MA'HAD ISLAM TERPADU AL- KHAIRIYYAH, SEKOLAH DAN PONDOK PESANTREN.....................DENGAN MOTTO: BERILMU AMALIYAH - BERAMAL ILMIYAH - MENJAGA UKHUWWAH ...........................YAYASAN MIT ALKHAIRIYYAH KARAWANG MENERIMA SEGALA BENTUK DONASI YANG HALAL DAN TIDAK MENGIKAT; MELALUI BANK JABAR . No. Rekening : 0014732411100 atas nama : Pondok Pesantren Al-Khairiyyah Karawang...........................Facebook: khaeruddin khasbullah.....

SEPUTAR AL-KHAIRIYYAH (facebook:: https://www.facebook.com/khaeruddin.khasbullah)

Jumat, 28 Februari 2014

Mengapa Para Ulama Berbeda Pendapat?

Mengapa Para Ulama Berbeda Pendapat?
                                                             Oleh: Ustadz Abidun Zuhri
 
Bismillahirrahmirrahim. 

Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad saw, para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan kebaikan.

Semestinya Allah memerintahkan agar kaum muslimin agar tidak berselisih. Akan tetapi, dalam kenyataannya kita temukan mereka berselisih di dalam memahami ajaran agama dan mengamalkannya. Ini adalah sesuatu yang sudah wajar terjadi. Namun, yang saya maksud perselisihan di sini adalah perselisihan para ulama yang dalam mengambil pendapat berdasarkan ijtihad, bukan karena ta’ashub atau memperturut hawa nafsu. Sebab jenis perbedaan itu banyak sekali. Jika kita memperhitungkan setiap pendapat yang berbeda dari yang lain, kita akan menyandingkan para ahli bid’ah dan kelompok sesat dengan para ulama yang sejati. Ini adalah sesuatu yang tidak boleh terjadi.

Adapun sebab-sebab para ulama berselisih pendapat itu ada empat.Yakni:

Sebab pertama; Nash (teks) yang ada termasuk kategori musytarak lafzhi (kata yang memiliki macam-macam makna).
Misalnya, kata al-qur` yang dapat berarti (1) suci dan (2)berarti haid. Maka kata quru` dalam ayat yang menyatakan bahwa wanita yang dicerai wajib menjalani masa idah selama tiga quru` (al-Baqarah: 228), 3 kali suci menurut Imam Syafi’i dan 3 kali haid menurut Imam Abu Hanifah.

Sebab kedua; Sebuah hadits sampai kepada sebagian ulama dan tidak sampai kepada ulama yang lain.
Misalnya, hadits tentang wanita yang telah ditalak tiga dilarang kembali kepada suaminya kecuali telah menikah dengan laki-laki lain dan melakukan jima’ dengannya, lalu dicerai olehnya (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini tidak sampai kepada Said bin al-Musayyab sehingga ia tidak menysaratkan sebagaimana yang ada dalam hadits.

Sebab ketiga; Hadits sampai kepada semua ulama, namun sebagian menggunakannya dan sebagian yang lain tidak menggunakannya.

Untuk yang ketiga ini ada empat macam, seperti berikut ini.

1. Ada hadits lain yang lebih kuat. Hal ini menurut ulama Hanafiyah yang mendahulukan tarjih daripada jama’ (kompromi) hadits-hadits. Misalnya hadits yang berbunyi,“Perempuan tidak boleh menikahkan perempuan dan tidak boleh menikahkan dirinya sendiri.” (HR. Thabrani) Hadits ini bertentangan dengan hadits lain yang berbunyi, “Janda lebih berhak atas dirinya daripada walinya, sementara gadis dimintai perintahnya dan diamnya adalah tanda setujunya.” (HR. Muslim) Ulama Hanafiyah mendahulukan hadits yang kedua, sementara jumhur ulama menjama’kan/ mengkompromikan antara dua hadits tadi, yakni makna hadits pertama adalah larangan perempuan menikah tanpa wali dan makna hadits kedua adalah wali tidak boleh memaksa janda.

2. Ada hadits lain yang lebih kuat dan tidak mungkin dijama’kan. Hal ini menurut ulama selain Hanafiyah yang mendahulukan jama’ daripada tarjih. Misalnya, hadits yang mengisahkan seseorang yang bertanya kepada Nabi saw. tentang seseorang yang menyentuh zakarnya, apakah ia wajib wudhu? Nabi saw. menjawab, “Sesungguhnya dia (zakar) adalah bagian dari tubuhmu (tidak membatalkan).” (HR. Abu Dawud dan lainnya) Sementara hadits lain menyatakan, “Barangsiapa yang menyentuh zakarnya, hendaklah ia berwudhu.” (HR. Ahmad dan lainnya) Menurut Imam Syafi’i hadits kedua ini lebih kuat.

3. Hadits sampai kepada sebagian ulama dengan jalur yang shahih dan sampai kepada ulama lain dengan jalur yang dhaif. Misalnya hadits tentang khuf (muzah). Ada satu hadits yang membolehkan membasuh sepatu khuf (ketika wudhu) dengan tenggang waktu tiga hari untuk musafir dan satu hari satu malam untuk muqim. (HR. Nasa`i, Tirmidzi dan Ibnu Khuzaimah) Sementara ada hadits lain yang membolehkan membasuh sepatu khuf tanpa memberi batasan waktu. (HR. Abu Dawud) Imam Malik mengambil hadits yang kedua ini, sedangkan Imam Syafi’i, Ahmad bin Hanbal dan lainnya mengambil hadits yang pertama. Perbedaan ini disebabkan masing-masing mengambil hadits yang shahih menurutnya dan tidak menggunakan hadits lain yang dianggap dhaif.

