MA'HAD ISLAM TERPADU AL- KHAIRIYYAH, SEKOLAH DAN PONDOK PESANTREN.....................DENGAN MOTTO: BERILMU AMALIYAH - BERAMAL ILMIYAH - MENJAGA UKHUWWAH ...........................YAYASAN MIT ALKHAIRIYYAH KARAWANG MENERIMA SEGALA BENTUK DONASI YANG HALAL DAN TIDAK MENGIKAT; MELALUI BANK JABAR . No. Rekening : 0014732411100 atas nama : Pondok Pesantren Al-Khairiyyah Karawang...........................Facebook: khaeruddin khasbullah.....

SEPUTAR AL-KHAIRIYYAH (facebook:: https://www.facebook.com/khaeruddin.khasbullah)

Rabu, 13 Februari 2013

ANEKA HUMOR SANTRI


 

CATATAN:


HUMOR- HUMOR SANTRI  YANG BAIK ADALAH YANG TIDAK MENYINGGUNG AQIDAH, TIDAK MEMPERMAINKAN AYAT AL- QUR'AN ATAU IBADAH, DAN HARUS TERHINDAR DARI KATA- KATA JOROK DAN KATA- KATA KASAR YANG DAPAT MENYINGGUNG TATA  AKHLAQUL KARIMAH DAN HARUS MENGANDUNG NILAI PENDIDIKAN, BUKAN ASAL MELUCU.


BARU:

JAWABAN LULUSAN SD APA SARJANA?

Seorang bule berjalan-jalan di Jakarta. Karena merasa tersesat, dia kemudian bertanya kepada seorang penjual gorengan. "Apa betul ini Jalan Sudirman?" "Ho oh," jawabnya.

Karena bingung dengan jawaban tersebut, dia kemudian bertanya lagi kepada seorang Polisi yang sedang mengatur lalu lintas. "Apa ini Jalan Sudirman?" Polisi menjawab, "Betul."

Karena bingung mendapat jawaban yang berbeda, akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur yang waktu itu kebetulan melintas. "Apa ini Jalan Sudirman?" Gus Dur menjawab "Benar."

Bule itu semakin bingung saja karena mendapat tiga jawaban yang berbeda. Lalu akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur lagi, mengapa waktu ia bertanya kepada tukang gorengan dijawab "Ho oh," lalu tanya polisi dijawab "betul" dan yang terakhir dijawab Gus Dur dengan kata "benar."

Gus Dur diam sejenak, lalu menjawab, "Ooh begini, kalau Anda bertanya kepada tamatan SD maka jawabannya adalah ho oh, kalau bertanya kepada tamatan SMA maka jawabannya adalah betul. Sedangkan kalau bertanya kepada tamatan perguruan tinggi maka jawabannya benar."

Bule itu puas dengan jawaban Gus Dur, mengangguk dan akhirnya bertanya, "Jadi Anda ini seorang sarjana?". Dengan spontan Gus Dur menjawab, "Ho..oh!" 😁
Sumber: nu.or.id
Diceriterakan oleh : Jauhar Alby


JUM'ATAN TANPA ADZAN DAN QOMAT

Sekarang  banyak bermunculan aneka Masjid dengan nama- nama khusus seumpama nama masjid Cheng Ho yang konon dibangun oleh para tionghoa yg beragama Islam.

Pengalaman saya ke masjid Cheng Ho di wilayah Malang yg sangat terkenal, untuk menjalankan Sholat Jumat.
Saya datang lebih awal.... dan seperti yg diajarkan Rosulullah, saya Sholat Tahiyyatul masjid dan duduk dekat tiang.

Astaghfirullah, saya kaget .... ini masjid aliran apa.??
Tanpa adzan tanpa khotbah langsung qomat......???!!
(Tidak sesuai yang di  Syari'at kan)
Saya bingung, dengan lunglai dan perasaan terpaksa saya berdiri juga untuk sholat Jumat sampai selesai.
(Sekadar untuk menghormati)

Kemudian saya tanya pada jamaah disamping saya sambil bersalaman...
*"Mas ini masjid aliran apa?"*
Dia terkejut sambil jawab : *"Ahlussunnah wal jama'ah"*
(Sambil memandang saya dengan curiga)
Terus saya tanya lagi:
"Koq gak pakai adzan dan khotbah...???"
Dia jawab : " *Lha sampean tadi TIDUR...RRRRRR........*"
Oooooo alah...!!!
 Ahmad Hani Bin Muhdhori

SALING MEMAHAMI BEDA PENDAPAT ITU INDAH

*Guru Dan Murid Tertawa Karena Beda Pendapat*

Adalah _Imam Malik,_ guru _Imam Safii_ dalam sebuah majelis menyampaikan, _"Sesungguhnya rezeki itu datang tanpa sebab, cukup dengan tawakkal yang benar kepada Allah niscaya Allah akan meberikan Rezeki. Lakukan yang menjadi bagianmu, selanjutnya biarkan Allah mengurus lainnya"._
Imam Syafii, sang murid berpendapat lain: _"Seandainya seekor burung tidak keluar dari sangkarnya, bagaimana mungkin ia akan mendapatkan rezeki"._

Guru dan murid bersikukuh pada pendapatnya masing masing.

Suatu saat tengah meninggalkan pondok, Imam Syafii melihat serombongan orang tengah memanen anggur. Diapun membantu mereka. Setelah pekerjaan selesai, Imam Syafii memperoleh imbalan beberapa ikat anggur sebagai balas jasa.
Imam Syafii girang, bukan karena mendapatkan anggur, tetapi pemberian itu telah menguatkan pendapatnya. Jika burung tak terbang dari sangkar, bagaimana ia akan mendapat rezeki. Seandainya dia tak membantu memanen, niscaya tidak akan mendapatkan anggur.
Bergegas dia menjumpai Imam Malik sang guru. Sambil menaruh seluruh anggur yang didapatnya, dia bercerita. Imam Syafii sedikit mengeraskan bagian kalimat _"Seandainya saya tidak keluar pondok dan melakukan sesuatu (membantu memanen), tentu saja anggur itu tidak akan pernah sampai di tangan saya.”_

Mendengar itu Imam Malik tersenyum, seraya mengambil anggur dan mencicipinya. Imam Malik berucap pelan.
_"Sehari ini aku memang tidak keluar pondok. Hanya mengambil tugas sebagai guru, dan sedikit berpikir alangkah nikmatnya kalau dalam hari yang panas ini aku bisa menikmati anggur. Tiba-tiba engkau datang sambil membawakan beberapa ikat anggur untukku. Bukankah ini juga bagian dari rezeki yang datang tanpa sebab. Cukup dengan tawakkal yang benar kepada Allah niscaya Allah akan berikan Rezeki. Lakukan yang menjadi bagianmu, selanjutnya biarkan Allah yang mengurus lainnya.”_

Guru dan murid itu kemudian tertawa. Dua Imam madzab mengambil dua hukum yang berbeda dari hadits yang sama.

Begitulah ilmu dan akhlaq para Imam Madzab, berbeda pendapat tetapi masing masing menghargai pendapat yg lain. Hikmah yg mulai jarang kita jumpai saat ini.

_Dinukil dari A. Muthi dalam Khazanah Islam._

 Ahmad Hani Bin Muhdhori
 


SANTRI (BADUNG) VS POLISI

Pada suatu hari seorang santri yang agak nakal melanggar keluar area pesantren tampa idzin pengurus pesantren, jalan-jalan naik sepeda motor milik temannya, pas tengah jalan ada oprasi razia lalu lintas.

