MA'HAD ISLAM TERPADU AL- KHAIRIYYAH, SEKOLAH DAN PONDOK PESANTREN.....................DENGAN MOTTO: BERILMU AMALIYAH - BERAMAL ILMIYAH - MENJAGA UKHUWWAH ...........................YAYASAN MIT ALKHAIRIYYAH KARAWANG MENERIMA SEGALA BENTUK DONASI YANG HALAL DAN TIDAK MENGIKAT; MELALUI BANK JABAR . No. Rekening : 0014732411100 atas nama : Pondok Pesantren Al-Khairiyyah Karawang...........................Facebook: khaeruddin khasbullah.....

SEPUTAR AL-KHAIRIYYAH (facebook:: https://www.facebook.com/khaeruddin.khasbullah)

Kamis, 09 April 2015

MEMBACA TA'AWUDZ DAN BASMALAH



ISTI’AADZAH DAN BASMALAH
Disampaikan oleh: H. Khaeruddin Khasbullah






Allah berfirman:

ﻔَﺈِﺬَﺍ ﻘَﺭَﺃْﺖَ ﺍﻟْﻘُﺭْﺃَﻦَ ﻔَﺎﺴْﺘَﻌِﺬْ ﺑِﺎﻟﻟﻪِ ﻤِﻦَﺍﻟﺸَّﻴْﻄﺎَﻦِ ﺍﻟَّﺮﺠِﻴْﻢ (ﺍﻟﻨﺤﻞ ۹۸)
      “Apabila kau baca Al- Qur’an, maka hendaklah  kau berlindung (berta’awwudz)
        kepada Allah dari godaan Syetan yang terkutuk”.

Dan Nabi Muhammad bersabda :
ﻜُﻞُّ ﺃَﻤْﺮﺬِﻱْ ﺑَﺎﻞ ﻻَ ﻴُﺑْﺪَﺃُ ﺑِﺑِﺴْﻡِ ﺍﻠﻠﻪِ ﻔَﻬُﻮَﺍَﻘْﻄَﻊُ . ﺮﻮﺍﻩ ﺍﺑﻮ ﺪﺍﻮﺪ
“Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan membaca Bismillah, maka ia terputus kebaikannya.” Hadist diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud.

Berlandaskan firman Allah dan sabda Nabi tersebut diatas dan berdasarkan sumber – sumber riwayat sahabat yang lain, Qiro’at Imam Ashim membagi hukum membaca Ta’awwudz dan Basmalah dalam beberapa ketentuan :

A. MEMULAI BACAAN AL- QUR’AN.

1. Membaca Ta’awwudz.

Membaca Ta’awwudz itu SUNNAH disemua permulaan dan pertengahan Surat- surat Al- Qur’an.
Berdasarkan Itba’ Rasul, bacaan Ta’awwudz yang paling rajih adalah dengan kalimat:


ﺃﻋﻮﺬ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻤﻦ ﺍﻠﺷﻴﻄﺎﻦ ﺍﻠﺮﺠﻴﻡ
Boleh juga membaca Lafadh Ta’awwudz yang lain yang pernah dibaca Nabi Muhammad SAW, seperti :

ﺃﻋﻮﺬ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﺍﻟﺴﻤﻴﻊ ﺍﻟﻌﻟﻴﻡ ﻤﻦ ﺍﻠﺷﻴﻄﺎﻦ ﺍﻠﺮﺠﻴﻡ


2. Membaca Bismillah:

Hukum membaca Bismillah terbagi menjadi 5 (lima) ketentuan, yaitu :
Wajib – Sunnah – Haram – Makruh – Jaiz..

a. Wajib.

Membaca Bismillah hukumnya adalah WAJIB diawal Surat Al- Fatikhah dalam Sholat menurut Jumhur (mayoritas) Ulama karena Bismillah merupakan bagian / ayat yang pertama dari Surat Al- Fatikhah.
Inilah sebabnya diseluruh Al- Qur’an yang dicetak didunia, termasuk Qur’an Hijaz/ Madinah, pada bagian akhir kalimat BISMILLAHIRROKHMANIRROKHIM pada Surat Al- Fatikhah diberi angka nomor ayat 1.
                                                                                                                      File:kinstone/tahsin,doc
Sedang menurut Imam Malik (gurunya Imam Syafi’i), Bismillah tidak termasuk ayat Surat Al- Fatikhah.

Yang menyatakan Wajib membaca Bismillah berdasarkan sabda Rasulullah:

ﻭَﺒِﺴْﻡِ ﺍﻟﻟﻪِ ﺍﻟﺮَّﺤْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺤِﻴْﻡِ ﺃَﻴَﺔٌ ﻤِﻨْﻫَﺎ . ﺮﻭﺍﻩﺍﻟﺪﺍﺮﻘﻁﻨﻲ
“ Dan Bismillahirrokhmaanirrokhiim, adalah ayat dari Surat Al- Fatikhah.”.Hadist riwayat Ad- Daruquthni. Rijal hadistnya semua Tsiqoot.

berdasar dalil yang sohih:
عن انس رضي الله عنه أَنَّهُ سُئِلَ عَنْ قِرَاءَةِ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ: كَانَتْ قِرَاءَتَهُ مَدًّا ثُمَّ قَرَأَ بسم الله الرحمن الرحيم – يَمُدُّ بِسْم ِاللهِ وَيَمُدُّ الرَّحْمَنِ وَيَمُدُّ الرَّحِيْمِ – رواه البخاري.
(ﺍﻹﺘﻘﺎﻦ ﻔﻲﻋﻠﻭﻡ ﺍﻠﻘﺭﺃﻦ ﺠﺰﺀ ﺍ ﺺ١٠٧   - تفسير ابن كثير 1- 17)

Dari Anas bin Malik R.A, sesungguhnya dia ditanya tentang bacaan Al Qur’an nya Rasulullah SAW, maka Anas menjawab: “Adalah bacaan Rasulullah panjang, kemudian Anas bin Malik mencontohkan: Bismiillahirrokhmaanirrokhiim, memanjangkan bacaan lafadh “Allah”, memanjangkan bacaan lafadh “Arrokhmaan” dan memanjangkan bacaan lafadh “Arrokhiim”. Hadist riwayat Al Bukhory.

Yang dimaksud dengan kalimat “bacaannya panjang”, adalah sesuai dengan ketentuan panjang mad nya dan tidak terburu- buru.

Pengamalan Ahlul Madinah dizaman Nabi.

Dalam Tafsir Ibnu Katsier Juz I/ 17 disebutkan bahwa sesungguhnya Muawiyah sholat di Madinah (sebagai imam), maka iapun tak membaca basmalah, maka orang- orang dari kaum Muhajirin yang hadir pun mengingkarinya. Maka ketika sholat pada kali kedua, Muawiyahpun baca basmalah. وروى الامام ابو عبد الله الشافعي والحاكم في مستدركه عن أنس – أن معاوية صلى بالمدينة فترك البسملة فأنكر عليه من حضره من المهاجرين ذالك- فلما صلى المرة الثانية بسمل          
b. Sunnah.

Membaca Bismillah hukumnya SUNNAH disemua awal surat selain Surat Alfatikhah dan Surat At- Taubah. Begitu juga ditengah Surat selain Surat At- Taubah.

b 1 . Sunnah Jahar (keras) 

Adapun tentang keras (Jahar) atau lirih (Sir) dalam bacaan sholat, itu diperdebatkan. Dalam Tafsir Ibnu Katsier disebutkan bahwa yang selalu menjaharkan basmalah yakni para sahabat Abu Hurairoh, Abdulloh bin Umar, Abdulloh bin Abbas (salah seorang yang didoakan Nabi agar menjadi ahli tafsir Al- Qur’an), Mu’awiyah, dan juga sahabat Umar dan Ali seperti apa yang disampaikan oleh Ibnu Abdil Barr dan Al- Baihaqie. Dari kelompok Ulama salaf dan tabi’in sangat banyak diantaranya adalah Ali bin Al- Hasan, kholifah Umar bin Abdul Aziz, Azzuhri, ‘Atho’, Thowus, Ikrimah, Mujahid, dsb (Ibnu Katsier I/16: فذهب الشافعي رحمه الله إلى أنه يجهر بها مع الفاتحة والسورة وهو مذهب طوائف من الصحابة والتابعين وأئمة المسلمين سلفا وخلفا – فجهر بها من الصحابة أبو هريرة و ابن عمر وابن عباس  ومعاوية وحكاه ابن عبد البر والبيهقي عن عمر وعلي........ 

b 2 . Sunnah Sirr (lirih)

Sedang sahabat yang lain membaca dengan Sir (lirih), diantaranya menurut pendapat yang kuat adalah: Kholifah yang empat, Abdulloh bin Mughoffal, dan sebagian amaliyah salaf dari para tabi’iin maupun kholaf, yakni madzhabnya Abi Hanifah, Ats- Tsaury, dan Ahmad bin Hambal.
b 3. Kadang Jahar kadang Sirr
Karena bacaan basmalah Jahar dan Sirr masing- masing memiliki hujjah yang sama kuat, maka sebagian ulama (termasuk ulama’ ahli hadist Indonesia, Prof. Muhammad Hasbi As- Shiddiqy) berpendapat sebaiknya kadang dibaca Jahar, kadang dibaca Sirr (Al- Ahkaam 3/54, masalah 266- 267-268-269)

b 4. Tidak sunnah Jahar maupun Sirr.