4. Hadits tidak memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan sebagian ulama, sementara ulama yang lain menganggapnya telah memenuhi syarat-syarat hadits shahih. Misalnya sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa Aisyah ra berkata, “Hafshah mendapat hadiah makanan. Ketika itu kami berdua sedang berpuasa. Maka kami membatalkan puasa. Kemudian Rasulullah saw. datang kepada kami. Kami berkata kepada beliau, “Wahai Rasul, kami telah mendapat hadiah. Kami menginginkannya. Maka kami membatalkan puasa.” Beliau bersabda, “Tidak mengapa, gantilah dengan berpuasa pada hari yang lain.” Hadits ini mursal (sanadnya antara tabi’in dan Rasulullah saw. terputus). Hanafiah dan Malikiah mengamalkan hadits ini karena menurut mereka hadits mursal itu menjadi hujjah. Sementara Syafi’iyah dan Hanabilah tidak mengamalkannya, karena menurut mereka hadits mursal itu tidak dapat dijadikan hujjah.

Sebab keempat; Pertentangan (ta’arudh) antardalil.
Yang dimaksud pertentangan di sini adalah pertentangan secara zhahir saja, karena tidak mungkin secara hakiki ayat yang satu bertentangan dengan ayat yang lain atau hadits yang satu bertentangan dengan hadits yang lain.

Menyikapi hal ini, jumhur ulama berpendapat bahwa sikap pertama kali yang harus diambil adalah menjamakkan (mengkompromikan) antardalil yang saling bertentangan itu. Jika tidak mungkin dilakukan, maka ditempuh jalur nasakh (pengguguran), jika diketahui mana yang lebih dahulu dan mana yang lebih akhir. Yang lebih akhir membatalkan yang lebih dahulu. Jika hal itu tidak mungkin dilakukan, maka dilakukan cara tarjih atau mengunggulkan satu dalil atas dalil yang lain.

Sementara ulama Hanafiyah memiliki pandangan lain dalam menyikapi masalah ini. Menurut mereka, langkah pertama yang harus diambil adalah mencari murajjih (sesuatu yang merajihkan dalil). Jika mereka menemukannya, maka mereka mentarjih salah satu dalil yang unggul. Jika hal ini tidak mungkin dilakukan, maka diambil langkah nasakh dengan cara mengetahui mana dalil yang lebih dahulu dan mana dalil yang lebih akhir. Dalil yang lebih akhir membatalkan dalil yang lebih dahulu. Jika hal itu tidak mungkin dilakukan, maka ditempuh cara jama’ antardalil.

Demikianlah sebab-sebab yang menjadikan para ulama berselisih pendapat. Dan jelas, perselisihan mereka berangkat dari cara memahami dan menggunakan dalil. Dengan demikian semuanya berusaha menggunakan dalil yang benar dalam berpendapat. Hal ini menjadi warisan ilmu di dalam umat Islam jauh lebih kaya daripada umat yang lain. Semoga Allah mengampuni dan merahmati para ulama yang telah mendahului kita. Amin.

Ustadz Abidun Zuhri: Alumnus Al- Azhar University Mesir.




Kosakata:

Ijtihad = Mencurahkan segenap kemampuan untuk menghasilkan suatu produk hukum syar'i dari beberapa sumber dalil yang ada.

Ta'asshub = Fanatisme/ Fanatik kelompok atau golongan.
Al- Qur' = Suci/ Haid. Kata benda yang memiliki makna musytarok/ multiple meaning/ banyak arti.

Tarjih = Mengambil yang paling kuat setelah memperbandingkan dua atau lebih dalil

Jama' = Mengkompromikan dua atau lebih dalil, seperti pada contoh kasus 1.

Shohih = Kualitas hadist yang memenuhi syarat.

Dhoif = Kualitas hadist yang kurang memenuhi syarat

Ta'arrudl = Bertentangan antar dalil secara lahiriyah. Seperti misalnya Sabda Nabi: "Air itu tidak bisa dinajiskan oleh apapun" dan Sabdanya yang lain: "Jika ukuran air mencapai 2 Qullah, maka ia tidak menanggung najis"

Nasakh = Menggugurkan. Hadist yang belakangan datang, dapat bersifat menggugurkan hadist sebelumnya. Seperti "Aku dulu melarang ziarah qubur, maka sekarang ber ziarahlah kalian".Maka hadist- hadist yang mengandung makna larangan ziarah qubur sudah di gugurkan/ dianggap tidak berlaku lagi.

Mansukh = Yang digugurkan. Larangan ziarah qubur sudah di gugurkan dengan adanya yang baru yakni perintah ziarah qubur.

Sepatu Khuf = sepatu laras panjang sampai menutup betis

Selasa, 25 Februari 2014

ISTIQOMAH ADALAH LEBIH BERNILAI DARI SERIBU KAROMAH

ISTIQOMAH ADALAH LEBIH BERNILAI DARI SERIBU KAROMAH 
H.Khaeruddin Khasbullah

 

الإستقامة خير من الف كرامة


ISTIQOMAH ITU LEBIH BERNILAI DARI SERIBU KAROMAH”
(Almaghfurlah Mama (kiyai) Sempur, Purwakarta .
(Lihat riwayat hidup beliau di:https://www.facebook.com/permalink.php?id=334009626713647&story_fbid=338019839645959).