POLISI: priiiit !! Maaf kepinggir mas !.
SANTRI: iyaa pak.
POLISI: maaf, coba tunjukan STNK dan SIM.
SANTRI: maaf pak STNK sy ketinggalan di pondok pak, dan sim sy gak punya, kalo kartu santri ada pak?
POLISI: ya sudah berarti anda sy tilang !.
SANTRI: maaf pak, ini motor pinjam sama teman pak, damai aja pak !
POLISI: yaa sudah ada uang berapa?.
SANTRI: pak sy gak punya uang, gimana kalo rokok aja pak?
POLISI: yaa sudah sy minta rokok Dji Samsu.
SANTRI: siap pak, sy mau ke warung sebrang jalan dulu.


Akhir ny si santri pergi ke warung, motornya di jagain polisi.


SANTRI: Mass maaf, minta rokok Dji Samsu 3 bungkus mas.
WARUNG: ini mas.
SANTRI: terimakasih mas, uangnya sama pak polisi yng itu ya mas !.
WARUNG: aahh kamu bohong yaa?
SANTRI: masa bohong mas! Lalu si santri teriak sambil memperlihatkan rokok ke polisi,
Paaaaak rokok ini yaa?
POLISI: iyaaaa !
WARUNG: ooh iya sudah, kebetulan
polisi itu sering ngopi disini.
Terus si santri menyerahkan rokok 3 bungkus ke polisi.
POLISI: yaa makasih ya.
SANTRI: sama2 pak. Santri itu terus pergi naik motor sambil bergumam dalam hatinya, "sekali kali CICAK boleh dong makan BUAYA...".

Adegan ini jngn di tiru, kalo nekat tanggung sendiri resikonya !

(Hamzah)
INI CERITERA TENTANG GUS DUR YANG BIKIN NGAKAK RAJA SAUDI

Raja Saudy itu kesehariannya tampak serius dan berwibawa. Belum pernah raja tampak tersenyum apalagi tertawa, bahkan ketika sedang menjamu tamu negara. Tapi keadaan berubah ketika beliau menemui Presiden Abdurrahman Wahid atau yang dikenal dengan Gus Dur yang sedang berkunjung ke Saudy. Ditengah perjamuan Raja Saudy tampak tertawa terbahak- bahak, tentu saja kesempatan ini tak disia- siakan para juru photo yang mendapatkan moment yang amat langka ini. Besoknya rakyat Saudy geger karena baru pertama kali mereka melihat gigi sang raja ketika sedang ngakak. Sepulang ketanah air setelah lawatan kemancanegara, ada beberapa wartawan yang mencoba menanyakan kepada Gus Dur, apa candaan Gus Dur sehingga dapat menyebabkan Raja Saudy tertawa terbahak- bahak. Gus Dur menyatakan bahwa ia menyampaikan kepada Sang Raja bahwa rakyat Indonesia banyak yang pintar berbahasa Arab, tapi bahasa Arab ilmu pengetahuan/ fikih. Seperti diketahui bahasa Arab ilmu pengetahuan itu agak berbeda pengertiannya satu sama lain dengan bahasa keseharian. Contohnya kalimat "Dukhul". "Dukhul" itu dalam bahasa fikih adalah "bersetubuh", sedang dalam bahasa keseharian artnya "masuk", jadi maksud tulisan itu: "Dilarang masuk".    "Nah, tahukah anda wahai Sang raja, banyak orang Indonesia yang geleng- geleng kepala ketika disana- sini ada tulisan "Mamnu' Dukhul" yang artinya "Dilarang Bersetubuh" dalam bahasa Kitab. . Orang Indonesia pikir, bagaimana bisa orang Arab melakukan "Dukhul" ditempat terbuka seperti ini?". Rajapun tertawa terbahak- bahak.

Dari penuturan Shinta Nuriyah/detik.com.


                                       1. KHASIAT LAIN DO'A MEMULAI MAKAN ? 

Ada seorang santri yang yang lemah dalam menghafal do'a. Kebangetan sekali do'a yang dia hafal hanyalah do'a untuk memulai makan, yakni: "Allohumma baarik lanaa fiimaa rozaqtanaa waqinaa adzaaban naar".Dasar dia doyan kuliner (kuliner ala santri ya jengkol dan pete). Ketika mau tidur, bangun tidur, mau ke WC, keluar WC, ya itu doa satu- satunya yang dia hafal: "Alloohumma Baarik lanaa...." . Untungnya walau hafalannya kurang, tapi ketaatannya sama kiyai sangat besar dan dia sering jadi khodim di rumah kiyai yang banyak kedatangan tamu layaknya seorang kiyai besar.

Suatu saat dia bepergian lewat kuburan. Setan- setan sudah siap menggoda dia dengan segala macam rayuan. Tiba- tiba sang santri berdo'a ketika mulai melangkahkan kakinya ke area kuburan. Do'anya bukan Assalamualaikum ya ahlad diyaar, tapi lagi- lagi: "Allohumma baarik lanaa...." Kontan semua setan pada berlarian dengan ketakutan. "Kabuuur !!!", teriak para setan. Ketika itu mereka berpapasan dengan setan lain dijalan. Setan yang lain pun bertanya: "Ngapain kalian kabur bagai dikejar manusia - eh- setan?". Setan- setan yang kalangkabut pun menjawab dengan gemetar: "Santri itu mau memakan kita semua!!!". Lho koq bisa?
"Ya, dia sudah siap- siap dengan do'a makan nya....., jadi sebelum do'anya selesai, kami lari duluan". Dasar setan...
(inti pelajaran: Berkhidmat pada kiai itu membawa berkah)
(Khd)

                                          2. MINAL A'IDIN WAL FAIZIN

Minal 'aidin wal faizin aslinya adalah sebuah do'a yang panjang yang diucapkan sebagian besar masyarakat ketika ke Iedul Fitri. Artinya adalah : Ya Alloh jadikan kami orang menang dan kembali kejalan yang benar". Orang awam mengertinya bahwa kalimat itu artinya MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN alias  NOL-NOL. Adalah seorang TKI yang mengadu nasib ke Saudi dan bekerja sebagai sopir. Menurut aturan, di Arab sana memakai sistem Amerika setir kiri, sedang Indonesia setir kanan. Ketika dia pertama kali nyetir mobil untuk menjemput majikannya, dia salah ambil arah sehingga di setop pak polisi Arab. Tentu saja dia ditegur pakai bahasa Arab! Kontan TKI kita ini kelabakan karena belum fasih berbahasa arab. Untunglah dia segera teringat suatu kalimat permintaan maaf yang biasa dia ucapkan ketika Iedul Fitri: "Minal Aidin wal faizin" kata sang TKI dengan penuh takzim.Maksudnya ia mau minta maaf atas kesalahan yang telah diperbuatnya itu kepada pak polisi. Kontan sang polisi terlongong- longong sambil tersenyum kecut. Atas kebaikan polisi arab, sang TKI di bebaskan dengan beberapa catatan dibuku tilang.

Ada ada saja.....
(inti pelajaran: Pentingnya memahami makna do'a)
(Khd)




                                                    3. MINTA SUNAT LAGI

Ada seorang muallaf yang masuk Islam tanpa sepengetahuan keluarganya. Rencananya dia akan memberikan pengertian kepada keluarga secara bertahap. Dia masuk Islamnya sengaja diluar kota didesa temannya. Maka sesuai aturan Islam, maka iapun di KHITAN/ SUNAT. Setelah beberapa hari iapun pulang. Maka setelah beberapa hari meninggalkan istrinya yang cantik itu, hasrat insani nya pun timbul walaupun luka khitannya baru sembuh. Sang istri merasa heran karena ada sesuatu yang "lain" dari biasanya. Sang istripun berbisik dengan mesra ketelinga suaminya: " Hari ini koq lain dan hebat bener sih mas?". Sang suami menjawab dengan polos: "Ya, karena sudah di Khitan". Sang istri nggak tahu hakekat Khitan, ngertinya khitan itu semacam Viagra! kontan dia berbisik:" Kalau begitu besok khitan lagi ya mas?"