Seperti diterangkan diatas, satu- satunya yang tidak menghitung basmalah kedalam fatikhah yakni Imam Malik- Gurunya Imam Syafi’i), tentu saja beliau tidak menjaharkan, bahkan tidak membaca basmalah sama sekali dan tidak menganggapnya sunnah, berdasarkan hadist:

عن عائشة رضي الله عنها قالت كان رسول الله يفتتح الصلاة بالتكبير والقراءة بالحمد لله رب العالمين .رواه مسلم
Dari Aisyah RA, dia berkata:” Adalah Rasululloh SAW membuka sholat dengan Takbir dan bacaan dengan Alhamdulillaahi robbil alamiin”. Hadist riwayat Muslim.

عن انس بن مالك رضي الله عنه قال صليت خلف النبي وأبي بكر وعمر وعثمان فكانوا يفتتحون بالحمد لله رب العالمين -  رواه.
البخاري ومسلم
(تفسير ابن كثير 1- 17  )
Dari Anas Bi Malik RA, dia berkata:” Aku telah sholat dibelakang Nabi, Abubakar, Umar dan Utsman (tidak menyebut Ali. Pent), maka adalah mereka membuka (bacaan) dengan Alhamdulillaahi robbil alamiin”. Hadist riwayat Bukhory dan Muslim

c. Haram.
Pada Awal Surat ATTAUBAH, HARAM hukumnya membaca BASMALAH. Namun bila dipertengahan surat tersebut, hukumnya makruh. Maka seseorang cukup membaca TA’AWWUDZ saja tatkala memulai membaca Surat At- Taubah. Hal ini dikarenakan Surat Taubat itu intinya adalah pernyataan perang Nabi kepada kaum musyrikin yang telah melanggar perjanjian perdamaian yang dibuat diantara kaum muslimin dan kaum musyrikin di Hudaibiyyah..
Namun menurut penyelidikan dan Ijtihad Imam Romly RA, Hukumnya tidak haram, tetapi makruh saja. (ﻘﻟﻴﻮﺑﻲ ﻭﻋﻤﻴﺮﺓ : ﺠﺯﺀ ﺍ  ۱٤٨\ ٳﻋﺎﻧﺔ ﺍﻟﻄﺎﻟﺑﻴﻦ ﺍﻟﺠﺰﺀ : ١ ﺺ٣٩ )

d. Makruh
Membaca Bismillah di tengah Surat At- Taubah hukumnya MAKRUH, demikian ijtihad Imam Ibnu Hajar. Namun menurut Imam Romly, tak mengapa (mubah) membaca Bismillah di tengah Surat At- Taubah.
e. Mubah / Jaiz.
Membaca Bismillah ditengah Surat At- Taubah, hukumnya JA’IZ atau SUNNAH sesuai Ijtihad Imam Romly, berdasar keterangan diatas.

B. MENYAMBUNG AYAT DENGAN TA’AWWUDZ DAN BISMILLAH.

Ada beberapa cara menyambung ayat terakhir sebuah surat, Ta’awwudz, Basmalah dan awal  surat berikutnya, yaitu:

a. Qoth’ul Jam’i
    Artinya : semua ayat dan lafadh- lafadh tersebut di WAQOF.
    Misalnya :

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم ۞ ﺒﺴﻡ ﺍﻟﻟﻪ ﺍﻟﺮﺤﻤﻦ ﺍﻟﺮﺤﻴﻡ ۞ الحمد لله رب العالمين ۞


b. Washlul Jam’i

    Artinya : semua lafadh dan ayat- ayat tersebut di WASHOL.