Maka, seorang guru ngaji yang ISTIQOMAH, yang mengabdikan ilmunya dengan ikhlas untuk masyarakat, adalah lebih berbekas dimasyarakat dibandingkan dengan kedatangan 1000 orang “hebat dan keramat” yang datang sekali saja memberikan taushiyahnya kepada masyarakat tersebut. 

Bahkan mungkin hanya dalam waktu 2 minggu, sebagian besar anggota masyarakat sudah melupakan isi taushiyah para orang hebat itu. Berbeda dengan hasil pekerjaan Guru Ngaji yang ikhlas dan istiqomah itu yang mampu membentuk masyarakat sekitarnya menjadi orang- orang yang berakhlaq qur'any, bahkan ketika Guru Ngaji itu sudah lama wafat.

Banyak orang awam mengagung- agungkan fenomena ke-ajaiban keajaiban karomah inderawi, seperti kemampuan tak mempan benda tajam, atau dapat berjalan diatas air. Padahal karomah seperti itu bisa saja muncul dari orang- orang fasiq/ kafir. Bahkan seakan Alloh sedang mentertawakan orang- orang yang terlalu ta'ajjub dengan kekeramatan jenis ini, ketika Alloh mentakdirkan negara- negara yang justru terkenal memiliki kekeramatan model ini ternyata dapat dikuasai musuh dengan waktu yang lama. Indonesia dengan debusnya dijajah Belanda 350 tahun. Iraq dengan permadani terbangnya dihancur leburkan berkali- kali, pertama oleh Hulagu Khan dan terakhir oleh Paman Sam. India dengan para fakirnya yang dapat tidur diatas paku ternyata dijajah Inggris lama sekali, bahkan Indonesia lebih dulu merdeka dari pada mereka.
Sejatinya karomah terpenting para Walisongo adalah kemampuannya MEROBAH (khoriqul 'aadah) tatanan masyarakat Hindu- Budha- Animisme kedalam rengkuhan Islam dalam waktu singkat, bukan kemampuan MERUBAH daun jati lembaran uang. Ini adalah sebuah bentuk sejatinya KAROMAH (Karomah Haqiqy) yang timbul dari KE- ISTIQOMAHAN mereka dalam menyebarkan Islam di tanah Jawa.

ثم الحقيقي من الكرامة ان تحصلن لنفس الإستقامة .( الشيخ أحمد الرفاعي). -
Sesungguhnya karomah sejati itu muncul untuk jiwa- jiwa yang istiqomah”.(Syekh Ahmad Rifa'i).

Allah bahkan berfirman dalam Al- Qur'an, bahwa mereka orang- orang yang istiqomah dalam pengabdiannya kepada Allah, sebagaimana Guru Ngaji yang mendedikasikan dirinya secara istiqomah membentuk anak- anak/ masyarakat yang qur'any- mereka akan dicintai para Malaikat baik didunia dan di akherat, sebagaimana firman Nya dalam Surat Fusshilat ayat 30-31:
   
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka ISTIQOMAH (meneguhkan pendirian mereka), maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu". [Fusshilat: 41:30]



Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. [Fusshilat: 41:31]


Kemampuan para wali melakukan hal- hal yang Khoriqul 'Adah, sebagaimana MEROBAH pohon kelapa atau tanah yang dicangkul jadi emas, seperti dipercaya terjadi pada peristiwa Sunan Bonang dan Sunan Kalijogo dengan Ki Ageng Pandanaran adalah keajaiban yang sering dikagumi awam dan karena itu sering “dijual” melaui film atau sinetron, dan itu adalah bentuk karomah Hiisiyyah/ panca inderawi yang bisa muncul karena kasih sayang Allah dan para malaikatnya. Namun menurut Ilmu Hakekat bisa saja keajaiban seperti itu dilakukan oleh para pendosa seperti tukang sulap dan para penyihir dengan sebutan SIHIR. Dalam kitab Hikam Al- Haddad bab Mukasyafah disebutkan:
"Adakalanya perkara-perkara seumpama keramat dan sebagainya itu berlaku juga pada golongan orang yang tertipu dengan cita-cita untuk mencelakakan dirinya dan sebagai suatu 69 Petunjuk Jalan Thariqat pengujian terhadap kamu Mu’minin yang lemah I’tikadnya. Semua itu tidak boleh dikira sebagai keramat yang benar, malah ia merupakan sebagai suatu penghinaan kepada orang orang yang mendakwa keramat itu. Sebab keramat hanya lahir (ada) pada orang-orang ahli istiqamah, yakni orang-orang yang sudah terkenal lurus dalam perjalanannya". Tapi Karomah haqiqy yang sesungguhnya, yaitu ISTIQOMAH adalah sebenar- benarnya Karomah yang tidak bisa dilakukan para pendosa dan harus diupayakan dan dicari oleh para pencari kebenaran sejati.. 

Syaikh ABU MUHAMMAD AL-MURTA’ISY menyatakan:

“Orang yang dapat menguasai dirinya dan menentang hawa nafsunya sendiri adalah lebih hebat dari orang yang sanggup berjalan di atas air, atau bisa terbang di udara”.(Iqodlul himam Fi Syarhil Hikam. hal.175)

Maka karomah model keajaiban pancainderawi seperti ini tidak boleh menjadi tujuan seseorang pencari kebenaran sejati, sebagaimana pernyataan Syekh Abû ‘Alî al-Jurjanî:  Jadilah engkau pemilik istiqomah. Janganlah menjadi pemburu karomah. Sesungguhnya, nafsu kamu lah yang menginginkan karomah. Padahal Allah hanya menyuruhmu untuk istiqomah.”(As- Suhrowardi :Awariful Ma'arif Hamis Ihyau uulumiddin. Mujalld 4 hal.267)

Rabu, 19 Februari 2014

Siapa Yang Menang Dalam Perang Suriah

 Siapa Yang Menang Dalam Perang Suriah




Pertempuran di Suriah tak hanya membakar negeri itu, tapi juga memanaskan Timur Tengah. Bahkan, di Indonesia. Di Suriah tak hanya membuat mereka saling membunuh, tapi juga saling menggunakan dalil agama. Di dunia Arab, juga ada seruan mengirim relawan perang serta perang fatwa dan opini. Di Indonesia, yang ada hanyalah followers, ikut-ikutan. Kasus Suriah menjadi begitu sensitif dan panas masuk ke ranah agama.

Sejatinya rezim Assad adalah rezim sekuler dan otoriter dengan segala represinya. Nama partainya pun Partai Sosialis. Mirip dengan rezim Saddam. Namun, Arab Spring membuat dunia Arab bergolak. Awalnya, adalah program demokratisasi George W Bush untuk Timur Tengah. Sejak pidato pada 6 November 2003 itu, Amerika Serikat menebarkan dolar ke wilayah itu.Panennya terjadi pada masa Obama ini. Tentu, gelombang demokratisasi tak akan terjadi jika tanpa dukungan sosial. Arus internasional berpadu dengan arus bawah. Awalnya Tunisia, lalu Yaman, Mesir, Libya, dan kini sedang menunggu akhir pertarungan di Suriah. Apakah di negeri ini akan gagal seperti halnya di Bahrain? Arab Spring memang tak berlaku di negeri-negeri kerajaan, termasuk Bahrain, yang justru menjadi sekutu Amerika Serikat selama ini.

Gelombang demokratisasi di Suriah seolah sedang buntu. Secara geopolitik, negeri ini menjadi simpul kepentingan Rusia dan Iran. Bahkan, Cina ikut mendukung rezim Assad karena Cina memiliki perjanjian untuk saling mendukung dengan Rusia. NATO dan sekutunya terlibat aktif untuk menggulingkan Assad walau tak mengirim pasukan secara langsung.

Sunni- Syi'ah

Dimensi konflik di Suriah menjadi rumit. Apalagi di negeri ini, ada rivalitas antara Syiah dan Suni. Ketika kemenangan tak kunjung diraih salah satu pihak, paling gampang adalah memanfaatkan kekuatan nilai yang berlaku di masyarakat. Agama adalah salah satunya. Kelompok Sunni-seperti Ikhwanul Muslimin, kaum salaf/Wahabi, juga Alqaidah-yang selama ini tertekan di bawah rezim Assad menjadi kekuatan utama perlawanan. Sedangkan, kelompok Syiah menjadi pendukung rezim Assad. Negeri-negeri di sekitar Suriah, termasuk ulama dan masyarakatnya, menjadi terlibat secara emosional. Ketika Syekh Al- Buthy yang Sunni berusaha bersikap netral, justru beliau syahid menjadi korban pengeboman oleh kaum Sunni sendiri.

Sebenarnya Sunni- Syi'ah sudah mengakar di timur tengah sejak ribuan tahun yang lalu, tapi terbukti mereka sering bersatu melawan musuh bersama. Bahkan ketika perang 6 hari atau perang Yom Kippur melawan Israel yang melibatkan Mesir Lebanon, Suriah dan negara- negara Islam yang lain, tak terdengar unsur Sunni Syi'ah. Ketika Gaza dihujani bom dan tentara Hisbulloh pimpinan Hasan Nashrulloh melawan dengan heroik, belum ada suara- suara Sunni- Syi'ah, bahkan seluruh dunia Islam memujinya. Tapi kini suasananya lain.

Indonesia tak punya kepentingan apa pun secara langsung terhadap situasi di Suriah. Yang ada adalah rasa persaudaraan sesama Muslim. Tentu, kita berharap ada demokrasi di Suriah. Jalan demokrasi membuat umat bisa lebih mudah mengembangkan diri. Namun, penguasa selalu lebih cerdik. Umat diadu domba. Perbedaan Suni-Syiah menjadi jalan untuk membelah umat. Apalagi, kemudian terjadi perang fatwa dan opini. Dalil agama saling dilontarkan. Fitnah pun bertebaran.

Terjadi saling tuduh di antara umat pun terjadi di Indonesia. Kita harus benar-benar berhati-hati. Salah memilih diksi saja bisa menjadi kobaran api. Kita harus cermat memilih kata sebutan untuk kelompok yang melawan rezim Assad. Kata “pemberontak” pasti akan dikecam. Paling netral adalah “kelompok perlawanan bersenjata”. Bahkan, kata “oposisi” pun bisa dinilai tak tepat. Pilihan kata “gerilyawan” dan “pejuang” sudah menjadi usang dalam dimensi kekinian. Sejak Bush mengenalkan aksi multilateral tanpa melibatkan PBB, tata nilai dunia mulai bergeser. Diksi pun menjadi kacau.

