MA'HAD ISLAM TERPADU AL- KHAIRIYYAH, SEKOLAH DAN PONDOK PESANTREN.....................DENGAN MOTTO: BERILMU AMALIYAH - BERAMAL ILMIYAH - MENJAGA UKHUWWAH ...........................YAYASAN MIT ALKHAIRIYYAH KARAWANG MENERIMA SEGALA BENTUK DONASI YANG HALAL DAN TIDAK MENGIKAT; MELALUI BANK JABAR . No. Rekening : 0014732411100 atas nama : Pondok Pesantren Al-Khairiyyah Karawang...........................Facebook: khaeruddin khasbullah.....

SEPUTAR AL-KHAIRIYYAH (facebook:: https://www.facebook.com/khaeruddin.khasbullah)

Kamis, 06 Januari 2011

@ LAKSAMANA (WANITA) MALAHAYATI

ADMIRAL MALAHAYATI ARMADANYA SANGAT DITAKUTI PORTUGIS DAN BELANDA
                                                      Oleh: H.Khaeruddin Khasbullah





Pernah mendengar nama kapal perang KRI Malahayati ?
Banyak orang yang tidak tahu, siapakah yang memiliki nama besar dan terhormat itu sehingga diabadikan dalam nama sebuah kapal perang.
Beliau adalah seorang perempuan yang agung (grande dame), yang memimpin sebuah laskar pejuang yang terdiri dari para pejuang dan laskar perempuan dan kebanyakan adalah janda yang ditinggal wafat suami mereka dalam perjuangan melawan penjajah. Malahayati juga seorang janda karena suami Malahayati juga gugur saat berperang melawan Portugis sewaktu akan menguasai selat Malaka, yakni pada pertempuran laut Teluk Haru. Laskar tersebut dinamai Laskar Inong Balee atau yang bermakna Laskar para Janda pahlawan. Beranggotakan 2000 orang prajurit, semuanya perempuan.

Malahayati, nama aslinya adalah Keumala Hayati putri Laksamana Mahmud Syah, hidup di masa Kerajaan (Kesultanan) Atjeh dipimpin oleh Sultan Alaiddin Ali Riayat Syah IV yang memerintah antara tahun 1589-1604 M. Malahayati pada awalnya adalah dipercaya sebagai kepala pengawal dan protokol di dalam dan luar istana, berpasangan dengan Cut Limpah yang bertugas sebagai petugas Dinas Rahasia dan Intelijen Negara. 

Setelah menyelesaikan pendidikannya di MEUNASAH/ PESANTREN, beliau meneruskan pendidikannya ke AKADEMI MILITER KERAJAAN “MA’HAD BAITUL MAQDIS”, akademi militer yang dibangun dengan dukungan Sultan Selim II dari Turki Utsmaniyah. Akademi ini didukung oleh 100 dosen angkatan laut yang sengaja didatangkan dari kerajaan Turki tersebut. Disini pula ia bertemu jodohnya sesama kadet yang akhirnya menjadi Laksamana, namun sampai kini nama suaminya belum dapat diketahui dengan pasti. Karir militernya menanjak setelah kesuksesannya “menghajar” kapal perang Belanda yang dipimpin oleh Jenderal Cornelis de Houtman yang terkenal kejam. Bahkan Cornelis de Houtman tewas ditangan Malahayati pada pertempuran satu lawan satu di geladak kapal pada 11 September 1599, sedang adiknya Frederich de Houtman tertawan dan dipenjarakan selama kurang lebih satu tahun. Frederich inilah orang Eropa pertama yang menterjemahkan Bijbel kedalam bahasa Melayu. Akhirnya beliau diberi anugerah gelar Laksamana (Admiral). Dan beliaulah Laksamana Perempuan Pertama Di Dunia, dimana pada saat itu kaum perempuan dibelahan bumi yang lain termasuk di Eropa dalam keadaan jumud dan hanya sebagai “konco wingking”. Maka kehebatan kaum perempuan Melayu- Nusantara ini kemudian menginspirasi perubahan PERAN KAUM PEREMPUAN DISELURUH DUNIA. Beliau juga tercatat dalam sejarah sukses menghalau Portugis dan Belanda masuk ke Aceh, sesuai catatan seorang wanita Belanda, Marie Van Zuchtelen, dalam bukunya berjudul “Vrouwlijke Admiral Malahayati” (Malahayati- Sang Admiral Wanita).

