MA'HAD ISLAM TERPADU AL- KHAIRIYYAH, SEKOLAH DAN PONDOK PESANTREN.....................DENGAN MOTTO: BERILMU AMALIYAH - BERAMAL ILMIYAH - MENJAGA UKHUWWAH ...........................YAYASAN MIT ALKHAIRIYYAH KARAWANG MENERIMA SEGALA BENTUK DONASI YANG HALAL DAN TIDAK MENGIKAT; MELALUI BANK JABAR . No. Rekening : 0014732411100 atas nama : Pondok Pesantren Al-Khairiyyah Karawang...........................Facebook: khaeruddin khasbullah.....

SEPUTAR AL-KHAIRIYYAH (facebook:: https://www.facebook.com/khaeruddin.khasbullah)

Selasa, 02 Desember 2014

Dialog Imajiner ANTARA SANG BAYI DENGAN KHOLIQNYA

Dialog Imajiner
ANTARA SANG BAYI DENGAN KHOLIQNYA
Oleh: H. Khaeruddin Khasbullah



Syahdan, ditaman-taman sorga yang indah, berkumpullah para bayi dari segala warna kulit, tak terhitung jumlahnya. Para Wildan itu bermain, berlari, bernyanyi, bergembira. Celoteh mereka riuh rendah bak suara kumbang. Diiringi dengan siulan burung sorgawi dan kupu- kupu yang jinak- jinak merpati. Sungguh hidup mereka bahagia, penuh canda, penuh tawa, dibawah lindungan dan asuhan para bidadari dan para malaikat yang suci- suci. Tak ada rasa sedih, gelisah atau resah. Tak ada tangisan atau rengekan. Sungai- sungai madu dan bengawan- bengawan susu adalah lebih dari cukup untuk menu mereka sehari- hari dan penuh gizi dibawah ridho ilahi.
Tiba- tiba ditengah keriuhan canda mereka terdengar panggilan Sang Kholiq:
“Wildan, kemari nak!”
“Labbaik Ya Rob!”
“Begini nak, Aku sudah menetapkan bahwa dikau harus segera turun kebumi..”
Betapa kaget dan terperanjatnya wajah si Wildan, mendengar bahwa ia terpilih agar segera turun kebumi. Yang pernah ia dengar, bumi itu tidak seindah dan seaman sorga. Kadang ada senang disana. Namun terlebih banyak lagi sedih dan gundah. Belum lagi persaingan, korupsi dan pertumpahan darah. Ah, sebaiknya ia usul agar agar jangan dia yang terpilih, biarlah para wildan yang lain………..
“Ya Rob, kenapa harus saya. Saya masih senang hidup tenteram disini. Setiap saat aku dapat bercengkerama dengan para teman- teman, para bidadari dan para malaikat. Dan yang lebih membahagiakanku disini adalah bahwa aku bisa selalu memandang Mu dan bersama Mu setiap saat”.
“ Ya nak, nanti disana kamu juga akan banyak teman, walaupun kadang juga lawan, disana kamu bisa hidup bahagia, walau hanya sementara, dan kadang diliputi nestapa yang tak habis- habisnya. Itu semua adalah ladang agar dapat memperoleh kehidupan nikmat abadi, bagi siapa yang mampu menghadapi semua ini dengan menggunakan cahaya ilahi”.
“Ya Rob, aku dengar didunia banyak bahaya dan banyak orang- orang jahat, siapa yang akan melindungiku, siapa yang akan mengajariku bertahan terhadap segala masalah dunia yang hingar bingar itu?”
“Begini nak. Nanti aku siapkan pengasuh yang berhati sehalus dan selembut sutera, dia akan menyayangimu dengan kasih bidadari dan berbudi malaikat. Dia akan mencintaimu setiap saat dan setiap waktu, dia akan selalu mengawasimu dan melindungimu dari segala marabahaya tanpa pamrih”.
“Ya Rob, kalau boleh tahu, apakah makhluk yang Kau siapkan itu memiliki sebuah nama?”
“Ya, panggil saja dia dengan sebutan MAMA, dia akan dibantu dengan seorang yang juga akan mengasuhmu dengan kasih, walau tak sebanding dengan kasih mama, namanya PAPA. Mudah bukan?”