    Misalnya:


أعوذ بالله من الشيطان الرجيمِ - ﺒﺴﻡ ﺍﻟﻟﻪ ﺍﻟﺮﺤﻤﻦ ﺍﻟﺮﺤﻴﻡِ - الحمد لله رب العالمين ۞ 
    Catatan : Semua harokat akhir lafadh  harus dibaca (berbunyi), Hamzah Washol
                     bila ada, tak dibaca/ hilang, sedang yang sukun tetap sukun. Namun
                     bila huruf sukun ketemu Hamzah Washol, maka huruf tersebut dibaca
                     Kasroh (Lil tiqoo’ussakinaini). 
    Contoh:

ﻮﺍﻠﻰ ﺮﺑﻚ ﻔﺎﺮﻏﺏِ ۞ ﺍﻟﻟَّﻪُ ﺃَﻛْﺑَﺭْ- لا اله الا الله - هو الله أكبر - ولله الحمد

إياك نعبد وإياك نستعينُ - اهْدنا الصراط المستقيم



c. Al-Waqfu Qoblal  BASMALAH  wal-washlu bima Ba’daha

     Artinya : Berhenti sebelum Basmalah dan menyambung dengan ayat sesudah
     Basmalah.
     Misalnya:


ﻤﻦ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻮﺍﻟﻨﺎﺲ ۞ ﺒﺴﻡ ﺍﻟﻟﻪ ﺍﻟﺮﺤﻤﻦ ﺍﻟﺮﺤﻴﻡِ - ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻟﻪ ﺭﺐ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ   

Perlu diingat: Bila menyambung ayat terakhir, TA’AWWUDZ tak usah dibaca lagi, karena Ta’awwudz cukup dibaca satu kali dipermulaan.

Semua cara - cara  (a - b – c ) tersebut diatas boleh dilakukan

Sedang cara seperti dibawah ini DILARANG, yakni :
d. Al- Washlu bima Qoblal BASMALAH wal Waqfu fil Basmalah (Bersambung antara Basmalah dengan ayat sebelum Basmalah dan berhenti setelah Basmalah).
DILARANG, karena akan menimbulkan anggapan bahwa Basmalah merupakan akhir dari sebuah Surat, seperti misalnya:




   ﻤﻦ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻮﺍﻟﻨﺎﺲ - ﺒﺴﻡ ﺍﻟﻟﻪ ﺍﻟﺮﺤﻤﻦ ﺍﻟﺮﺤﻴﻡ ۞

C. MENUTUP BACAAN AL- QUR’AN

Tidak ada satupun bukti dari Nabi adanya bacaan tertentu ketika mengakhiri bacaan Al- Qur’an. Dalam riwayat, ketika Rasululloh menyimak bacaan sahabat Abdulloh bin Mas'ud dan menganggap cukup, rasululloh mengucapkan: "Hasbuk al- Aan"(cukup sekarang), maka sahabat itupun menghentikan bacaannya.
Menurut sebagian ulama, membaca kalimat صدق الله العظيم (Maha Benar Alloh- Yang Maha Agung)- ketika mengakhiri bacaan, jika diyakini sebagai bagian dari ibadah tilawah Al- Qur'an, maka hal tersebut merupakan hal yang tercela, karena tidak ada contohnya dari Nabi. Namun jika tidak diyakini sebagai suatu keharusan, maka menurut sebagian besar ulama yang lain tidak mengapa, apalagi kalimat tersebut merupakan KALIMATU HAQQ, kalimat yang benar, berisi sebuah pengakuan bahwa Al- Qur’an itu adalah sebuah kebenaran, dan termasuk kalimah Thoyyibah yang pahalanya akan diterima disisi Alloh sesuai firman Nya:
اليه يصعد الكلم الطيب ......فاطر 10
“.Kepada Nya akan naik (diterima pahalanya) semua perkataan yang baik". Surat Fathir 10.

Lihat pembahasannya disini: 
 جواز قول صدق الله العظيم بعد قراءة القرءان
http://www.darulfatwa.org.au/ar/%D8%B1%D8%AF%D9%88%D8%AF-%D8%B4%D8%B1%D8%B9%D9%8A%D8%A9/%D8%AC%D9%88%D8%A7%D8%B2-%D9%82%D9%88%D9%84-%D8%B5%D8%AF%D9%82-%D8%A7%D9%84%D9%84%D9%87-%D8%A7%D9%84%D8%B9%D8%B8%D9%8A%D9%85-%D8%A8%D8%B9%D8%AF-%D9%82%D8%B1%D8%A7%D8%A1%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B1%D8%A1%D8%A7%D9%86
 Wallohu a’lam
Sumber:
http://www.alukah.net/sharia/0/59353/