Waduh!!!
(Inti pelajaran: Diantara hikmah berkhitan)
(Khd)

                                                4. ADA PASTOR NAIK HAJI !!!

Dalam Islam, tolong menolong itu sangat dianjurkan, dalam bahasa Al- Qur'an nya: TA'AAWUN. Menolong orang itu pahalanya besar. Siapapun dia walau dia orang kafir atau bahkan seekor binatang yang tidak membahayakan kalau butuh pertolongan sebaiknya dibantu, kecuali terhadap kafir HARBI (Kafir yang sedang memerangi Islam). Suatu saat dihari Minggu terjadi hujan besar dan banjir menggenang dimana- mana. Saat itu ada seorang pastor yang kebingungan karena harus berangkat ke gereja namun kebanjiran. Maklum, pastor kan biasanya pakai celana dan sepatu. Nggak pantas dong kalau ke gereja celananya basah. Tiba- tiba lewat wak haji Sulaiman yang merupakan teman diskusi lintas agama, dan kebetulan pulang dari pengajian subuh pakai sarung, sambil mengangkat sarungnya sebetis karena banjir. Wak haji Sulaiman menyapa: "Pastor, lagi ngapain?" "Ini, mau kegereja tapi halaman rumah tergenang air". Wak haji mafhum dan segera teringat ajaran Islam tentang tolong menolong: "Kalau begitu mari kugendong menuju angkot". "Puji Tuhan" kata pastor mengucapkan terimakasih. Maka sang pastor pun naik kepunggung wak haji menuju angkot yang kebetulan berhenti dijalan didepan halaman rumah. Anak- anak kampung yang kebetulan sedang bermain banjir dan melihat wak haji Sulaiman menggendong seorang pastor pun berteriak- teriak: " Ada pastor naik haji- ada pastor naik haji".

Ada- adaaa, saja........!

(Inti pelajaran: Tasamuh, Ta'awun, Tawazun, Tabayyun, : Lihat Qur'an Surat Al- Mumtahanah ayat 8 ~ 9)

(Khd)


                                  5. SESAMA SETAN TAK BOLEH SALING LEMPAR!!!

Seorang pejabat korup kepengin menunaikan ibadah haji, sekalian untuk menutupi kebusukannya dengan gelar haji. Atau dia berpikir kebusukannya bisa hapus dengan melakukan ibadah haji. Dia tak mengerti kebathilan tak bisa bercampur kebaikan. Maka ketika ia sampai pada ritual MELEMPAR JUMROH, sebagai simbol perlawanan terhadap setan, iapun mulai melempar dengan tujuh kerikil kesasaran. Tiba- tiba ada suara berbisik ditelinganya: "Eh, kamu jangan gitu dong. Sesama setan nggak boleh saling lempar!!!"
Rupanya setan kenal sama koruptor itu sebagai sesama setan, alias temannya juga.

(Inti pelajaran: Setan Jin dan setan Manusia)
(Khd).

                                                          6. SORBAN ISTIMEWA

Seorang Imam musholla  muda teman saya baru saja kawin. Tentu saja hari- harinya sebagai penganten baru dipakai sebaik- baiknya oleh kedua pasangan baru tersebut untuk memanfaatkan setiap waktunya untuk  memadu kasih dan bercengkerama layaknya penganten baru berbulan madu. Namun sebagai Imam musholla yang kebetulan ada disamping rumahnya, lima waktunya jarang sekali terlewatkan. Suatu saat tatkala dia bersama istrinya sedang bercumbu  dikamar, tiba- tiba terdengar suara Adzan. Istrinya bilang: "Sudah mas, itu sudah terdengar adzan". "Biarin!", kata suaminya."Kan adzan nya panjang". Ketika adzan selesai, istrinya bilang lagi: "Udahan mas, adzan nya sudah selesai". Suaminya bilang: "Biarin!, kan nanti sholawatan dulu, nunggu imam". Ketika sholawatan selesai dan mulai terdengar Qomat, buru- buru ia kekamar mandi ambil wudhu dan cepat- cepat pakai sorbannya dan langsung menuju mihrob untuk menjadi Imam. Ketika sampai didepan makmum, semua makmum tertawa kecut dan nyengir kuda. Apa pasal? Ternyata karena terburu- buru pakai sorban, ada yang nyangkut pada sorbannya tanpa terasa dan menggelantung dibelakang punggungnya. Dan yang nyangkut itu adalah.............BH istrinya!.

Maasyaa alloh!!!

(Inti pelajaran: Terburu- buru itu amaliyah setan)
(Khd)



                                              7. DIBAWAH PUSAR SANG SUAMI

Ibu Nyai Shoimah kalau ngaji sering diselingi humor sebagai ICE BREAKER agar jama'ah tidak jenuh. Tapi humornya tidak pernah keluar dari koridor syar'i. Suatu saat dalam pengajiannya beliau menyatakan: "Bagi seorang anak, sorga itu ada ditelapak kaki ibu, tapi bagi seorang istri, sorga itu ada dibawah pusar sang suami"

"Maksudnya?" Dengan terheran- heran kontan para ibu-ibu yang hadir secara koor bertanya tanpa komando!

"Maksudnya istri yang solekhah itu salah satu pintu untuk meraih sorga bagi mereka, haruslah mentaati sang suami, misalnya jika sang suami sedang membutuhkan sesuatu yang berhubungan dengan sesuai hasrat dibawah pusarnya, istri solekhah harus nurut, tidak boleh nolak, kecuali ada uzur syar'i!"

"Ooooooooo........."Ibu- ibu jama'ah pun tersenyum tersipu- sipu malu.

(Inti pelajaran: Berbakti sama suami)
(Khd)

  
                                                                  8. ZIKIR  ANEH

 Alkisah ada seorang warga Arab berpesiar naik mobil di Jakarta, disopirin oleh Kang Emod seorang sunda tulen, namun sedikit- sedikit ngerti bahasa Arab karena pernah mondok di Tasik. Ketika mobilnya disalip oleh sebuah pick up yang ngebut, sang turis Arab sontak berteriak:


 "Astaghfirulloh,..... Ustahiad! Ustahiad!"

Selang beberapa saat kemudian sebuah truk menyalip, maka sang turis berteriak lagi: 


"Subhanalloh,.......Ihsibustim! Ihsibustim!"

Kang Emod sangat heran...Perasaannya ketika belajar dipondok, nggak ada pelajaran do'a seperti itu.

Ketika ada sedan kecil menyalip dari sebelah kanan, sang turis Arab kembali mendesis:


 "Ya Allah, Ikuzus, Ikuzus ...."

Saking panasarannya maka Kang Emod bertanya dengan bahasa arab yang pas- pasan: "Wan, ente lafal zikirnya koq aneh pisan nya'... Ane can (belum) pernah denger..."

Turis Arab menjawab santai: "Eh, siapa yang zikir? Itu ane baca dari semua tulisan-tulisan yang ada di belakang mobil tadi". Rupanya si turis bacanya dari kanan ke kiri... sesuai tulisan arab yang bacanya dari kanan kekiri!!"



Jadi Ustahiad itu maksudnya Daihatsu, dan...... Ikuzus itu maksudnya Suzuki ......

Oalah....Wan- wan.


(Inti pelajaran: Pentingnya memahami makna dzikir)


                                                       
                                                             9. SMS = BID'AH!!!

Bukan kiai jika tak menelan resiko. Itulah yang dialami Kiai Ahmad Ishomuddin saat mengasuh rubrik konsultasi fiqih di sebuah surat kabar Lampung.

Suatu saat beliau menerima pertanyaan tentang hukum membunyikan sirine sebagai penanda waktu imsak. Usai menjelaskan dalil dan alasannya, Kiai Ishom menjawab: "mubah alias boleh". Karena bersifat membantu masyarakat banyak untuk hampir dimulainya ibadah shiyam pada hari itu.