“Lalu, bagaimana seandainya aku suatu saat rindu pada Mu? Apa yang harus aku lakukan, ?”
“Jangan khawatir, MAMA dan PAPA mu akan mengajarimu bagaimana caranya jika engkau nanti rindu dan ingin berjumpa dengan KU dengan melakukan ibadah dan dzikir- dzikir tertentu”.
“ Ya Rob, aku memohon agar jika seandainya Engkau tetap memutuskan aku harus mengunjungi dunia kedunia, aku ingin tak selamanya, bahkan kalau bisa sebentar saja, agar aku bisa melihat wajah Mu kembali”.
“Wahai Wildan, Aku lebih tahu tentang keputusanKu. Bila aku ingin, aku segera tarik kau kembali kesisiku, namun bila aku menghendaki, kau kutetapkan sampai sementara waktu lamanya, sepuluh, duapuluh atau bahkan duaratus tahun, atau berapapun yang aku kehendaki. Itu semua berada didalam ilmu azali Ku, dan tak ada siapapun yang dapat merobahnya kalau itu sudah aku tetapkan walau hanya sedetik”.
“Ya Rob, kalau memang itu kehendakmu, maka aku ridho dan pasrah atas segala keputusan Mu”.
Maka, karena semuanya sudah diatur Sang Kholiqnya, Wildan pun meluncur ke dunia fana, mengeram beberapa saat diperut calon pengasuhnya setelah terjadinya proses manusiawi antara ayah dan ibu. Sembilan bulan lamanya ia berada diperut seseorang yang akan ditugaskan sebagai pengasuhnya. Dan pada saat waktunya telah tiba ia pun terlahir kedunia dengan tangisnya yang keras, sebuah tangis protes setelah melihat dunia tidak seindah sorga. Dia menangis seakan memohon agar diperkenankan segera kembali menghadap Rob nya daripada berlama- lama hidup didunia yang keras dan penuh tipu mara bahaya.
Waktupun berjalan. Mama dan Papa menyayanginya sepenuh jiwa. Ini semua karena sebentuk kasih dan rahmah telah ditanamkan Allah kedalam hati kedua orang yang diberi amanat tersebut. Sang Wildan diasuh mereka dengan baik, dirawat dengan penuh sukacita dan tak dianggap sebagai beban bagi mereka berdua walaupun terkadang mereka berdua harus bergadang diwaktu malam, pada saat seharusnya mereka dapat beristirahat.
Dan Allah mempunyai rencana lain. Ia ingin agar Wildan segera kembali ke sisi Nya. Allah juga melihat dedikasi kedua pemegang amanat itu yang sedemikian besar, Allah ingin segera membalasnya dengan janji sorgawi, yakni nanti akan bergabung kembali dengan Wildan yang pernah diasuh mereka tatkala didunia fana. Agar Wildan menjadi tabungan amal bagi kedua pemegang amanat itu, agar Wildan dapat memberi syafaat dan penolong serta penarik mereka memasuki pintu sorga.
Wildan pun pada saat yang telah ditentukan dipanggil pulang oleh Sang Kholiq. Dunia pun berduka, pengasuhnya seakan tak percaya bahwa ia telah tiada. Semua menangis sedih dan berurai air mata duka. Sedangkan Sang Wildan tertawa bahagia, karena permohonannya agar ia segera kembali kesorga dikabulkan oleh Sang Maha Perkasa, bergabung kembali dengan para Wildan, Bidadari dan para malaikat pengasuhnya, dan yang lebih membahagiakan lagi adalah…… ia bisa kembali menatap Rob nya.

(Tulisan ini didedikasikan untuk mengantar kepulangan nanda Marsha Nafis An- Nida binti Arif Dzulhikam/ Nana kepangkuan Rob nya pada tanggal 03- 08- 2009, dan dia pasti sekarang sedang bercengkerama bersama bidadari disorga. Innaa lillaahi Wa innaa ilaihi roji’un. Innamaa yuwaffasshoobiruuna Ajrohum bighoiri hisaab. Teriring do’a agar keluarganya tabah menghadapi musibah ini.)