MA'HAD ISLAM TERPADU AL- KHAIRIYYAH, SEKOLAH DAN PONDOK PESANTREN.....................DENGAN MOTTO: BERILMU AMALIYAH - BERAMAL ILMIYAH - MENJAGA UKHUWWAH ...........................YAYASAN MIT ALKHAIRIYYAH KARAWANG MENERIMA SEGALA BENTUK DONASI YANG HALAL DAN TIDAK MENGIKAT; MELALUI BANK JABAR . No. Rekening : 0014732411100 atas nama : Pondok Pesantren Al-Khairiyyah Karawang...........................Facebook: khaeruddin khasbullah.....

SEPUTAR AL-KHAIRIYYAH (facebook:: https://www.facebook.com/khaeruddin.khasbullah)

Kamis, 21 Agustus 2014

DA'ISYIYAH, ISIS atau ISIL, APAKAH ITU?


 DA'ISYIYAH, ISIS
atau ISIL,
 ( الدولة الاسلامية في العراق والشام )  APAKAH ITU?

Organisasi radikal yang paling berkomitmen dan fanatik serta dikenal kejam di dunia sekarang ini adalah ISIS singkatan dari Islamic State of Iraq and Syam (Negara Islam Iraq dan Syam), atau ISIL (Islamic State of Iraq and Levant) atau atau di dunia Arab dikenal sebagai    (
داعش   (  الدولة الاسلامية في العراق والشام   setelah diproklamasikan pada bulan April tahun lalu, dan sekarang dengan keberhasilan mereka, kini mereka menyebut diri mereka sebagai "Daulah Islamiyah" saja, yang berarti daerah wilayahnya meliputi seluruh dunia. Kalimat: Al-Sham telah paling sering diterjemahkan dari bahasa Arab kedalam bahasa Ingris  sebagai Levant, yaitu daerah bagian timur Mediteranean dan sekitarnya. Gerakan itu sebelumnya dikenal sebagai Jama'at al-Tawhid wal Jihad, Al-Qaeda di Negara Islam Irak. Tapi sekarang ideologinya sudah berubah dari ideologi asal Al- Qaeda.

Perubahan nama yang sering tidak kosmetik - tetapi akibat langsung dari keadaan transformasi yang telah memungkinkan ISIS berkembang pesat. Awalnya fokus pada pencapaian dominasi di Irak, itu terjadi di bawah kontrol pemerintahan Saddam Husain dalam periode relatif tenang antara perselisihan sektarian awal yang kemudian pecah setelah invasi pimpinan AS tahun 2003, dan kemudian meledaknya permusuhan terjadi setelah penarikan militer Amerika tahun 2011. Jadi dapat dikatakan bahwa ISIS muncul dari tumbangnya Saddam Husain oleh Amerika, dan itu sudah diprediksi sebelumnya oleh sebagian penasehat militer Amerika yang mengenal betul adanya bara dalam sekam perselisihan sektarian di Iraq dan sewaktu- waktu dapat meledak tanpa adanya pemerintahan yang kuat dan stabil. Maka kotak pandora perpecahan yang selama ini dapat disegel dan dijaga keutuhannya oleh Saddam Husein walau dengan cara- cara kadang sedikit keras yang dianggap oleh Barat sebagai pelanggaran HAM itu, itu kini terbuka dengan kejatuhannya dengan efek sosial yang begitu mengerikan.




KELOMPOK SUNNI YANG MANA?

Yang lebih konyol lagi (atau sengaja dilakukan untuk menanam bom waktu perpecahan diantara umat Islam), pemerintahan yang dibentuk pada masa pendudukan Amerika adalah pemerintahan boneka yang didominasi kelompok Syi'ah dengan meminggirkan semua unsur Sunni dari pemerintahan karena dianggap sebagai pendukung Saddam Husein yang Sunni, sehingga eskalasi pertikaian Syi'ah- Sunni meningkat tajam. Perlu diketahui bahwa unsur Sunni dalam ISIS adalah unsur Sunni dengan Ruh Wahabisme yang agak berbeda dengan Sunni Non Wahaby dalam memandang kelompok Syi'ah dan beberapa hal lainnya, walaupun keduanya menganggap Syi'ah telah menyimpang dari main stream. Unsur Sunni Non Wahaby/ Sunni moderat seperti yang dominan di Asia Tenggara dan beberapa bagian dunia lainnya masih menganggap Syi'ah sebagai kelompok Muslim yang tidak boleh diperangi, berbeda dengan kelompok Sunni dengan ruh Wahabisme yang gencar melakukan propaganda permusuhan terhadap kelompok Syi'ah dan kelompok Sunni Asy'ary Ma'turidy yang sekarang ini dominant di dunia.


