MA'HAD ISLAM TERPADU AL- KHAIRIYYAH, SEKOLAH DAN PONDOK PESANTREN.....................DENGAN MOTTO: BERILMU AMALIYAH - BERAMAL ILMIYAH - MENJAGA UKHUWWAH ...........................YAYASAN MIT ALKHAIRIYYAH KARAWANG MENERIMA SEGALA BENTUK DONASI YANG HALAL DAN TIDAK MENGIKAT; MELALUI BANK JABAR . No. Rekening : 0014732411100 atas nama : Pondok Pesantren Al-Khairiyyah Karawang...........................Facebook: khaeruddin khasbullah.....

SEPUTAR AL-KHAIRIYYAH (facebook:: https://www.facebook.com/khaeruddin.khasbullah)

Sabtu, 11 Juli 2015

BERSIAP UNTUK MENERIMA PERBEDAAN.

                                         BERSIAP UNTUK MENERIMA PERBEDAAN.

                                                   H.Khaeruddin Khasbullah

Bulan Romadhon tinggal beberapa hari lagii. Perhitungan ilmu falak/ astronomis menyuguhkan data sebagai berikut:

POSISI HILAL AKHIR BULAN ROMADHON 1436 H

-         Ijtima’/ Conjunction : Kamis, 16- Juli - 2015
-         Jam                             : 8: 25: 32
-         Tinggi bulan/ Irtifa’       : 3°21’53”
-         Azimuth matahari         : 68°29’23”
-         Azimuth bulan              : 73°30’29”
-    Elongation                         : 03°01’06”
-    Ghurub                              : 17.52 WIB
-    Umur bulan                        : 08jam 26’ 28”

Prediksi:

Walaupun semua kelompok keagamaan dan para ahli telah memperoleh data yang relative sama seperti dipaparkan diatas, posisi  dan kondisi bulan seperti ini akan ditafsirkan berbeda oleh masing- masing faham, dengan kesimpulan yang bisa berbeda.

1- Sistem Hisab Wujudul Hilal. Diseluruh dunia, system ini hanya Muhammadiyyah yang mengamalkan (sebelumnya Persis juga mengadopsi sistem ini, kemudian mereka meninggalkannya).

    Karena tinggi bulan menurut perhitungan tersebut sudah diatas ufuk, maka malam itu sudah memasuki bulan baru. 1- Syawal 1436 H/ sholat Iedul Fitri dilakukan besoknya Jum’at 17- Juli- 2015.

2- Sistem Hisab Imkanur Rukyat 4° Altitude - 6,4° elongation (Persis).

    Faham ini didasari penelitian hitung mundur masa- masa puasa dan Syawal di zaman Rasululloh selama hidup beliau sebanyak 9 kali puasa, dan penelitian terbaru LAPAN yang mungkin bisa secara visual bisa Hilal dirukyat, adalah jika posisi terendah Hilal saat itu adalah 4 derajat dengan elongation 6,4 derajat.
Berdasarkan kriteria ini, maka mungkin Persis menganggap Jum’at 17- Juli- 2015 masih puasa dan 1 Syawal mungkin akan ditetapkan Sabtu 18- Juli- 2015.
(Lihat: Prof.H.Suwandojo Siddiq, DE.Eng.APU: Study visibilitas Hilal Dalam Periode 10 tahun Hijrah Pertama Sebagai Kriteria Baru Untuk Penetapan Awal Bulan- Bulan Islam Hijriyah).

3- Sistem Hisab Imkanur Rukyat 2° – 3° - 8°.(Altitude - Elongation - Umur Bulan).

    Kriteria ini adalah hasil consensus para Menteri Agama: Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapore (MABIMS) pada tahun 1974, dan secara resmi diadopsi oleh negara- negara tersebut  dalam menentukan dasar penanggalan Hijriyyah mereka. Kriteria ini sebenarnya dimaksudkan untuk mencari jalan tengah kriteria Wujudul Hilal  +  versus kriteria “Tahqiq” para ulama ahli astronomi pesantren yang berpegang dengan ketinggian Hilal 7 derajat (identik dengan kriteria Danjon). Sayang faham Wujudul Hilal tak bergeming, walau sebagian lainnya telah berkenan menurunkan kriterianya.
Dengan kriteria seperti ini, pemerintah (dalam hal ini Kemenag) akan cenderung menetapkan bahwa ketinggian seperti tertera dalam data astronomi diatas telah memenuhi syarat, sehingga 1 Syawal 1436 H cenderung ditetapkan pada Jum’at 17- Juli 2015, sama dengan kriteria Wujudul Hilal.
Namun kriteria ini oleh beberapa ahli dianggap belum dianggap cukup dapat memenuhi fakta empiris  possibilitas visibilitas Hilal.

4- Sistem  Rukyat (setelah di Hisab).

    Berdasarkan pemahaman bahwa nilai Ibadah tertinggi adalah berusaha sedapatnya mengikuti jejak Nabi dan harus berdasar teks- teks lahir syar’i, termasuk dalam masalah mengawali puasa dan mengakhiri puasa dengan cara rukyat sesuai perintah tekstual Nabi. Kriteria ini sangat dipegang teguh oleh kaum Nahdhiyyin dan kaum Salafy serta sebagian besar Negara- Negara Timur Tengah lainnya kecuali Turky dan para pendudkungnya..
Maka setelah dihitung dan mendapatkan hasil hitungan seperti contoh diatas, mereka berusaha

Bila ketika itu Hilal tampak, maka besoknya Jum’at 17- Juli- 2015 adalah 1- Syawal 1436, jika tidak tampak maka puasa disempurnakan 30 hari dan 1- Syawalnya = Sabtu, 18- Juli- 2015.

Masih ada beberapa system, seperti misalnya kriteria Turky (Altitude > 5°, elongation > 8°) yang banyak dipakai didaerah bekas kekuasaan Turky lainnya seperti di Yugoslavia dan daerah- daerah Balkan lainnya namun tak dipakai di Indonesia. Atau juga beberapa system out of date yang tidak sepatutnya dipakai lagi pada saat ini seperti system penggunaan pasang surut air laut, apalagi jika hanya didasari mimpi- mimpi pimpinan spiritualnya.

Nah kita tunggu saja sidang Itsbat yang akan diselenggarakan oleh Kemenag pada sore Kamis 16- Juli- 2015. Biarlah para pakar beradu argument untuk kemudian diketuk palu (Itsbat) oleh Menteri Agama Republik Indonesia. Semoga sore itu ada saksi yang dapat dipercaya melihat Hilal, sehingga sebagian besar rakyat Indonesia dapat merayakan Iedul Fitri 1436 secara bersama.Amin. (Purwasari, 13-Juli- 2015)
membuktikan hasil hitungan mereka dilapangan apakah Hilal bisa tampak mata. Alat- alat pengindera baik dengan mata telanjang maupun alat- alat optic computerized canggih dengan altitude 3°21’53” pada titik azimuth 73°30’29”, tepat pada saat tepat matahari terbenam dan selama Muktsul Hilal. (Bagaimana titik- titk pengamatan itu ditentukan jika mereka tidak menghitung dulu secara astronomis)