Malahayati juga seorang diplomat ulung dan ahli politik dalam negeri yang luar biasa. Beliaulah yang menjalin ikatan persahabatan dengan utusan Ratu Elisabeth I dari Inggris, yakni Sir James Lancaster pada 6 Juni 1602. Beliau pula yang menyelesaikan intrik istana dimana tatkala Sultan Alaiddin Ali yang telah berumur 94 tahun di “Kudeta” oleh putra mahkotanya sendiri yang kurang mampu memerintah. Akhirnya Malahayati melakukan manuver cerdik melengserkan putra mahkota tersebut dan mengangkat Darmawangsa sebagai Sultan baru berjuluk Sultan Iskandar Muda yang legendaries itu (1607~ 1636).

Selain itu, beliau juga mendirikan sebuah benteng yang dikenal dengan Benteng Inong Balee di Desa Lamreh, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar. Benteng tersebut menghadap ke barat, ke arah Selat Malaka. Benteng ini merupakan benteng pertahanan sekaligus sebagai asrama penampungan janda-janda yang suaminya gugur dalam pertempuran. Selain itu juga digunakan sebagai sarana pelatihan militer dan penempatan logistik keperluan perang.

Setelah wafat dalam pertempuran laut Teluk Krueng Raya Malahayati dimakamkan tidak jauh dari Benteng Inong Balee, sekitar 3 Km dari benteng berada diatas bukit. Lokasi makam pada puncak bukit, merupakan salah satu bentuk penghormatan terhadap tokoh yang dimakamkan. Penempatan makam di puncak bukit kemungkinan dikaitkan dengan anggapan bahwa tempat yang tinggi itu suci. Beberapa kompleks makam di daerah lain yang terdapat di puncak bukit antara lain: Kompleks Makam Raja-raja Mataram di Imogiri Yogyakarta, makam Sunan Giri di Giri Gresik, Sunan Muria di Kudus, dan Gunung Jati di Cirebon.

Sekarang, nama Malahayati terserak di mana-mana, sebagai nama jalan, pelabuhan, rumah sakit, sebuah universitas di Bandar Lampung, Akademi Maritim di banda Aceh serta kapal perang, KRI Malahayati, satu dari tiga fregat berpeluru kendali MM-38 Exocet.

Sebagai suatu bangsa kita patut berbangga karena kita memiliki banyak pahlawan, tidak ketinggalan para pahlawan wanitanya yang justru dalam catatan sejarah berjuang lebih gigih dari pada kaum priyanya sehingga tercatat tak seorangpun dari pahlawan wanita tersebut yang pernah menyerah kepada penjajah, beda dengan kaum lelaki yang sebagian mereka pernah menyerah walaupun pada akhirnya membelot kembali sebagaimana Teuku Umar.
Sekedar mengingatkan, dibawah ini beberapa catatan nama- nama pahlawan/ wanita terkenal Indonesia.

Kita catat diantaranya adalah:

1. Sultanah Aceh Taj- Al- Alam ~ 1675 M
2. Sultanah Aceh Seri Sultanah Nur- Al- Alam Nakiat Ad- Diin Shah 1675 ~ 1678
3. Sultanah Aceh Inayat Shah Zakiat Ad- Diin Shah 1678 ~ 1688
4. Sultanah Aceh Kamalat Syah 1688 ~ 1699.
5. Cut Meurah Intan, Bangsawan pejuang yang dibuang dan wafat di Blora, Jawa Tengah.
6. Ratu Kalinyamat Putri dari Sultan Trenggono
7. Nyi Ageng Serang, pejuang wanita yang gigih dari Grobogan Sragen.
8. Cut Nya’ Din, istri dan penerus perjuangan Teuku Umar yang wafat dan dibuang ke Sumedang Jawa Barat,
9. Cut Meutia, pahlawan pendidikan dari Aceh.
10. RA. Kartini, Pejuang Pendidikan Wanita dari Jawa Tengah.
11. RA.Dewi Sartika, Pejuang Pendidikan Wanita dari Bandung Jawa Barat.
12. Rd.Ayu Lasminingrat, Pejuang Pendidikan Wanita dari Garut Jawa
Barat.
13. Laksamana Malahayati, Panglima laut yang ditakuti baik oleh Portugis maupun Belanda.
14. Tak boleh kita lupakan walau dari agama lain yakni Christina Martha Tiahahu, dan masih banyak lagi pejuang/ tokoh wanita yang mungkin tak tercatat atau kurang dikenal oleh masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar