MA'HAD ISLAM TERPADU AL- KHAIRIYYAH, SEKOLAH DAN PONDOK PESANTREN.....................DENGAN MOTTO: BERILMU AMALIYAH - BERAMAL ILMIYAH - MENJAGA UKHUWWAH ...........................YAYASAN MIT ALKHAIRIYYAH KARAWANG MENERIMA SEGALA BENTUK DONASI YANG HALAL DAN TIDAK MENGIKAT; MELALUI BANK JABAR . No. Rekening : 0014732411100 atas nama : Pondok Pesantren Al-Khairiyyah Karawang...........................Facebook: khaeruddin khasbullah.....

SEPUTAR AL-KHAIRIYYAH (facebook:: https://www.facebook.com/khaeruddin.khasbullah)

Kamis, 21 Juni 2018

MENURUT IBNU TAIMIYYAH, APAKAH BACAAN KALIMAH THOYYIBAH ITU SAMPAI KEPADA MAYAT YANG DIBACAKAN UNTUKNYA?



MENURUT SYEKH IBNU TAIMIYYAH, HADIAH BACAAN “LAA ILAAHA ILLALLOH” DAN KALIMAH SUCI YANG LAIN KEPADA MAYIT MUKMIN AKAN BERMANFAAT KEPADA MAYIT TERSEBUT

Seringkali kita dengar seorang muballigh melempar gurauan dan candaan dalam pidatonya tentang sampai atau tidak sampainya ayat Al- Qur’an kepada mayit.
Dengan santainya muballigh itu berkata:” Sampai, buktinya tidak pernah ada mayat yang mengembalikan bacaan al- Qur’annya”……semua hadirin pun tertawa kecut.
Secara tidak sadar mereka sedang melecehkan diri sendiri karena yang berbeda pendapat akan bergumam: “Tuh khan, tak ada dalilnya?”
Padahal dalilnya begitu berlimpah, termasuk dari masyayikh/ guru- guru mereka sendiri yang menganggap bacaan Al- Qur’an untuk si mayit tak ada gunanya. Tanpa mereka sadari justru panutan mereka menyatakan: bahwa bacaan Al- Qur'an, dzikir dan do'a- do'a itu itu sampai dan bermanfaat kepada si mayit.
Orang mungkin banyak yang akan terkejut membaca tulisan Syekh Ibnul Qoyyim Al- Jauzy, salah seorang murid terpandai dari Syekh Ibnu Taimiyyah dalam kitab “Ar- Ruh” halaman 119, demikian:
وذهب اهل البدع من أهل الكلام أنه لا يصل إلى الميت شيء البتة لا دعاء ولا غيره
“Dan para ahli- ahli bid’ah dari sebagian ahli kalam berpendapat bahwa sesungguhnya hadiah pahala itu tak akan sampai kepada mayit sama sekali, tidak do’a, tidak juga selainnya”.
Nah !...menurut Syekh Ibnul Qoyyim, justru orang yang tidak meyakini sampainya pahala apapun kepada mayit itu disebutnya sebagai Ahli Bid’ah, alias maling teriak maling.
Bagaimana menurut guru beliau Syekh Ibnu Taimiyyah tentang hal ini?
Dalam kitab beliau “Majmu’ Fatawa” Juz 24/ 323, ditanyakan kepada beliau tentang seseorang yang membaca 70.000 kali kalimat Tahlil (Laa ilaaha illalloh), beliau menjawab sebagai berikut:
(24/323)
________________________________________
وسئل
عن قراءة أهل الميت تصل إليه والتسبيح والتحميد والتهليل والتكبير إذا أهداه إلى الميت يصل إليه ثوابها أم لا
فأجاب يصل إلى الميت قراءة أهله وتسبيحهم وتكبيرهم وسائر ذكرهم لله تعالى إذا أهدوه إلى الميت وصل إليه والله أعلم
وسئل
هل القراءة تصل إلى الميت من الولد أولا على مذهب الشافعى
فأجاب أما وصول ثواب العبادات البدنية كالقراءة والصلاة والصوم فمذهب أحمد وأبى حنيفة وطائفة من أصحاب مالك والشافعى إلى أنها تصل وذهب أكثر أصحاب مالك والشافعى إلى أنها لا تصل والله أعلم.
Dan beliau Syekh Ibnu Taimiyyah ditanya tentang bacaan Al- Qur'an keluarga mayit kepada si mayit, dan bacaan Tasbih, Tahmid, Tahlil dan Takbir apabila keluarga tersebut menghadiahkannya kepada si mayit, sampaikah pahalanya atau tidak?
Maka beliau menjawab: “Bacaan Al- Qur’an keluarganya akan sampai kepada si mayit, begitu juga bacaan tasbih mereka , takbir mereka dan seluruh dzikir- dzikir mereka kepada Allah jika mereka menghadiahkan nya kepada si mayit dan sampailah kepadanya. Wallohu a’lam.
Dan beliau pun ditanya:
“Apakah bacaan Al- Qur’an dari seorang anak kepada si mayit menurut madzhab Syafi’I sampai?”
Maka beliaupun menjawab:
“Adapun sampainya pahala ibadah badaniyyah seperti membaca Al- Qur’an atau Sholat atau Puasa, maka madzhab Imam Ahmad (Hanbaly), Abi hanifah (Hanafy) dan sebagian Ashab Imam malik (Maliky) dan Asy Syafi’I bahwa itu akan sampai pahalanya pada si mayit, namun sebagian besar Ashab malik dan As- Syafi’I ada yang menyatakan tak akan sampai. Wallohu a’lam.
Tentang seseorang yang membaca 70.000 kali Tahlil untuk dihadiahkan pada si mayit, apakah dzikir sebanyak itu bermanfaat bagi mayit? Beliau menjawab:
وقد سئل شيخ الإسلام ابن تيمية – كما في "مجموع الفتاوى" (24/323)
: عمَّن ( هلَّلَ سبعين ألف مرة وأهداه للميت يكون براءة للميت من النار ) حديث صحيح ؟ أم لا ؟
وإذا هلل الإنسان وأهداه إلى الميت يصل إليه ثوابه أم لا ؟
فأجاب :
إذا هلل الإنسان هكذا : سبعون ألفا ، أو أقل ، أو أكثر ، وأهديت إليه نفعه الله بذلك ، وليس هذا حديثا صحيحا ولا ضعيفا انتهى.
Syekh Ibnu Taimiyyah, sebagaimana dalam "Al Majmu' Al Fatawa" 24/323 ketika ditanya tentang: Seseorang yang bertahlil (mengucap Laa ilaaha illalloh) sebanyak 70.000 kali dan menghadiahkan nya untuk mayit, apakah betul dapat membebaskan si mayit dari siksa api neraka. Apakah ini berdasar hadist sohih atau bukan? Dan jika seseorang bertahlil dan menghadiahkannya pada si mayit akan sampai pahalanya untuk si mayit atau tidak? Maka Syekh Ibnu Taimiyyah menjawab: "Jika seseorang bertahlil sedemikian itu 70.000 kali, atau lebih banyak, atau lebih sedikit dan menghadiahkannya kepada mayit (mukmin..pent), maka Allah akan memberikan manfaat dengan sebab bacaan Tahlil itu.
Adapun hadis tersebut diatas tidaklah sohih dan tidak pula dhoif (karena kalimat tersebut adalah pernyataan Ibnu “Arobiy, bukannya sebuah hadist)........
Tentang pendapat Syafi'i dalam hal ini Imam Nawawy dalam Kitab Al- Adzkar dan Riyadhus Sholihin menukil:
قد نقل الإمام النووي في الأذكار ورياض الصالحين عن الإمام الشافعي رحمه الله قوله: ويستحب أن يقرأ عنده (الميت) شيء من القرآن وإن ختموا القرآن كله كان حسناً.
Menukil dari Imam Syafi'i Rohimahulloh: "disunahkan agar membaca sebagian Ayat- ayat Al- Qur'an disisi mayit. Jika dapat mengkhatamkan seluruh Al- Qur'an, tentu lebih baik".
Syekh Ibnu Katsier dalam kitabnya "Al- Bidayah wan Nihayah, Babu Wafaati Syekh Ibnu Taimiyyah" mencatat bahwa ketika beliau Syekh Ibnu Taimiyyah wafat, dibacakan untuk beliau beberapa khataman Al- Qur'an.....

Tapi ada syarat utama agar bacaan itu sampai pada si mayit, 
no 1. Niyat menghadiahkan kepada si mayat . no 2. Bukan karena bayaran.....Lihat: S. Sabiq:  Fiqhus Sunnah Bab Janazah 1/309
Wallohu a'lam.

H. Khaeruddin Ibn Khasbullah

http://fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php…
http://islamport.com/d/3/tym/1/40/360.html
https://islamqa.info/ar/107450

fatwa.islamweb.net
تحرير مذهب الشافعية في وصول ثواب القراءة للميت جاء في تفسير ابن كثير في سورة النجم عند قوله تعالى وأن ليس للإنسان إلا ما سعى أن المفسر رحمه الله نقل ق..

Senin, 11 Juni 2018

ANALYSIS YANG ASAL DAN TERKESAN MENFITNAH

Buya Ashfi Bagindo Pakiah:


Tamparan keras atas kesoktahuan seorang Wahhabiyyun yg merasa paling paham Pemikiran Imam Abu Hasan al-Asy'ariy

Buya Ashfi Bagindo Pakiah:

A.R. Al Salafy bilang 👇;

//Itu bukan matan kitab aslinya pak..itu tambahan dari muhaqiqnya fauqiyah husein//

//Sy juga pnya kok pak pdf tahqiqkannya fauqiyah husein..itu adalah pasal tambahan dr muhaqiqnya bukan matan asli kitabnya//


Teks yang ia bilang tambahan itu adalah teks;

استواء منزها عن المماسة، والاستقرار، والتمكن، والحلول، والانتقال


"ISTIWA' yang suci dari makna "saling sentuh", "tinggal", "menetap" ,"menyatu" dan "berpindah".(pent.)
Kalam seperti ini ada di beberapa tempat dalam "Ibanah"(Kitab Tauhid karya Imam Asy'ary yang menurut Wahabiyyun ketika menulis ini beliau sudah ruju' kepada Ahlus Sunnah, padahal beliau memang Ahlus Sunnah setelah menyatakan keluar dari Muktazilah).

Pertanyaannya, Khi A.R. Al Salafy;

1. Apakah antum punya manuskrip kitab Ibanah?

2. Jika punya, ada berapa manuskrip? Dr. Fauqiyah punya 4 manuskrip. Disertasi studi naskah Ibanah di Riyadh ada 6 manuskrip. Disana teks yang antum anggap tambahan itu ada.

3. Apakah Ibanah cetak yang paling kredibel itu hanya yang punya antum; Dar Ibnil Jauzi Mesir? Jika teks yang dimaksud juga tidak ada di cetakan versi antum, maka sama saja dengan cetakan Dar Kutub Ilmiyyah.

4. Apaka antum sudah baca Ibanah cet. Dar Bayan Syiria, cet. Maktabah Muayyad Saudi, Dar Fadhilah 6 naskah Saudi? Semuanya ada teks yang antum katakan tambahan itu, padahal tidak ada Dr. Fauqiyah disana.

5. Apakah karena teks itu begitu mengganggu misi antum sehingga dianggap itu tambahan dari pentahqiq?

Lalu antum lanjutkan;

//Di bab istiwa matan aslinya yg dijadikan acuan tahqiiq fauqiyah husein gk sebanyak itu tambahannya katanya cm...من غير طول والاستقرار.... يلق به
//

Yaa akhi... antum apakah punya kitab al-Ibanah cet Darul Bayan Syiria, Maktabah Muayyad Saudi, Dar Fadhilah Saudi? Semuanya ada teks ini, tidak ada Dr Fauqiyah disana. Antum apakah sudah pernah belajar ilmu filologi?

Dan itu dikatakan "tambahan", tambahan dari siapa? Dan cuma "katanya"? Antum sudah pernah lihat manuskripnya?


(seterusnya kata anda):

//maka itu adalah penambahan dari muhaqiqnya//


Antum jangan memfitnah akhi kalau belum tahqiiq. Tanggung jawab di akhirat antum memfitnah muhaqqiq. Cetakan Saudi tidak ada Dr Fauqiyahnya, tapi teks itu ada.


(seterusnya kata anda):

//dia jabarkan sesuai pendapatnya//

Tambah lagi asumsi (anda) disini:


//atau bisa jd dia nukil dr qoul org lain...//


Ternyata belum yakin ya, akhirnya "bisa jadi". Dinukil dari siapa teks itu? Kalau cetakan Saudi, Syiria dinukil dari siapa?


(kata anda):

//taqdim,ta'liiq,tahqiiqnya fauqiyah sangat banyak..lebih banyak tulisan dia daripada matan asli tulisan imam asyaari//

Jika banyak yg dimaksudnya adalah banyaknya catatan kaki, ini justeru bagus, benar2 melakukan kajian studi naskah. Tapi jika yang dimaksud banyak disini adalah sisipan2 pentahqiq, ini jelas fitnah tanpa ilmu dan kapasitas.

Silakan dijelaskan dan jawab semua pertanyaan saya dari atas, sudah disusun poin per poin.

Percakapan Obrolan Berakhir