AMERIKA DAN SEKUTUNYA BERTANGGUNG JAWAB


Sungguh ironis bahwa kelompok Islam garis keras kini menggunakan peralatan yang disediakan oleh Washington ke Baghdad dalam pemberontakan yang didukung Barat di Suriah, tapi pada saat yang sama kini mungkin akan dihadapkan melawan Barat di Irak, di mana para militan kini bertarung dinegara dengan ladang minyak terbesar .

Setelah miliaran dolar dihabiskan untuk menginvasi Irak dan perang melawan teror untuk mengamankan kepentingannya sendiri di wilayah tersebut, kini AS dan sekutunya telah mengakui bahwa invasi 2003 dengan alasan tanpa bukti kepemilikan senjata pemusnah massal Saddam Husein adalah kesalahan dengan konsekuensi bencana untuk seluruh wilayah Timur Tengah. Sementara sejak 2013 itu ditandai dengan kekerasan sektarian paling berdarah di Irak dalam lima tahun. Baru-baru ini, mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair memilih untuk menyalahkan "sistem politik yang buruk dicampur dengan penyalahgunaan agama" sebagai akar semua masalah di Timur Tengah.

Sejak itu, ISIS telah menjadi pemain utama, menerima dorongan semangat penting lain ketika perang sipil di Suriah berubah menjadi konflik sektarian, antara rezim Hafez Asad yang Syi'ah melawan pemberontah yang Sunni, membawa jutaan dolar dalam pendanaan dan ribuan tenaga baru dari seluruh dunia.

Saat ini, kekuatan ISIS membentang dari Raqqa di Suriah utara sepanjang jalan sampai ke pinggiran Baghdad - bentangan lebih dari 500 km, meskipun kelompok ini tidak memiliki kontrol dan pengawasan yang memadai dan komprehensif diantara kekuatan para pendukungnya.

Cepatnya kelompok ISIS yang mendekati Baghdad dapat dibandingkan - jika tidak melebihi - laju invasi Amerika pada tahun 2003. Tidak seperti AS dan sekutunya, meskipun, ISIS tidak memiliki kemampuan meluncurkan serangan udara yang merusak, namun dalam serangan terbaru kelompok ini telah dilaporkan berhasil secara signifikan meningkatkan kekuatan militernya dan merampas serta memanfaatkan puluhan kendaraan lapis baja buatan AS dan persenjataan berat lainnya yang ditinggalkan ketika menarik diri dari Irak. 



AL- QAEDA DAN ISIS

Pertanyaan: Apakah ISIS adalah bagian dari dan mirip dengan Al-Qaeda?

Tidak, ISIS berbeda, walaupu sebagian pemimpinnya berasal dar Al- Qaeda. Al-Qaeda telah menjadi batu ujian bagi pemahaman Barat tentang terorisme sejak 9/11, tapi ISIS berbeda dari itu secara filosofis, organisatoris, dan bahkan secara resmi, karena telah menyatakan diri badan yang sama sekali terpisah. Jika ada dua organisasi - meskipun keduanya mengemban Islam Sunni - saat ini mereka bahkan lebih sebagai saingan daripada sekutu.

Sementara Al-Qaeda, dalam bentuk yang paling terkenal, adalah dianggap oleh Barat dan  sekutunya sebagai organisasi teroris, dengan sel-sel tidur, kamp-kamp pelatihan dan serangan teroris, ISIS seperti yang sekarang, lebih merupakan milisi dan wilayah perlawanan dengan infrastruktur sendiri, lebih mirip dengan Boko Haram dan gerakan pemberontakan lokal yang telah melahirkan di negara-negara Afrika yang kacau atau gagal.

Al-Qaeda sekarang telah menjadi lebih sadar menghindari tindakan teror sembarangan yang menimbulkan kebencian dan kontra-produktif dengan mengurangi kebrutalan sejak runtuhnya Osama Bin Laden, namun ISIS di dalamnya, menyertai filsafat agama sehingga tanpa kompromi tampaknya hampir nihilistik. 



KHOWARIJ?

Daerah- daerah yang telah berhasil ditaklukkan oleh ISIS, telah dikendalikan oleh seolah tak ada habisnya kasus pencambukan, mutilasi, pemenggalan dan penyaliban. Target kekerasan dapat dipilih dengan baik atau sering sewenang-wenang, dan tidak ada yang bisa terhindar, misalnya terhadap kelompok Syi'ah sebagai lawan mereka, Kelompok Sunni saingan yang tidak mau tunduk kepada mereka, tentara Iraq yang tertangkap atau para perempuan yang dianggap “tidak bermoral”.


Kebrutalan tindakan ISIS ini mengingatkan kita kepada perilaku kelompok Khowarij yang pada awal kemunculannya telah menggegerkan dunia Islam dengan melakukan pembunuhan terhadap Sahabat Ali  menantu Nabi yang saat itu sedang menjabat sebagai khalifah ke empat, dan mereka tercatat
telah melakukan pemberontakan dan berbagai makar terus menerus terhadap kekhalifahan Islam yang dianggap tidak sesuai dengan ideologi mereka dengan menghalalkan segala cara..
(Lihat:http://yayasan-mit.blogspot.com/2014/03/madzhab-kekerasan.html)

 
Tidak mengherankan, meskipun pemimpin pertama ISIS, almarhum Abu Musab Al- Zarkawy telah bersumpah setia kepada Al-Qaeda di awal 2000-an, Sekarang kedua organisasi ini telah jatuh dalam perpecahan mendalam.

Titik perpecahan terjadi secara internal ketika terjadi pertempuran antara ISIS dan Al-Qaeda yang didukung Nusra di Suriah. Negosiasi oleh Al-Qaeda untuk membagi wilayah pengaruh yang tegas antara ISIS dan Al- Qaeda ditolak oleh Abu Bakar, pemimpin ISIS, yang menghabiskan empat tahun pengasingan di AS, sebelum dibebaskan pada tahun 2009, Setelah hubungan komunikasi semakin meruncing, Al-Qaeda "tidak mengakui" ISIS awal tahun ini, dan menganggap ISIS sebagai organisasi "pengkhianat" dan "lelucon."

Dengan munculnya ISIS, banyak yang mengatakan bahwa sekarang keadaan telah berbalik: Al-Qaeda Ayman al-Zawahiri yang harus berjanji setia dan berbaiat kepada Abu Bakr muda yang baru berusia 43 tahun. 





FATWA ULAMA' MADINAH TENTANG ISIS


Ulama Besar Arab Saudi, Ahli Hadits Kota Suci Madinah, Asy-Syaikh Al-‘Allamah Al-Muhaddits Abdul Muhsin bin Hamd Al-‘Abbad Al-Badr hafizhahullah berkata dalam risalah “Fitnatul Khilafah Ad-Da’isyiah Al-‘Iraqiyah Al-Maz’umah” di website resmi beliau, diantaranya:

"Dan sangat disayangkan, fitnah (bencana) khilafah khayalan (yakni ISIS) yang lahir beberapa waktu yang lalu ini, diterima oleh anak-anak muda yang bodoh di negeri Al-Haramain, mereka menampakkan kebahagiaan dan kegembiraan terhadap khilafah khayalan ini layaknya kebahagiaan orang yang haus terhadap minuman, dan diantara mereka ada yang berkhayal telah membai’at khalifah majhul (tidak jelas) ini! Bagaimana mungkin diharapkan kebaikan dari orang-orang yang tersesat dengan ajaran takfir (pengkafiran terhadap kaum muslimin) dan pembunuhan dengan cara yang paling kejam dan sadis…?!
Wajib atas para pemuda tersebut untuk melepaskan diri dari ikut-ikutan di belakang para provokator, dan hendaklah dalam setiap tindakan mereka kembali kepada dalil yang datang dari Allah ‘azza wa jalla dan dari Rasul-Nya shallallahu’alaihi wa sallam, karena padanya ada keterjagaan, keselamatan dan kesuksesan di dunia dan akhirat. Dan hendaklah mereka kembali merujuk kepada para ulama yang menasihati mereka dan menasihati kaum muslimin......".( http://ulamasunnah.wordpress.com/2014/08/04/seruan-ulama-terkait-isis/ )