Ternyata tak semua orang puas dengan jawaban tersebut. Ya, esoknya sebuah SMS tak dikenal masuk di HP Kiai Ishom, “Klun... ting...”

Tanpa permisi SMS itu protes begini:

“Kiai, Anda jangan mengajak dan menyebarkan bid’ah. Kalau menggunakan sirine sebagai tanda imsak itu perbuatan baik, niscaya Rasulullahlah yang pertama kali menggunakan dan memerintahkannya kepada para sahabat. (Sekedar memberi peringatan!!!).”

Kiai Ishom paham, tiga tanda seru di ujung itu adalah petunjuk bahwa si pengirim sedang tidak main-main. Tapi, apa yang terjadi? Kiai Ishom malah SMS balik:

“Kalau memberi peringatan melalui SMS merupakan perbuatan baik, maka Rasulullah lah yang pertama kali menggunakan dan memerintahkannya kepada para sahabat. (Sekedar memberi jawaban!!!).” Mendapat jawaban seperti itu, si pengirim SMS tidak merespon lagi. (Mahbib Khoiron)

(Inti pelajaran: Jangan terlalu mudah menuduh bid'ah dan kafir)



                                   10. TOLONGNYA SHAF NYA DI REBONDING!



Ajengan Rijaluddin, atau biasa disapa Ajengan (Kiyai) Jalu, suatu saat kebetulan ketemu tetangganya di kota kabupaten. Tetangganya itu bernama Fulanah. Dulu, Fulanah sering turut mengaji bersama teman-temannya di majelis ta’lim ajengan Jalu, di kampung Hanjuang.


Sekarang, setelah pindah di kota kabupaten, Fulanah lepas kerudung kena pengaruh lingkungan. Meski rada malu-malu, ia mengucap salam pada  ajengan Jalu, seraya bertanya tentang kabar beliau. Ajengan pun balik bertanya:

“Dari mana atau mau kemana, Fulanah?” tanya Ajengan Jalu.

“Dari salon, habis di-rebonding, Pak Ajengan,” jawabnya sambil menunduk. Sementara jarinya mengelus-elus rambut lurusnya yang terurai sambil sedikit menahan malu karena telah lepas jilbab.

“Rebonding itu apa maksudnya?” tanya ajengan seraya kulit dahinya berkerut hampir saja melipat. Maklum, kiyai sejati kerjanya ngaji tak ada waktu unuk lihat TV.

Rebonding itu rambutnya dilurusin, Pak Ajengan, seperti ini,” jawabnya sambil menggerakkan kepalanya, sehingga rambutnya terlempar, seperti di iklan shampo di TV.

Oooh,” Ajengan manggut-manggut. Rupanya Ajengan baru tahu kalau dilurusin itu bahasa kerennya di REBONDING.

Suatu hari, Ajengan Rijaludin memimpin sembahyang Jumat. Sebelum takbiratil ihram, ia menghadap makmun sambil berkata “Tolong, shafnya di-rebonding!” sambil membenarkan pecinya. Mendengar itu para makmum pada tersenyum kecut. (Abdullah Alawi)

(Inti pelajaran: Ulama pun harus selalu berusaha menambah ilmu)


                                            11. TIGA TINGKATAN  ILMU FIKIH

Kiai Hilmy Krapyak meriwayatkan, bahwasanya Kiai Hasanuddin pernah berkata, "Pengajaran fiqih ada tiga tingkatan."

"Tingkat pertama, bab dan fasal dimana guru dan para muridnya bisa paham betul. Contoh bab wudlu, shalat.."

"Tingkat kedua, bab dimana guru paham, namun muridnya tidak paham. Biasanya bab fara`id (ilmu bagi waris).

"Ketiga apa, Kiai?" tanya seorang santri.

Tingkat ketiga, jenis yang guru dan muridnya sama-sama tidak paham, yaitu bab mu’amalah (Bab ilmu Ekonomi Islam), kecuali kiyai Pekalongan dan Tasik. Hehehe... Yang ketiga ini, mungkin karena guru dan muridnya sama- sama tidak bakat jadi konglomerat ya, Pak Kiai. (Hamzah Sahal)


(Inti pelajaran: Umat Islam harus meraih kembali penguasaan ilmu dagang)


                                         12. AKAL- AKALAN KIYAI BISRI MUSTOFA.

Suatu saat terjadi perbedaan pandangan yang meruncing diantara dua pimpinan Islam, antara Kiai Idham Chalid dengan Pak Subhan ZE, sehingga membuat para sesepuh prihatin. Mbah Kiai Ma’shum Lasem pun memanggil Kiai Bisri Mustofa Rembang.

“Sri (Bisri), mbok Sampeyan bikin ikhtiar untuk merukunkan Idham sama Subhan!” perintahnya Mbah Ma'shum.

Kiai Bisri garuk-garuk kepala. Ia memahami keprihatinan para sesepuh. Di sisi lain, ia sendiri punya dugaan bahwa mungkin saja “perselisihan” di antara dua pemimpin itu disengaja, paling tidak diperlukan. Kenapa?

Indonesia dan NU/ Ummat Islam saat itu sedang dalam masa-masa genting peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru. Ada harapan-harapan, tapi tak ada yang bisa memastikan apa yang akan dilakukan oleh Soeharto, si penguasa baru.

Di depan mata hanya ada pilihan-pilihan sulit. Oleh karenanya, “perselisihan” di antara kedua pemimpin itu ibarat “menyediakan sekoci di tengah badai”.

Kiai Bisri merasa, tidak mudah menjelaskan pikirannya "High Politic" itu kepada seorang kiyai sepuh seperti Mbah Ma’shum, sedangkan ia terlalu takdzim kepada beliau. Maka ia berusaha mengelak:

“Panjenengan (tuan) yang sepuh kan lebih berwibawa, ‘Yai.”

“Nggak bisa! Ini soal rumit. Harus pakai akal-akalan. Sampeyan (anda)  kan banyak akal!” Mbah Ma’shum memaksa.

Tak berkutik, Kiai Bisri pun mematuhi perintah Mbah Ma’shum, yakni merancang akal-akalan, agar kedua tokoh tersebut bisa cair kembali hubungannya.

Kiai Bisri kemudian segera beli satu peti Green Spot (soft-drink yang populer waktu itu) dan satu peti Sirup Kawis (sirup khas produk Rembang).

Ia suruh santri mengantarkan satu peti Green Spot kepada Pak Subhan ZE dengan pesan: “Dari Kiai Idham Chalid, mohon tanda terima”.

Pada saat yang sama, santri lain disuruh mengantarkan satu peti limun Kawis kepada Pak Idham dengan pesan: “Dari Pak Subhan ZE, mohon tanda terima”.

Maka diperolehlah dua lembar tanda terima:

1. “Telah terima satu peti Green Spot dari KH Idham Khalid. Terimakasih sebesar-besarnya. Ttd: Subhan ZE”

2. “Telah terima satu peti limun Kawis dari Saudara Subhan ZE. Jazaakumullah. Ttd: Idham Chalid”.

Kiai Bisri menghaturkan kedua lembar tanda terima itu ke hadapan Mbah Ma’shum.

“Sudah bisa rukun, Yai”, ia melapor, “lha ini sudah saling kirim-kiriman…”

Mbah Ma’shum sumringah (gembira). (TerongGosong)


(Inti pelajaran: Untuk mendamaikan, sedikit berbohong itu boleh)


                                                     13. TULISAN SAYA JELEK,,,!

Suatu ketika Gus Dur membagi-bagikan handphone kepada sejumlah kiai NU. Tentu saja para kiai ini agak kikuk dengan teknologi telepon genggam itu.
Karena merasa sejumlah kiai koleganya sudah mendapatkan handphone, Gus Dur pun dengan mudah menghubungi mereka lewat telepon genggam tersebut.
Pada satu kesempatan, Gus Dur meminta kepada asistennya untuk mengirimkan SMS ke salah seorang kiai. Namun, lama ditunggu, jawaban dari sang kiai tak kunjung didapat. Alhasil Gus Dur pun menelepon sang kiai.
“Pak kiai, kalau ada SMS dari umat mbok ya dijawab,” kata Gus Dur.
Lantas dengan polosnya sang kiai menjawab, “Waduh Gus, saya nggak nulis di handphone ini, soalnya tulisan saya jelek sekali.”


