.
Bedakan istilah Tartil dalam makna tingkatan sedang dalam kecepatan membaca Al- Qur’an ini dengan makna kalimat Tartil sebagaimana dimaksud dalam ayat Q.S. Al-Muzzammil 73: 4, yang berhubungan dengan membaguskan bacaan Al- Qur’an.

3- Tadwir (تدوير), secara bahasa artinya berkeliling, yakni membaca dengan agak cepat, lebih cepat dari bacaan Tartil. tapi lebih lambat dari bacaan Khadar dengan tetap memenuhi hak- hak tajwid, termasuk Mad, Tasydid, I’rob,  Makhorijul khuruf dan sifat- sifatnya
Bacaan Tadwir sering dilakukan ketika tadarrus Al- Qur’an ketika Romadhon.

4- Khadar (حدر), artinya secara bahasa adalah mengelinding. Yakni bacaan amat cepat dengan tetap memenuhi hak- hak tajwid, termasuk Mad, Tasydid, I’rob , Makhorijul khuruf dan sifat- sifatnya
Bacaan Khadar sering dipakai oleh para penghafal Al- Qur’an ketika mereka mengkhatamkan membaca Al- Qur’an kurang lebih dalam satu hari tammat. Kecepatan rata- rata mereka adalah ¼ jam dalam 1 juz.


Note:
Semua tingkatan kecepatan membaca, baik Tahqiq,Tartil, Tadwir maupun Khadar  harus dilakukan dengan tartil dan tajwid.

Mad Thobi’i  Dalam Aneka Kecepatan.

Mad Thobi’I  adalah Mad yang terjadi jika ada huruf Alif (bedakan dengan hamzah!) yang didahului oleh huruf berharakat fatkhah, atau ada Ya’ sukun yang didahului huruf berharakat Kasroh, atau Wawu sukun yang didahului huruf berharakat Dhommah, seperti lafadh :   نوحيها   Dibaca panjang 2 (dua) harakat atau 1 (satu) alif. Panjangnya Mad Thobi’I ini tidak diukur dalam satuan lamanya waktu, baik dalam menit atau detik, tapi sesuai dengan ritmik gerak nada/ harakat bacaan. Jika bacaan lambat, maka Mad Thobi’inya sesuai dengan ukuran ritme lambatnya bacaan tersebut, demikian juga sebaliknya. Jadi ukuran Mad itu bukan panjang bacaan dalam satuan waktu, tapi "tempo ritmik" suatu bacaan. Orang membaca Al- Qur'an dengan sangat lambat atau sangat cepat, ukuran tempo ritmik  Mad nya harus sama.
 
Tentang Mad ini Imam Ibnu Hajar Al- Atsqolany menjelaskan dalam Fatkhul Bary, Syarah sohih Bukhory, menerangkan bacaan Mad nya Rasululloh sebagai berikut:
Muslim, Hadist no 4758

عن انس رضي الله عنه أَنَّهُ سُئِلَ عَنْ قِرَاءَةِ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ: كَانَتْ قِرَاءَتَهُ مَدًّا ثُمَّ قَرَأَ بسم الله الرحمن الرحيم – يَمُدُّ بِسْم ِاللهِ وَيَمُدُّ الرَّحْمَنِ وَيَمُدُّ الرَّحِيْمِ – رواه مسلم.
(ﺍﻹﺘﻘﺎﻦ ﻔﻲﻋﻠﻭﻡ ﺍﻠﻘﺭﺃﻦ ﺠﺰﺀ ﺍ ﺺ١٠٧   - تفسير ابن كثير 1- 17)

Dari Qotadah: Sahabat Anas ditanya: Bagaimana bacaan (Fatikhah) Nabi Muhammad SAW? Anas menjawab:Bacaan beliau itu dengan Mad. Kemudian Anas membaca بسم الله الرحمن الرحيم , memanjangkan "bismillah" (…laah), memanjangkan "Ar-Rohman" (…maan) dan memanjangkan " Ar- Rohim" (…khiim). HR.Muslim.