Disadur oleh KHD dari beberapa sumber, diantaranya:
http://ar.wikipedia.org/wiki/الدولة_الإسلامية_في_العراق_والشام
http://id.wikipedia.org/wiki/Negara_Islam_Irak_dan_Syam
Wikimedia Commons

http://ulamasunnah.wordpress.com/2014/08/04/seruan-ulama-terkait-isis/
http://rt.com/news/166836-isis-isil-al-qaeda-iraq/
http://www.aljazeera.net/news/reportsandinterviews/2014/6/14/الدولة-الإسلامية-في-العراق-والشام

Senin, 04 Agustus 2014

Qodho’ Shalat Sunnah Qobliyah Shubuh


Kita sudah mengetahui bagaimana keutamaan shalat sunnah qobliyah Shubuh atau shalat sunnah Fajar. Dalam shahih Muslim terdapat hadits dari ‘Aisyah,

عن عائشة عن النبي صلى الله عليه و سلم ؛ قال: "ركعتا الفجر خير من الدنيا وما فيها ..أخرجه مسلم.
 

 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Dua raka’at sunnah fajar (qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” Dalam hadits muttafaqun ‘alaih (disepakati sahihnya oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim), ‘Aisyah mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melakukan satu pun shalat sunnah yang kontinuitasnya (kesinambungannya) melebihi dua rakaat (shalat rawatib) Shubuh.” Lihat bahasan keutamaan shalat sunnah fajar 5 Shalat Sunnah yang Bisa Dirutinkan atau Merutinkan Shalat Sunnah Rawatib.

Lantas bagaimana jika kita telat datang Shubuh. Sampai di masjid imam sedang menunaikan shalat Shubuh. Apakah boleh shalat sunnah qobliyah Shubuh atau shalat sunnah fajar tadi diqodho’? Kapan diqodho’nya?
Jawaban dari permasalahan di atas, jika shalat Shubuh sedang didirikan, maka kita tentu tidak bisa disibukkan dengan sesuatu apa pun, walaupun dengan shalat sunnah fajar sekalipun. Jadi, siapa saja yang mendapati imam sedang shalat Shubuh, maka ia mengikuti imam melaksanakan shalat wajib tersebut. Lalu bagaimana dengan shalat sunnah fajar? Kapan ditunaikan? Apakah ditunaikan setelah shalat Shubuh langsung atau tunggu sampai waktu Dhuha (sampai matahari setinggi tombak)?
Para ulama berselisih pendapat dalam hal ini. Salah satu pendapat menyatakan boleh mengqodho’ shalat sunnah fajar tadi langsung setelah shalat Shubuh. Ada riwayat yang shahih disebutkan oleh Al Baihaqi dalam Al Kubro,

عَنْ قَيْسٍ جَدِّ سَعْدٍ قَالَ : رَآنِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَأَنَا أُصَلِّى رَكْعَتَىِ الْفَجْرِ بَعْدَ صَلاَةِ الصُّبْحِ فَقَالَ :« مَا هَاتَانِ الرَّكْعَتَانِ يَا قَيْسُ؟ ». فَقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّى لَمْ أَكُنْ صَلَّيْتُ رَكْعَتَىِ الْفَجْرِ ، فَهُمَا هَاتَانِ الرَّكْعَتَانِ ، فَسَكَتَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-

Dari Qois (kakeknya Sa’ad), ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihatku sedang shalat sunnah fajar setelah shalat Shubuh. Beliau berkata, “Dua raka’at apa yang kamu lakukan, wahai Qois?” Aku berkata, “Wahai Rasulullah, aku belum melaksanakan shalat sunnah Fajar. Inilah dua raka’at shalat sunnah tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas mendiamkannya.” Al Hakim mengatakan bahwa hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari Muslim. Sedangkan ulama lain mengatakan bahwa hadits ini memiliki ‘illah yaitu munqothi’ seperti kata Tirmidzi.