Para penebar fitnah bukan hanya orang awam, melainkan aktivis keagamaan dan dai, bahkan ustaz. Tentu saja, yang namanya fitnah pasti salah, pasti bohong, pasti jahat, pasti buruk. Akan tetapi, ketika itu ditebarkan di mimbar keagamaan seolah menjadi positif. Lainnya melalui SMS berantai, mailing list, dan media sosial. Perang foto korban kejahatan perang pun dipamerkan oleh kedua belah pihak untuk memperkuat fitnah dan dakwaannya. Padahal jika terjadi perang saudara dimanapun itu terjadi, korban rakyat tak berdosa pasti berjatuhan termasuk anak- anak, wanita dan orang tua, dan itu dari kedua belah pihak. Kita seolah kehilangan pegangan, lupa pada moral agama yang kita kukuhi. Kita menjadi tercerabut dari akar kita sendiri. Kesalehan pribadi seakan sesuatu yang terpisah dari kesalehan sosial. Solidaritas kelompok seolah menjadi berbeda dengan solidaritas umat. Tentu, itu bukan akhlaqul karimah. Pada titik ini, kita makin sadar bahwa pengetahuan, gelar, atau profesi tak berbanding lurus dengan kualitas seseorang.

Israel Paling Diuntungkan

Di Perang Suriah, Israel minimal sudah memetik 3 kemenangan besar, yakni: 

1- Melucuti senjata Nuklir miskin Suriah (Senjata kimia itu sedahsyat senjata Nuklisr yang dapat dibuat dengan ongkos murah, dan akal sehat tidak habis mengerti mengapa rezim Assad berani menggunakan senjata kimia untuk rakyatnya sendiri. Padahal resikonya sebelumnya sudah tahu, yakni dia akan dihukum dunia. Teory paling mungkin, ada konspirasi Israel agar ada kelompok tentara yang tanpa izin menggunakan senjata itu). Kini Israel tak takut lagi pada kekuatan Suriah karena senjatanya sudah dilucuti.

2. Mengucilkan Hamas dari dunia mayoritas Sunni. Padahal pada operasi pengepungan Gaza (operasi cast lead) beberapa tahun yang lalu dunia Islam masih meng elu- elukan Hamas karena sanggup bertahan terhadap gempuran dahsyat Israel. Kini karena membela Assad dan dianggap beraliran Syi'ah, mereka mulai dihujat. Artinya sebentar lagi Israel akan menyerbu (lagi) Gaza tanpa pembelaan dunia Islam. 

3- Melemahkan dunia Islam dengan mengadu domba mereka, sehingga perjuangan melawan Israel terpaksa dana dan energinya dipakai untuk perang antar sesama. Sementara Israel bisa dengan bebas menggusur tanah- tanah Palestina tanpa takut pada negara- negara Islam.
 
Pada dimensi lain, umat Islam begitu mudah berpecah belah. Juga, begitu mudah dipantik dan dipicu sentimen agamanya. Adakah unsur agen- agen Mossad bermain disini? karena Suriah adalah adalah musuh Israel yang telah dianggap mampu menguasai teknologi Bom Nuklir Miskin (Bom Kimia). Maka tentu saja Israel akan berusaha agar Bom Nuklir Miskin Suriah dapat dimusnahkan. Caranya? : Devide and Capture (Adu domba dan kemudian kuasai).  Padahal, kasus Suriah adalah peristiwa politik. Soal Sunni dan Syi'ah sudah ada sejak ribuan tahun silam dan tidak ada masalah besar, tapi kini sanggup dinyalakan oleh para pemegang kepentingan yang ingin mendulang emas dari arena permusuhan. Sebagaimana para preman dan bromocorah yang berhasil meningkatkan omzet pendapatan mereka dalam keadaan Chaos. Kasus Suriah tak kering dari beragam kepentingan yang begitu rumit. Kasus Suriah makin menegaskan pada kita bahwa umat Islam saat ini tak memiliki daya kepemimpinan dan inisiatif.

Sebaiknya, energi kita difokuskan untuk memperbaiki kualitas diri kita. Hanya dengan itu kita bisa membangun dan memajukan diri. Indonesia adalah tempat terbaik untuk itu. Jangan jadikan dunia Arab sebagai titik pusat. Betul Islam lahir di sana, tapi ajaran DIEN nya, bukan POLITIK PRAKTIS nya, bukan berarti apa yang dari sana pasti lebih baik. Islam Indonesia dengan segala kekhasannya jauh lebih menarik untuk zaman ini.

Mari kita merapikan diri di segala lini. Jauh lebih produktif berdaya kreasi daripada bersiasat. Misi suci akan berisi jika dari hati yang bersih, bukan dari hati yang sesat.

Sumber : Nasihin Masha, Republika.co.id - http://bit.ly/11MUX85 dengan beberapa tambahan dari admin.

Senin, 03 Februari 2014

PENGALAMAN GURU QIRO'ATI DARI MALAYSIA


PENGALAMAN ROHANI SEORANG GURU QIRO'ATI DARI MALAYSIA




(Saya berkesempatan bertemu beliau di SILAWIL QIRO'ATI di DI: WISMA TOEGOE DEPAG- PUNCAK- BOGOR, PADA 12- 14 OKTOBER- 2012")


KENAPA SAYA MENGAJAR AL QURAN ?