(Inti pelajaran: Ada kemauan seribu jalan, tak ada kemauan seribu alasan)


                                                     14. KIYAI "ALHAMDULILLAH...."

Ini kisah lain tentang seorang kyai dari Rembang yang dikenal sebagai Kyai Alhamdulillah. 
Julukan ini didapat karena ia selalu mengucapkan alhamdulillah tak peduli kejadian apa pun yang ia alami, bahkan ketika terkena musibahpun.....

Satu kali ia pergi bersama rombongan kyai ke Semarang untuk sebuah acara. Menjelang kota Demak, rombongan kyai ini mendapat tontonan gratis orang-orang yang sedang pada mandi di sungai di tepi jalan. Tentu sebagian diantara mereka adalah ibu- ibu yang hanya pakai "kemben" (selembar kain yang disimpulkan masuk kesela- sela dadanya).

Melihat tontonan gratis  ini, seorang kyai berseru: "masya allah!!". Sebagian mengucap "astaghfirullah!!". Lainnya membaca "inna lillah!!". Tapi kyai yang satu ini (tanpa bermaksud melucu) tetap konsisten dengan dzikirnya: "alhamdulillah!!!".


(Inti pelajaran:"Berzikirlah pada setiap keadaan dan waktu dengan dzikir yang ma'tsuroot)


                                           15. DI RADIO ADA NGAJINYA JUGA TOH?

Adalah seorang kyai sepuh yang mengharamkan radio karena dianggap banyak mudaratnya. Semua kyai segan kepadanya sehingga tak ada seorang pun yang berani menentang. Membantah langsung dianggap bukan cara yang bijak. Maka Kyai Bisri Mustofa membuat sebuah rekayasa.....

Satu hari kyai sepuh itu diundang makan-makan ke rumahnya. Kyai Bisri sengaja memilih waktu malam Jumat sesudah maghrib karena sebuah stasiun radio di Surabaya menyiarkan acara pembacaan Alquran.

Selesai makan, Kyai Bisri menghidupkan radio dari dalam kamar. Mendengar ada orang membaca Alquran, sang kyai sepuh bertanya, “Siapa yang ngaji itu? Suaranya kok enak sekali.”
Sambil menahan geli, Kyai Bisri menggotong radio keluar dari kamar sambil menimpali, “Ini lo, Mbah, yang ngaji.” Sambil terheran-heran sang kyai sepuh itu berujar, “Lo, di radio ada ngajinya juga toh?”


(Inti pelajaran: Alat itu tergantung siapa pemakainya)



                                                   16. GURAUAN PARA PAKAR

Jika bercerita lucu, Kyai Hasyim biasanya meyakinkan lawan bicara dengan menyebut nama orang berikut jabatannya di kepengurusan NU. Satu kali, Gus Dur mengecek kebenaran cerita-cerita itu pada KH Muchit Muzadi, benarkah yang disampaikan kiyai Muzadi. Secara berseloroh, kiyai Muchit menjawab: “Sampeyan kayak enggak kenal Hasyim saja. Semua hadisnya, kalau enggak dhaif ya maudhu’”. Maksudnya: itu hanya sekedar senda gurau, nggak beneran.

Oleh Gus Dur, kelakar ini diomongkan kepada Hasyim. Tapi Hasyim membalas kelakar itu dengan olok-olok yang tak kalah cerdik, “Sampeyan kayak enggak kenal kakak saya. Dia memang "ingkarus sunnah.”

Mohon maaf,  istilah guyonan tersebut oleh para pakar tersebut telah meminjam istilah- istilah ilmu mustholah hadist. Jika kebetulan Anda kurang paham dengan istilah-istilah di atas. Tapi percayalah, ini guyonan lucu bagi yang mengerti yang layak kita apresiasi. Pokoknya lucu dah! Karena itu, meskipun tidak paham, tersenyumlah supaya Anda bahagia.

(Inti pelajaran: Pentingnya pendalaman pemahaman agama)




                                                     16. SAYA MAU HAJI SOLEH SAJA


Cerita ini adalah cerita nyata yang diceritakan oleh Naib Amirul Haj 1431 H KH Hasyim Muzadi. Menurut Kiai Hasyim -sapaan akrab KH Hasyim Muzadi, percakapan berikut ini adalah kisah nyata antara dirinya dengan salah seorang pembantu di Pesantrennya al-Hikam Malang Jawa Timur.



"Pada waktu itu sebelum berhaji bersama keluarga dan beberapa orang yang membantu khidmah (bekerja) di Pesantren al-Hikam, saya menerangkan tentang tata cara haji kepada rombongan," tutur Kiai Hasyim memulai ceritanya, Kamis (18/11).



"Di antara pilihan tata cara haji itu ada yang dinamai haji Tamattu', yaitu melakukan umroh terlebih dahulu, baru kemudian berhaji. Ada haji Ifrod, yaitu melakukan haji dahulu baru kemudian Umroh. Dan terakhir adalah haji Qiron, yaitu melakukan haji dan umroh sekaligus," terang Kiai Hasyim.



"Kita boleh memilih manakah di antara nama haji-haji itu yang akan kita pakai. Apakah haji tamattu', Ifrod ataukah Qiron," pungkas Kiai Hasyim.



Seusai bercerita, Kiai Hasyim bertanya kepada salah seorang pembantunya yang bernama Sholeh. "Jadi nanti kamu mau haji apa leh? Mau haji tamattu' atau haji ifrod?"



Dengan lugunya, Sholeh menjawab, "Tidak Pak Kiai, saya mau tetap saja seperti biasa, tidak usah ganti nama. Saya mau jadi Haji Sholeh saja."



"Ha?............??/


(Inti pelajaran: Bicara dengan orang awam harus dengan bahasa mereka)









                     17. Tahukah Kalian Apa Yang Akan Kukatakan?

Mullah Nasruddin diundang untuk mengisi sebuah ceramah di mesjid. Berkumpullah orang banyak untuk mendengarkannya. Tapi, sang mullah rupanya sudah bisa melihatnya, mereka tampak kurang antusias untuk mendengarkan tausiahnya, apalagi ia tahu bahwa jama’ah itu adalah kelompok yang fanatic dengan kelompoknya sendiri.

Lantas Nasruddin berkata, "Hadirin, tahukah kalian apa yang akan kusampaikan?". Sontak mereka menjawab, "Tidaaakk..."

"Hmmm, aku tidak suka memberi ceramah pada orang-orang yang samasekali tidak tahu apa yang akan kukatakan!" kata Nasruddin. Ia pun segera berlalu meninggalkan orang-orang yang bengong. Mereka penasaran dan mengundangnya kembali minggu depannya.

"Hadirin," Nasruddin melihat orang-orang yang penasaran menunggunya berceramah, "Kalian tahu apa yang akan kukatakan?"

Hadirin merasa sudah tahu apa yang diharapkan Nasruddin. Serempak mereka menjawab, "Yaaa...!"

Nasruddin tersenyum lega, dan berkata, "Nah... karena kalian sudah tahu apa yang akan kukatakan, aku tak akan mengambil waktu kalian lebih lama lagi dengan berbicara disini..."

Sang mullah Nasruddin berlalu meninggalkan orang-orang yang terheran-heran. Mereka kemudian berunding dan sepakat untuk kembali mengundang Nasruddin minggu depannya.

Nasruddin datang lagi sepekan kemudian, naik mimbar dan mulai membuka ceramahnya.

Seperti biasa ia bertanya, "Hadirin, tahukan kalian apa yang akan kukatakan?"
Dengan cerdiknya separuh hadirin mengatakan "Yaaaa" dan separuhnya lagi menjawab "Tidaakkk..."

Maka Nasruddin pun akhirnya melanjutkan ceramahnya.

"Baiklah," kata sang mullah, "Kulihat sebagian dari kalian sudah tahu apa yang akan kukatakan, dan sebagian lain belum. Maka... silakan untuk yang sudah tahu memberitahu yang belum tahu..."

Ia pun berlalu dengan tenang...

sumber: islamcan.com


(Inti pelajaran: Hindari fanatisme golongan)

                                                    18. MAKIAN ARAB

Saat Masjidil Haram penuh sesak hingga orang duduk berdempet-dempet bahkan berjubel, seorang Arab seenaknya saja melangkah-langkahi shof-shof. Kakinya menyenggol kepada seorang haji asal Indramayu hingga kopiyahnya terjatuh. Tentu saja Pak Haji yang ustadz pesantren itu jengkel bukan main sehingga tak tahan lagi untuk tidak memaki.

“Ro’suka!” teriaknya sengit. Artinya: endhasmu!

Pak Haji sengaja membahasa arabkan makiannya dengan maksud agar Si Arab mengerti kalau dimaki. Tapi Si Arab kelihatan tidak ngeh sama sekali dan berlalu dengan cueknya. Barulah Pak Haji sadar kalau makian “ro’suka” alias “endhasmu” itu tak berlaku di Arab. Orang Arab memang tahu arti harfiyahnya, tapi tak tahu kalau itu adalah sebuah makian.

Pak Haji jadi geli sendiri dan terdorong untuk main-main dengan makian “ro’suka” itu. Setiap ketemu orang Arab, sedikit-sedikit dia bilang, “Ro’suka!”. Toh Si Arab nggak ngerti, pikirnya.

Siang itu, ketika sedang tergesa-gesa hendak keluar dari Masjid karena kebelet pipis, Pak Haji bertabrakan dengan orang Arab tinggi besar.

Ro’suka!” teriaknya spontan.

Tapi ia kaget bukan buatan ketika Si Arab malah membalas,

‘Ainuka!” (Matamu!)

Rupanya dia itu Arab dari Klego- Pekalongan...


(Inti pelajaran: Hati- hati dalam berbicara)


                                           19. BULE NJAWANI

Mudik dari Mesir, para mahasiswa Al- Azhar asal Indonesia transit dulu di Dubai. Sebenarnya Dubai lebih tepat disebut Mumbai karena aktivitas perdagangan dan kehidupan disana didominasi orang India, tentu saja plus orang asing lainnya. Ketika para mahasiswa sedang ngariyung, tiba- tiba seorang bule menyela: "Excuse me", artinya: "Permisi". Para mahasiswa yang kebanyakan dari Jawa dan memang suka iseng segera berkomentar: "Awas, ono Anoman arep liwat" (awas, ada Hanoman mau lewat). Rupanya tubuhnya yang bule itu dipersamakan dengan Hanoman.

Setelah beberapa saat kemudian sang bule kembali sambil merunduk, sebagaimana orang Jawa mau lewat sambil nyengir berkata: "Nuwun sewu, kulo Anoman bade liwat" (Permisi, saya Hanoman mau lewat). Kontan para mahasiswa kaget, terkesima dengan wajah kecut. Koq ono londo bison ngomong jowo (Koq, ada belanda bisa ngomong jawa).  Rupanya usut punya usut, bule itu mau ke Jogya sebagai dosen tamu di Universitas negeri di Jogya. Dia rupanya sudah lama tinggal di Jogya dan ngerti bahasa Jawa, kromo inggil lagi!!

Waduh!. Maluuuu......
(Khd)


(Inti pelajaran: Hati- hati dalam berbicara)


                                      20. BEDA ANTARA KULI DAN KIYAI

Rombongan jamaah haji Indonesia dari Tegal tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah Arab Saudi. Langsung saja kuli-kuli dari Yaman berebutan untuk mengangkut barang-barang yang mereka bawa.

Akibatnya, dua orang di antara kuli-kuli itu terlibat percekcokan serius karena rebutan rizki . Tentu saja karena orang arab, ya ketika bertengkar mereka juga pakai bahasa arab.  Melihat itu, rombongan jamaah haji yang ada didekat mereka tersebut spontan merubung mereka, sambil berucap: "Amin, Amin, Amin!"

Seorang Ustadz yang sedang berada di bandara itu menghampiri mereka,

"Lagi ngapain Anda semua baca "amin- amin" di sini?"

"Mengamini do'a para kiyai, pak Ustadz. Mereka terlihat sangat fasih berdoa, apalagi  mereka pakai sorban, mereka itu pasti habib atau kyai- kiyai Arab yang makbul do'anya, pak Ustadz."

Ustadz kita yang pernah jadi mahasiswa di Madinah geleng- geleng kepala.

Dasar orang kampung!!!

sumber: nusantaranews.wordpress.com


(Inti pelajaran: Jangan tertipu penampilan luar)


21. SETAN MAU PENSIUN DINI

Suatu saat rombongan setan menghadap Allah SWT.

"Ya Rob, kami sekalian para setan mohon pensiun dini, nggak kuat kami menghadapi ulah
manusia zaman sekarang !"

Lho memangnya kenapa?

"Ya itu, kami sering dikambing hitamkan oleh manusia.

- Ketika ada yang sakit, katanya diganggu setan,

- Ketika ada yang berbuat maksiyat, katanya digoda setan

- Ketika mereka mabuk mabukan katanya minum air dan pil setan.

- Mereka yang- enak- enak, mabuk- mabukan dan berzinah, kita para setan yang disalahin, padahal itu kemauan mereka sendiri, yang nikmatin mereka sendiri.

- Lagian, manusia sekarang sudah lebih pintar nggodain orang dari pada setan asli.

- Mereka sudah lebih licik dibanding setan asli.......

- Mereka kini punya TV, VIDEO, HP dan alat- alat canggih lainnya untuk merayu orang, padahal kita para setan tak punya alat canggih seperti itu......

- Dan mereka kini lebih jahat dari kami- kami ini.

Karena itu kami mohon izin, mendingan kami pensiun dini"............????

Tapi ketentuan dan takdir Allah sudah berlaku.....

(Khd)

(Inti pelajaran: Zaman wus akhir)


                          22.  Santri Keluarga Sapi


Seorang santri baru saja lulus aliyah pesantren dengan nilai jayyid jiddan ( lumayan pintar). Dia pun berencana mengadu nasib di Jakarta.


Saat tiba di Stasiun Pasar Senen, dia melihat kerumunan orang. Rupanya sedang ada kecelakaan. Di Jakarta, kecelakaan biasanya memang menjadi tontonan yang menarik, maka dia pun memutuskan untuk ikut menonton.



Namun teryata kerumunan itu terlalu berjubel sehingga ia tidak bisa melihat korban dengan jelas, apalagi postur tubuhnya yang memang kecil. Jadi, jangankan mendekat, untuk melihat korban saja sulit. Dasar merupakan santri berotak cemerlang, maka dia tidak kurang akal dan langsung berteriak-teriak sambil pura-pura panik......:



"Saya keluarganya.. Saya keluarganya.. Minggir.. Tolong minggir !" katanya sambil mengacungkan jari dan mendesak maju menerobos kerumunan orang-orang tersebut.



Orang-orang pun memandanginya dengan terheran- heran....dan ternyata akal kancil si santri memang berhasil. Mereka langsung memberi kesempatan kepada santri itu untuk menghampiri korban kecelakaan. Santri itu pun langsung mendekati korban kecelakaan. Dan, betapa terkejutnya ketia dia melihat dengan jelas korban kecelakaan yang diakuinya sebagai keluarganya itu ternyata bukan manusia tapi.......adalah seekor SAPI!