Dalam Al Mughni, Ibnu Qudamah berkata, “Diamnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjukkan akan bolehnya. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengqodho’ shalat sunnah Zhuhur setelah ‘Ashar. Ini pun sama maksudnya.”
Ulama Hanafiyah mengatakan tidak bolehnya menunaikan setelah shalat Shubuh secara langsung. Karena ada riwayat dari Tirmidzi, dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang belum menunaikan shalat sunnah Fajar, hendaklah ia menunaikannya setelah terbit matahari.” Juga dalam riwayat lain Nabi mengqodhonya setelah terbit matahari sesuai hadist dibawah ini:

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم ( نام عن ركعتي الفجر فقضاهما بعد ما طلعت الشمس ) .. رواه ابن ماجه وصححه الألباني..


Dari Abi Hurairoh RA, sesunguhnya Nabi ketiduran dari dua rokaat sunah sholat fajar. maka Nabi mengqodho keduanya setelah terbit matahari". HR. Ibnu Majah, disohihkan oleh Albany,

Juga diriwayatkan  Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma pernah menunaikan qodho’ shalat sunnah fajar di waktu Dhuha.
Ibnu Qudamah menyatakan kembali bahwa larangan ini masih bisa dipahami dengan makna lain. Jika memang seperti itu, menunaikannya di waktu Dhuha lebih baik dan terlepas dari perselisihan ulama dan tidak menyelisihi keumuman hadits tentang larang sholat setelah sholat Subuh tadi. Akan tetapi jika dikerjakan langsung setelah shalat Shubuh, itu boleh. Karena hadits terakhir tadi tidak membatasi kebolehan tadi. Demikian kata beliau.
Sedangkan Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz, mufti Saudi Arabia di masa silam memilih lebih afdhol ditunaikan setelah matahari meninggi. Beliau menjelaskan,

“: إذا لم يتيسر للمسلم أداء سنة الفجر قبل الصلاة ، فإنه يخير بين أدائها بعد الصلاة أو تأجيلها إلى ما بعد ارتفاع الشمس ، لأن السنة قد ثبتت عن النبي صلى الله عليه وسلم بالأمرين جميعا ، لكن تأجيلها أفضل إلى ما بعد ارتفاع الشمس لأمر النبي صلى الله عليه وسلم بذلك ، أما فعلها بعد الصلاة فقد ثبت من تقريره عليه الصلاة والسلام ما يدل على ذلك” مجموع الفتاوى 11/373

“Jika seorang muslim tidak mampu menunaikan shalat sunnah fajar sebelum penunaian shalat Shubuh, maka ia boleh memilih menunaikannya setelah shalat Shubuh atau menundanya sampai matahari meninggi. Karena ada dalil (hadits) yang menunjukkan bolehnya kedua-keduanya.  Akan tetapi jika menundanya sampai matahari meninggi itu lebih baik karen ada perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai hal ini. Adapun qodho’ shalat sunnah fajar tadi setelah shalat Shubuh maka telah shahih pula dari ketetapan (taqrir) beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menunjukkan bolehnya. (Majmu’ Al Fatawa, 11: 373).
Semoga Allah selalu memberikan kita kekuatan untuk terus menjaga amalan sholih. Wallahu waliyyut taufiq.

Sumber bahasan:
http://www.saaid.net/Doat/abdullah/20.htm
http://www.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=15228

@ Sakan 27 Jami’ah Malik Su’ud, Riyadh, KSA, 29 Syawal 1433 H
www.rumaysho.com

Pernah mengenyam pendidikan S1 di Teknik Kimia UGM Yogyakarta dan S2 Polymer Engineering di King Saud University Riyadh. Pernah menimba ilmu diin dari Syaikh Sholeh Al Fauzan, Syaikh Sa'ad Asy Syatsri, dan Syaikh Sholeh Al 'Ushoimi. Aktivitas beliau sebagai Pimpinan Pesantren Darush Sholihin Gunungkidul, Pengasuh Rumaysho.Com, serta Pimpinan Redaksi Muslim.Or.Id.