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Setiap orang tentu ingin menjadi orang yang terbaik sama ada dari pandangan Allah SWT atau dari pandangan para makhluk-Nya. Saya ingin berkongsi sebahagian kisah hidup saya. Setelah selesai studi dan meraih Sarjana Muda di Madinah dalam jurusan Bahasa Arab, saya melanjutkan program Master di Mesir. Ketika itu saya kerap merasa bingung dan belum menemukan apa yang menjadi cita-cita saya. Nanti saya akan menjadi apa ? dan apa yang harus saya lakukan jika saya kembali ke tanah air ? Saat melihat orang-orang di sekeliling, saya merasa rendah diri, kerana merasa tidak memiliki apa-apa bakat seperti kawan-kawan yang lain. Ada antara kawan saya yang memiliki bakat kepimpinan yang terserlah sehingga selalu dikerumuni oleh kawan-kawan yang lain kerena pandai berpidato di hadapan orang ramai. Kawan lain pula memiliki kepandaian berorganisasi sehingga di mana-mana perkumpulan sahaja, ia selalu menjadi orang penting yang selalu diperlukan. Ada lagi kawan yang memiliki badan yang tinggi, segak dan tegar sehingga sentiasa nampak terpandang. Saya sering berkata dalam diri: aku ni siapa ? tidak ada bakat apa-apa ? anak orang desa ? badan kecil tidak tinggi dan tidak ada apa-apa yang bisa dibanggakan, tidak pandai berorganisasi apalagi berpidato di hadapan orang ramai. Itulah perasaan dan fikiran yang kerap berlegar-legar di fikiran dan hati saya. 

Itu dulu…..dulu dulu…. Saat ini Alhamdulillah saya merasa bahagia, memiliki keluarga, memiliki rumah, memiliki kendaraan dan keperluan-keperluan asas hidup sebagai manusia biasa. Dan banyak lagi nikmat-nikmat Allah yang tidak terhingga yang tidak terhitung satu-satu. Semoga saya menjadi orang yang dapat mensyukuri nikmat-nikmat Allah SWT yang terlalu banyak ini. amin ya Robbal alamin. 

Izinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya: Mohammad Masruh bin Ahmad. Kepakaran saya adalah membantu mereka yang ingin membaca al Quran dengan bacaan yang benar agar mereka tidak menyebarkan ilmu bacaan yang salah yang akan dibawa sehingga akhir hayat. Alhmdulillah sudah ramai orang yang telah saya bantu memperbetulkan bacaan al Quran mereka, terutama para calon guru al Quran. Mereka merasa lebih yakin dan lebih mantap membaca al Quran dan dalam waktu yang sama mereka lebih bersemangat mengajar bacaan al Quran kepada yang lain. Di sinilah saya merasa mendapat lebih keyakinan diri bahawa hidup saya lebih bermakna apabila saya merasa menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain. Apalagi teringat sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud bahawa orang yang paling baik antara kamu adalah orang belajar al Quran dan mengajarkannya. Inilah yang saya alami beberapa tahun terakhir ini, dan semoga akan menjadi amal ibadah saya yang berterusan sehingga akhir hayat saya. Saya merasa seronok teruja dan bahagia belajar al Quran dan berkongsi ilmu dengan orang lain. 

Pada permulaan dua tahun ketibaan saya di Malaysia, saya mengajar baca al Quran bukanlah seperti saat ini. Saya mengajar dari rumah ke rumah setiap hari pagi siang malam termasuk hari Sabtu dan Ahad, sehingga hampir dikatakan anak-anak dan isteri jarang bercuti bersama pada hujung minggu. Satu peristiwa mengaharukan dan sakaligus menyedihkan berlaku saat saya menyaksikan anak-anak kecil usia 4 tahun – 9 tahun pandai membaca al Quran dengan sangat-sangat cantik sekali. Cantik dari segi bacaan dan sekaligus dari segi tajwid. Saya termangu-mangu kagum kerana melihat keadaan ini. Peristiwa ini saya saksikan di Semarang Jawa Tengah Indonesia tepatnya di Kebon Arum di sekolah mengaji yang menggunakan kaedah Qiraati pada sekitar tahun 1989. Di depan kelopak mata saya anak-anak kecil pandai membaca al Quran dengan baik termasuk tajwidnya. Bahkan ada beberapa anak yang telah menghafal 5 juzuk al Quran. Anda bisa membayangkan kesedihan dan perasaan tercabarnya saya yang konon sebagai guru al Quran yang saat itu mempunyai anak yang berusia 4 tahun tapi sama sekali tidak mengenali walau hanya satu huruf hijaiyyah. Sedih dan amat sedih sekali. Saya menangis dan terharu melihat keadaan yang belum pernah saya saksikan sebelum itu. Dari situ saya bertekad balik ke Malaysia, saya akan mengajar anak saya membaca al Quran dengan sungguh-sungguh. Kesedihan yang kedua yang mungkin anda tidak dapat membayangkan adalah ketika Pak Dachlan Salim Zarkasyi penyusun Qiraati melarang saya mengajar al Quran setelah beliau mendengar bacaan saya dalam beberapa ayat yang ditunjukkan. Apa yang beliau ucapkan setelah saya membaca beberapa ayat ? beliau mengatakan kepada saya: “kalau bacaan kamu seperti ini, sebaiknya kamu jangan mengajar al Quran dulu. Dikhawatirkan kamu sama dengan menyebarkan dosa kerana bacaanmu masih banyak salah !.”. Masya Allah, bagaikan tersambar petir mendengar ucapan beliau. Saya terpinga-pinga dan bertanya-tanya. Apa bacaan saya yang salah ? bagaimana dengan kelas al Quran saya di Kuala Lumpur yang sudah 2 tahun saya mengajar ? saya telah terlanjur memberi ilmu yang salah ?. Astaghfirullahal ‘adzim. Itulah kesedihan yang teramat sangat yang berlaku saat itu. 

Akhirnya saya menyadari kesalahan-kesalahan saya dalam membaca al Quran setelah ditunjukkan oleh beliau. Dan ternyata setelah saya kembali ke Malaysia, ramai orang bahkan guru al Quran dan imam-imam yang melakukan seperti saya. Alhamdulillah sehingga sekarang saya lebih yakin dan bersemangat ingin berkongsi ilmu dengan mereka-mereka yang ingin memperbaiki bacaannya. Saya tidak ingin mereka seperti saya membaca al Quran tapi tidak menyedari kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan ketika membacanya apatah lagi jika ingin mengajar al Quran kepada murid-muridnya. Berapa ramai antara anda yang ingin memperbaiki bacaan al Quran dan ingin mengajar al Quran ? Maka kaedah Qiraati adalah jawaban yang cukup tepat yang dapat menyelesaikan masalah anda. Qiraati adalah salah satu kaedah yang amat baik dan cepat untuk menscan bacaan anda. Dengan kaedah Qiraati, anda bisa lebih mudah mengetahui tahap bacaan al Quran anda hanya dengan membaca beberapa ayat yang telah dipilih. Ketika membaca ayat-ayat tersebut jika terdapat kesalahan baca, maka bacaan anda akan lebih mudah diperbaiki di bawah bimbingan seorang yang sudah dinyatakan lulus ujian guru al Quran kaedah Qiraati. Alhamdulillah setelah menggunakan Qiraati ini dalam mengajar baca Al Quran, hidup saya merasa lebih bermanfaat dan semoga Allah memberi keberkatan, ketenangan, kesihatan, kebahagiaan dan kejayaan hidup di dunia dan di akhirat. Amin ya Robbal. Semoga Allah mencucuri rahmat kepada penyusun Qiraati: al ustadz KH. Dachlan Salim Zarkasyi  almarhum. 

Marilah kita perhatikan anak-anak kita dalam membaca al Quran dengan baik dan kita doakan semoga mereka menjadi anak-anak yang sholih yang diterima doanya untuk kita ketika kita telah tiada kelak. Amin ya Robbal alamin. Perkongsian pengalaman ini saya tulis setelah menyelesaikan program TTT, dalam program platinum yang dipimpin oleh Dr Azizan Osman. Jutaan terimakasih kepada Dr. Azizan Osman yang telah berkongsi banyak ilmu selama program Platinum. Semoga Allah membalas dengan balasan yang berlipat ganda. Dan semoga bakat saya dalam berkongsi ilmu dan pengalaman di bidang pengajaran al Quran ini lebih dirasai oleh lebih ramai orang lain. amin ya Robbal alamin. Jika anda suka dengan perkongsian saya ini say: “I”. Wassalam.

Di copy paste atas seizin beliau oleh: H.Khaeruddin Khasbullah.

Minggu, 02 Februari 2014

IJINKAN AKU SEGERA KEMBALI KEPANGKUAN ROB KU



Dialog Imajiner

                       IJINKAN AKU SEGERA KEMBALI KEPANGKUAN ROB KU

                                                           Oleh: Ibnu Khasbullah


Syahdan, ditaman-taman sorga yang indah, berkumpullah para bayi dari segala warna kulit, tak terhitung jumlahnya. Para Wildan itu bermain, berlari, bernyanyi, bergembira. Celoteh mereka riuh rendah bak suara kumbang. Diiringi dengan siulan burung sorgawi dan kupu- kupu yang jinak- jinak merpati. Sungguh hidup mereka bahagia, penuh canda, penuh tawa, dibawah lindungan dan asuhan para bidadari dan para malaikat yang suci- suci. Tak ada rasa sedih, gelisah atau resah. Tak ada tangisan atau rengekan. Sungai- sungai madu dan bengawan- bengawan susu adalah lebih dari cukup untuk menu mereka sehari- hari dan penuh gizi dibawah ridho ilahi.

Tiba- tiba ditengah keriuhan canda mereka terdengar panggilan Sang Kholiq:

“Wildan, kemari nak!”

“Labbaik Ya Rob!”

“Begini nak, Aku sudah menetapkan bahwa dikau harus segera turun kebumi..”

Betapa kaget dan terperanjatnya wajah si Wildan, mendengar bahwa ia terpilih agar segera turun kebumi. Yang pernah ia dengar, bumi itu tidak seindah dan seaman sorga. Kadang ada senang disana. Namun terlebih banyak lagi sedih dan gundah. Belum lagi persaingan, korupsi dan pertumpahan darah. Ah, sebaiknya ia usul agar agar jangan dia yang terpilih, biarlah para wildan yang lain………..

“Ya Rob, kenapa harus saya. Saya masih senang hidup tenteram disini. Setiap saat aku dapat bercengkerama dengan para teman- teman, para bidadari dan para malaikat. Dan yang lebih membahagiakanku disini adalah bahwa aku bisa selalu memandang Mu dan bersama Mu setiap saat”.

“ Ya nak, nanti disana kamu juga akan banyak teman, walaupun kadang juga lawan, disana kamu bisa hidup bahagia, walau hanya sementara, dan kadang diliputi nestapa yang tak habis- habisnya. Itu semua adalah ladang agar dapat memperoleh kehidupan nikmat abadi, bagi siapa yang mampu menghadapi semua ini dengan menggunakan cahaya ilahi”.

“Ya Rob, aku dengar didunia banyak bahaya dan banyak orang- orang jahat, siapa yang akan melindungiku, siapa yang akan mengajariku bertahan terhadap segala masalah dunia yang hingar bingar itu?”

“Begini nak. Nanti aku siapkan pengasuh yang berhati sehalus dan selembut sutera, dia akan menyayangimu dengan kasih bidadari dan berbudi malaikat. Dia akan mencintaimu setiap saat dan setiap waktu, dia akan selalu mengawasimu dan melindungimu dari segala marabahaya tanpa pamrih”.

“Ya Rob, kalau boleh tahu, apakah makhluk yang Kau siapkan itu memiliki sebuah nama?”

“Ya, panggil saja dia dengan sebutan MAMA, dia akan dibantu dengan seorang yang juga akan mengasuhmu dengan kasih, walau tak sebanding dengan kasih mama, namanya PAPA. Mudah bukan?”

“Lalu, bagaimana seandainya aku suatu saat rindu pada Mu? Apa yang harus aku lakukan, ?”

“Jangan khawatir, MAMA dan PAPA mu akan mengajarimu bagaimana caranya jika engkau nanti rindu dan ingin berjumpa dengan KU dengan melakukan ibadah dan dzikir- dzikir tertentu”.

“ Ya Rob, aku memohon agar jika seandainya Engkau tetap memutuskan aku harus mengunjungi dunia kedunia, aku ingin tak selamanya, bahkan kalau bisa sebentar saja, agar aku bisa melihat wajah Mu kembali”.

“Wahai Wildan, Aku lebih tahu tentang keputusanKu. Bila aku ingin, aku segera tarik kau kembali kesisiku, namun bila aku menghendaki, kau kutetapkan sampai sementara waktu lamanya, sepuluh, duapuluh atau bahkan duaratus tahun, atau berapapun yang aku kehendaki. Itu semua berada didalam ilmu azali Ku, dan tak ada siapapun yang dapat merobahnya kalau itu sudah aku tetapkan walau hanya sedetik”.

“Ya Rob, kalau memang itu kehendakmu, maka aku ridho dan pasrah atas segala keputusan Mu”.

Maka, karena semuanya sudah diatur Sang Kholiqnya, Wildan pun meluncur ke dunia fana, mengeram beberapa saat diperut calon pengasuhnya setelah terjadinya proses manusiawi antara ayah dan ibu. Sembilan bulan lamanya ia berada diperut seseorang yang akan ditugaskan sebagai pengasuhnya. Dan pada saat waktunya telah tiba ia pun terlahir kedunia dengan tangisnya yang keras, sebuah tangis protes setelah melihat dunia tidak seindah sorga. Dia menangis seakan memohon agar diperkenankan segera kembali menghadap Rob nya daripada berlama- lama hidup didunia yang keras dan penuh tipu mara bahaya.

Waktupun berjalan. Mama dan Papa menyayanginya sepenuh jiwa. Ini semua karena sebentuk kasih dan rahmah telah ditanamkan Allah kedalam hati kedua orang yang diberi amanat tersebut. Sang Wildan diasuh mereka dengan baik, dirawat dengan penuh sukacita dan tak dianggap sebagai beban bagi mereka berdua walaupun terkadang mereka berdua harus bergadang diwaktu malam, pada saat seharusnya mereka dapat beristirahat.

Dan Allah mempunyai rencana lain. Ia ingin agar Wildan segera kembali ke sisi Nya. Allah juga melihat dedikasi kedua pemegang amanat itu yang sedemikian besar, Allah ingin segera membalasnya dengan janji sorgawi, yakni nanti akan bergabung kembali dengan Wildan yang pernah diasuh mereka tatkala didunia fana. Agar Wildan menjadi tabungan amal bagi kedua pemegang amanat itu, agar Wildan dapat memberi syafaat dan penolong serta penarik mereka memasuki pintu sorga.

Wildan pun pada saat yang telah ditentukan dipanggil pulang oleh Sang Kholiq. Dunia pun berduka, pengasuhnya seakan tak percaya bahwa ia telah tiada. Semua menangis sedih dan berurai air mata duka. Sedangkan Sang Wildan tertawa bahagia, karena permohonannya agar ia segera kembali kesorga dikabulkan oleh Sang Maha Perkasa, bergabung kembali dengan para Wildan, Bidadari dan para malaikat pengasuhnya, dan yang lebih membahagiakan lagi adalah…… ia bisa kembali menatap Rob nya.
                               
Sayup- sayup  terdengar suara Qory di mesjid membaca Al- Qur’an surat Ad- Dahr/ Al- Insan 76/ 19- 22:................. “Dan mereka di kelilingi oleh para wildan yang tetap muda belia. Apabila kamu melihat mereka, kamu mengira bahwa mereka adalah bagaikan mutiara yang bertaburan. Dan apabila kamu melihat disana (surga) niscaya kamu akan melihat berbagai kenikmatan dan kerajaan yang besar. Mereka memakai pakaian sutera yang halus dan sutera yang tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang dari perak dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang murni.Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu dan segala usahamu mendapatkan balasan yang layak”……..

(Tulisan ini didedikasikan untuk mengantar kepulangan nanda Marsha Nafis An- Nida binti Arif Dzulhikam/ Nana kepangkuan Rob nya pada tanggal 03- 08- 2009, dan dia pasti sekarang sedang bercengkerama bersama bidadari disorga. Innaa lillaahi Wa innaa ilaihi roji’un. Innamaa yuwaffasshoobiruuna Ajrohum bighoiri hisaab. Teriring do’a agar keluarganya tabah menghadapi musibah ini.)