قوله باب مد القراءة - المد عند القراءة على ضربين أصلي وهو إشباع الحرف الذي بعده ألف أو واو أو ياء وغير أصلي وهو ما إذا أعقب الحرف الذي هذه صفته همزة وهو متصل ومنفصل فالمتصل ما كان من نفس الكلمة والمنفصل ما كان بكلمة أخرى فالأول يؤتى فيه بالألف والواو والياء ممكنات من غير زيادة والثاني يزاد في تمكين الألف والواو والياء زيادة على المد الذي لا يمكن النطق بها الا به من غير إسراف والمذهب الاعدل أنه يمد كل حرف منها ضِعْفَيْ ما كان يمده أولا وقد يزاد على ذلك قليلا وما فرط فهو غير محمود
كتاب فضائل القرآن » باب مد القراءة

Imam Ibnu Hajar berkata: Pernyataan Anas dalam hal memanjangkan  (Mad) bacaan ketika membaca Al- Qur'an itu ada dua bagian, yaitu: Mad Ashly (Thobi'i), dimana membaca dengan (tempo) lebih pada sebuah huruf yang setelahnya ada "alif" atau "Wawu" atau "Ya'". Dan (yang kedua) bukan Mad Ashly yaitu jika huruf- huruf tersebut menghadapi huruf Hamzah, yang mana terbagi menjadi Muttashil dan Munfashil............dst. Maka Madzhab yang paling benar, memanjangkan Mad Ashly itu:  ضِعْفَيْ "dua kali lipat" (tempo) yang dipakai mengucapkan sebuah huruf, atau sedikit lebih. Jika berlebihan panjang Mad Ashly nya, maka itu tidak terpuji. 

Demikian Syekh Ibnu Hajar dalam Fatkhul Bary pada kitab Fadhoilul Qur’an bab Maddul Qiro’ah.
Makna Harakat dan Bagaimana Memperkirakan Panjang Mad (Thobi’i)
Diatas telah disebutkan penjelasan Syekh Ibnu Hajar Al- Atsqolany bahwa: Maka Madzhab yang paling benar, memanjangkan Mad Ashly itu:  ضِعْفَيْ  "dua kali lipat" (tempo) yang dipakai mengucapkan sebuah huruf, atau sedikit lebih. Jika berlebihan panjang Mad Ashly nya, maka itu tidak terpuji.

Dalam Ilmu Shorof (perubahan bentuk kata sesuai  waktu dan fungsi masing- masing kalimat. Dalam bahasa Ingris mungkin bisa disamakan dengan Tenses), dikenal Wazan (mode) bentuk kata kerja lampau (Fi’il Madhi)    فعل --------- ف – ع – ل

Kalimat tersebut terdiri dari 3 (tiga) huruf, bila diucapkan atau diketuk ritme nya akan terjadi 3 (tiga) ketukan atau dapat disebut 3 HARAKAT = 1,5 Alif, ketukan pertama pada huruf Fa (ف), ketukan ke 2 pada huruf ‘A (ع), dan ketukan ketiga pada huruf La (ل).
Sekarang dibayangkan, salah satu dari ‘Ain Fi’il dari lafadh  فعل diganti alif dan di ketuk dengan ketukan ritmik:
Bacaan
Harakat ke III
Ketukan ke 3
Harakat ke II
Ketukan ke 2
Harakat ke I
Ketukan ke 1
فعل
ل
ع
ف
فال
ل
ا
ف
فعا - فعى
ى / ا
ع
ف
3 حركة
·        
·        
·        

Maka bacaan Mad Thobi’I dengan patokan  ضِعْفَيْ sesuai keterangan Syekh Ibnu Hajar diatas, selalu disesuaikan dengan tempo ritme bacaan yang dipakai ketika membaca untaian kalimat, baik dengan amat lambat seperti Tahqiq, Tartil, Tadwir atau amat cepat pada bacaan Hadr. Begitu juga dengan Mad yang lain.

Mad pada lafadh “ALLOH”

Syekh Ibnu Hajar Al- Asqolany pada keterangan diatas memasukkan Mad  lafadh “Alloh” pada bagian Mad Ashly, Ustadz Samih Salim ber argument dengan ini, sehingga jika lafadh Jalalah ini di waqof, maka akan dibaca dengan Mad Aridh Lis Sukun, dengan pilihan panjang 1- 2- atau 3 alif, terlepas dari perbedaan ahli bahasa yang membahas tentang asal muasal lafadh Alloh, apakah ia Isim Jamid (memang aslinya begitu), atau Isim Musytaq (bentukan dari Fi’il).

Walloohul muwaffiq ilaa aqwamit thoriiq.

Karawang, 23- Muharrom- 1437, al- muwaffiq bi 7- November- 2015.

Sumber:
-          Tafsir Ibnu Katsier.
-          Syekh Ibnu Hajar Al- Atsqolany: Fatkhul Bary Syarah Sohih Bukhory, kitab Fadhoilil Qur’an, bab Maddul Qiro’ah.
-          Imam As- Suyuthy: Al- Itqon Fii Ulumil Qur’an
-          Syekh Muhammad Makky: Nihayah Lil Qoulil Mufid
-          Makalah: لفظ الجلالة بين علماء التجويد وأهل اللغة
جمع وترتيب
سامح سالم عبد الحميد