Waduh, malunyaaaaa!
 (Inti pelajaran: Jangan sok pintar)




                             23.Nazaruddin Khoja Membayar Nadzar

Hari tersebut adalah hari pertama sejak Nasrudin sembuh dari sakit. Dia sedang berpikir keras karena pada saat sakit dia pernah berjanji pada Tuhan jika dia sembuh dia akan menjual keledainya seharga 200 dinar. Padahal pada saat itu harga keledai sangat tinggi berkisar diharga 1000 dinar . Tapi karena ketaatannya pada Tuhan, dia tidak mau melanggar nadzarnya sendiri. Dia segera pergi ke pasar sambil berteriak:

"Keledai dijual murah…. Keledai dijual murah….Siapa yang mau beli. Aku jual keledaiku seharga 200 dinar."

Para makelar pun berdatangan. Beberapa dari mereka bahkan langsung mengeluarkan uang 200 dinar.

"Tunggu dulu, ada syaratnya untuk beli keledai ini!" Nasrudin mengangkat tangan, "Jika ingin membeli keledai ini kalian juga harus membeli kucing diatas nya seharga 800 dinar!"



(Inti pelajaran: Hukum itu dibuat untuk ditaati, bukan untuk dicari celahnya)




24, ADA KELEDAI  NAIK  ORANG !!!
                                                


Suatu ketika  NASHRUDDIN  kehabisan uang.  Padahal saat itu ada beberapa kebutuhan penting yang harus ia upayakan seperti untuk beaya pendidikan anak- anak dan sebagainya. Kebetulan ia memiliki seekor keledai kurus yang biasa ia pakai untuk transportasinya. Maka ia segera memutuskan untuk menjual keledai kurusnya itu untuk memenuhi segala hajatnya. Ia pun segera mengajak anaknya berbareng kepasar untuk menjual keledainya itu.

Pada saat yang ditentukan pada hari pasaran, keledai itupun dituntunnya kepasar. Si Nashruddin menuntun didepan, sedang sang anak mengiringinya dari belakang sambil sesekali menggeprak pantat keledai didepannya.

Syahdan, tak berapa lama berjalan ada orang nyeletuk: “Dasar bodoh si Nashruddin itu, punya keledai dibiarkan sia- sia tak ditungganginya….”.

Mendengar itu segera Si Nashruddin menyuruh anaknya naik keatas punggung keledai, menuruti nasehat dan omongan orang dijalan.

Tak berapa lama melangkah, ada orang dipinggir jalan mencibir: “Dasar anak kurang ajar dan tak berbakti! Masak ayahnya suruh jalan kaki sedang ia enak- enakan naik keledai?”

Maka serta merta Nashruddin memerintahkan anaknya turun dan iapun segera meloncat naik keatas punggung keledai, ia tak rela anak kesayangannya yang sangat berbakti itu dihujat semena- mena.. Iapun segera naik menggantikan posisi anaknya. Maka iapun kini asyik menunggang keledainya yang dituntun oleh anak tersayangnya itu.

Tiba- tiba ia mendengar seseorang dipinggir jalan mengomel panjang pendek yang ditujukan kepada dirinya: “ Sungguh orang tua yang nggak tahu diri! Nggak tahu malu! Masak dia asyik menunggang keledai, sedang anaknya yang masih kecil dipaksa berjalan kaki?”

Nashruddin pun  bereaksi dengan cepat menanggapi komentar orang itu dan segera memerintahkan anaknya naik keatas punggung keledai, naik berbarengan dengan dia. Si keledai kuruspun menjadi kepayahan membawa dua orang sekaligus diatas punggungnya. Mereka pun meneruskan perjalanannya walau terasa agak melambat, sampai Nashruddin mendengar orang- orang bergumam:
“ Sungguh tak ber- peri- kebinatangan dua orang itu. Keledai kurus begitu ditunggangi dua orang? Sungguh tak punya otak dan tak punya belas kasih!”

Mendengar cemoohan orang- orang, Nashruddin pun segera turun. Iapun memerintahkan anaknya juga untuk turun. Nashruddin kebingungan: begini salah, begitu salah. Dinaikin salah, tak dinaikin salah juga.

Otak Nashruddin pun segera berputar mencari solusi. Akhirnya berkat “kebijaksanaannya” iapun telah menemukan jalan keluarnya yang dianggapnya terbaik. Iapun segera memerintahkan anaknya untuk bersama- sama menggendong keledainya kepasar. Ia yakin tindakannya kali ini benar dan tak akan ada seorangpun yang akan berkomentar lagi……..Sampai suatu saat ia mendengar beberapa orang tertawa: “Eeeeee…..lihat ada keledai naik orang……”.

Opo tumon?

Sesampai dipasar Nashruddin merenung. Ia ingat pesan SIMBAH semasa hidup:

-          Jangan terlalu hiraukan omongan orang.
-          Kecuali nasihat yang baik dari Ahli Islah.
-          Kalau sudah siap melangkah dengan Bismillah
-          Teruskan sampai ketujuan pantang menyerah
-          Komentar dan menyalahkan itu gampang.
-          Yang lebih sulit itu MENGAMALKAN!

(KHD)


                            25. SANTRI BADUNG VS KIYAI JENIUS.


Pada sebuah majlis pengajian Aqiidah, tiba- tiba salah seorang murid yang terkenal badung, bandel, tapi pinter mengajukan sebuah pertanyaan yang membuat semua  santri terperangah dan gerah:

“Pak kiyai, bolehkah aku bertanya?”

“Tentu saja boleh, apa pertanyaanmu?”

“Begini pak kiyai, saya ada 3 (tiga) pertanyaan, mohon penjelasannya”:

1.     Setan itu diciptakan dari api, nah kalau nanti dia masuk neraka, dia akan ke-enakan dong, karena api cocok bertemu dengan api. Pasti setan nggak akan sengsara di neraka.

2.     Apakah sebenarnya hakekat takdir itu?

3.     Apakah yang dilakukan Allah saat ini?

Para santri lain agak kaget atas ulah temannya yang terkenal bandel itu. Namun pak kiyai berkata dengan penuh kesabaran terhadap pertanyaan yang agak berbau kurang ajar itu, seraya berkata:

“Baiklah, aku akan berikan satu jawaban saja untuk menjawab tiga pertanyaan kamu itu sekaligus. Bolehkan?”.

“Silahkan pak kiyai”.

Maka secara tiba- tiba sang kiyai bangkit dan menampar wajah sang murid.

Perbuatan sang kiyai itu sungguh tidak diduga oleh sang santri, juga para murid yang lainnya. Maka serentak proteslah si murid:

 “Lho, kok kiyai marah? Jangan marah dong kiyai, saya bertanya kan karena memang belum mengerti tentang suatu masalah? Kata pak kiyai kalau belum tahu tentang masalah harus berani bertanya?”

Pak kiyai menjelaskan:

“Tamparan itu kulakukan bukan karena aku marah, tapi itulah jawaban saya!”
“Maksudnya?” sang murid pun bertanya sambil terbengong- bengong.
“Begini: pipi kamu itu dibuat dari apa?”
“Daging pak kiyai”
“Kalau tangan saya?”
“Juga daging pak kiyai”.
“Sakit nggak saya tampar?”
“Sakit pak kiyai”
“Jadi daging ditampar pakai daging juga sakit kan? Begitu juga: Api ditampar pakai api juga akan sakit. Benar tidak? Jadi setan yang dari api, nanti tatkala disiksa pakai api, diapun akan menderita dan sengsara luar biasa”

Masuk akal juga, kata sang santri. Sekarang dia mulai memahami tindakan kiyainya yang jenius itu.

“Tentang masalah takdir, pernahkah terpikir olehmu atau olehku bahwa aku akan menampar wajahmu beberapa saat sebelum kejadian?”

“Nggak pernah terpikir pak kiyai”.

“Itulah hakekat takdir. Semuanya adalah hak prerogratif Allah. Tidak ada seorangpun yang yang tahu tentang apa yang sebenarnya akan terjadi secara pasti sebentar lagi, besok atau waktu yang akan datang, karena itu adalah rahasia Allah. Kita yakin bahwa  manusia dan semua makhluq sudah di INSTALL dan di PROGRAM oleh Allah.
Hanya Allah saja yang mampu me RE- INSTAL program kehidupan kita. Nah kewajiban kita sebagai manusia adalah BERUSAHA dan BERIKHTIYAR seraya BERDO’A, seraya meyakini bahwa sukses dan gagal itu adalah berjalan sesuai takdir Ilahi. Maka saat ia sukses ia tak akan sombong, dan pada saat gagal, ia tak akan pernah berputus asa untuk bangkit lagi”.

“Yang ketiga kiyai?” Sekarang sang murid menunggu penuh antusias terhadap penjelasan kiyainya.

“Tentang pertanyaanmu : Allah sekarang sedang apa,  ya.. itu,  Allah sedang mengatur dan memegang ubun- ubun setiap makhluk ciptaan Nya  agar mereka selalu berada  dalam rencana takdirnya yang azaly. Buktinya kamu diatur oleh Allah mengajukan  pertanyaan seperti itu agar aku dapat menamparmu sesuai takdir Nnya. Dan kamu pun  melakukan itu semua sesuai Qodar Nya, akupun menampar kamu sesuai dengan   rencana Nya. Paham?”

“Paham pak kiyai….terimakasih”.

Dasar kiyai jenius, wong menampar orang kok malah dapat ucapan terimakasih. Opo  tumon?

Pengajian pun kemudian ditutup. Para santripun malam itu kemudian pulang ke  pemondokannya masing- masing dengan hati puas seraya makin kagum pada  kedalaman ilmu kiyainya.
(KHD)






26. ITU UANG ANDA YANG JATUH DARI DOMPET.



Seorang anak muda duduk di mesjid menunggu khotbah Jumat. Melihat dengan tidak begitu ramah kepada kotak sumbangan yang didorong ke arahnya.



Dia membuka dompet dan memilih-milih uang yang terkecil untuk disumbangkan. Dengan berat hati, dia memasukkan selembar uang Rp 1.000,- ke kotak amal.



Sebelum dia mendorong kotak itu sebelah, seorang bapak tua di belakang menepuk pundaknya, kemudian memberikan 2 lembar uang Rp 100.000,-an



Dia tertekun heran, tetapi segera memasukkan 2 lembar uang tersebut ke kotak amal, dan mendorongnya ke jamaah berikutnya.


Dia menoleh ke bapak tua tersebut dan berkata, "Kebanyakan atuh Pak, seribu saja sudah cukup. Sayang, khan?"

Sang Bapak tua tersenyum dan menggeleng ramah, dan berkata, "Bukan gitu dik, itu tadi uang adik yang jatuh dari dompet." 

Anak muda:...."Wadduh!!!).

(M.Baiquni).

(Inti pelajaran: Syetan mengancam dengan kemiskinan kepada orang yang berniat sodaqoh: 
Al- Baqoroh 268)




27. BANYAK ANAK BANYAK REJEKI ???




Dihari yang fitri, seorang ibu tua awalnya merasa bahagia ketika kedua anaknya mudik dari perantauannya bersama keluarga mereka . Bersama mereka juga ada beberapa cucunya yang lucu- lucu dan menggemaskan. Beberapa hari berlalu. Ketika hari berkunjung berakhir dan mereka harus pulang ke kota tempat kerja masing- masing, tiap anaknya memberikan amplop berisi uang kepada ibunda terkasih mereka. Tidak tanggung- tanggung, masing- masing anak mengisi amplop dengan uang Rp 1000.000;. Ketika sang ibu membuka isi amplop, tiba- tiba sang ibu menangis dengan sedih. Tentu saja anak- anaknya menjadi terheran- heran dan bertanya tanya dalam hati, apakah isi amplop itu dianggap terlalu sedikit bagi ibunya?

Akhirnya salah seorang dari mereka memberanikan diri bertanya: " Ibu, kenapa menangis? apakah jumlah uangnya terlalu sedikit?"

Ibu nya kontan menjawab: " Bukan terlalu sedikit, bahkan cukup banyak. Tapi saya sedih, anak saya hanya dua, jadi saya hanya mendapatkan Rp 2000.000; Coba kalau anak saya 10 atau lebih, tentu saya akan dapat 10 amplop x Rp 1000.000 = Rp 10.000.000 atau lebih............"

Anak- anaknya: "........????"

(inti pelajaran: anak- anak/ umat yang dibanggakan Nabi itu adalah anak- anak/ umat yang berbobot dan bertaqwa, bukan asal banyak anak)



28. (baru) BEDANYA MIMPI BASAH DAN KETANGKAP BASAH.



"Hei teman- teman, apa persamaan mimpi basah dengan ketangkep basah?"

Teman- temannya menjawab sekenanya:

"Mimpi basah itu mimpi kecebur sungai, kalau ketangkep basah itu ketangkep polisi ketika nyebur ke sungai, jadi sama- sama basah !!"

"Salah" kata penanya.

"Lalu apa dong?"

"Mimpi basah itu tanda AKIL baligh, kalau ketangkep basah itu AKIL MUKHTAR, ketua MK yang ditangkap KPK, jadi sama- sama AKIL nya !!!"

NOMOR KEMBALI KEATAS.......





Note:
Insyaalloh akan terus ditambah dan disempurnakan. Bagi yang memiliki kisah jenaka lainnya yang sopan dan mendidik, boleh dikirim lewat komentar, bila dianggap pantas akan diposting. Hadiahnya? "Nampang doang". (Tag: Akhlaq)


3 komentar:

  1. KISAH CERITA AYAH SAYA SEMBUH BERKAT BANTUAN ABAH HJ MALIK IBRAHIM

    Assalamualaikum saya atas nama Rany anak dari bapak Bambang saya ingin berbagi cerita masalah penyakit yang di derita ayah saya, ayah saya sudah 5 tahun menderita penyakit aneh yang tidak masuk akal, bahkan ayah saya tidak aktif kerja selama 5 tahun gara gara penyakit yang di deritanya, singkat cerita suatu hari waktu itu saya bermain di rmh temen saya dan kebetulan saya ada waktu itu di saat proses pengobatan ibu temen saya lewat HP , percaya nda percaya subahana lah di hari itu juga mama temen saya langsung berjalan yang dulu'nya cuma duduk di kursi rodah selama 3 tahun,singkat cerita semua orang yang waktu itu menyaksikan pengobatan bapak kyai hj Malik lewat ponsel, betul betul kaget karena mama temen saya langsung berjalan setelah di sampaikan kepada hj Malik untuk berjalan,subahanallah, dan saya juga memberanikan diri meminta no hp bapak kyai hj malik, dan sesampainya saya di rmh saya juga memberanikan diri untuk menghubungi kyai hj Malik dan menyampaikan penyakit yang di derita ayah saya, dan setelah saya melakukan apa yang di perintahkan sama BPK kyai hj Malik, 1 jam kemudian Alhamdulillah bapak saya juga langsung sembuh dari penyakitnya lewat doa bapak kyai hj Malik kepada Allah subahanallah wataala ,Alhamdulillah berkat bantuan bpk ustad kyai hj Malik sekarang ayah saya sudah sembuh dari penyakit yang di deritanya selama 5 tahun, bagi saudara/i yang mau di bantu penyembuhan masalah penyakit gaib non gaib anda bisa konsultasi langsung kepada bapak kyai hj Malik no hp WA beliau 0823-5240-6469 semoga lewat bantuan beliau anda bisa terbebas dari penyakit anda. Terima kasih

    BalasHapus