Ketika hari mahsyar tiba setelah
kebangkitan, ummat manusia gelisah resah menghadapi pengadilan agung
yang segera akan ditegakkan. Mereka yang kafir dan ingkar tidak ada ampun
segera digiring keneraka sesuai kejahatan yang mereka lakukan. Adapula 70.000
orang beriman yang akan masuk sorga tanpa hisab + 70.000 lagi. Mereka
akan langsung masuk ke sorga dengan penuh suka cita. Sedangkan mereka
yang beriman tapi pernah melakukan dosa segera berusaha mencari SYAFA’ATUL
UDZMA/ Grasi Agung. Untuk itu mereka segera berusaha mendapatkan rekomendasi
para Nabi Allah. Berturut- turut mereka mencoba mendatangi Nabi Adam, beliau
menolaknya karena merasa masih punya urusan dengan Allah tentang buah terlarang
yang menurut Iblis namanya buah khuldi (QS Toha 120). Kemudian mereka datang
kepada Nabi Nuh, maka Nuh pun menolaknya karena beliau pernah berdoa kepada
Allah untuk kaumnya dengan sesuatu yang seharusnya ia tidak perlu berdo’a
seperti itu. Demikian pula kepada Ibrahim. Tapi Nabi Ibrohim pun menolaknya karena
merasa pernah melakukan 3 kali dusta yang harus ia pertanggung jawabkan kepada
Allah. Maka Ibrohim pun menganjurkan agar mereka mencari Syafaatul Udzma
melalui Nabi Musa AS.
إِذْهَبُوْا إِلَى مُوْسَى فَيَأْتُوْنَ مُوَسَى فَيَقُوْلُوْنَ ياَ مُوْسَى
أَنْتَ رَسُوْلُ اللهِ فَضَّلَكَ اللهُ بِرِساَلَتِهِ وَكَلاَمِهِ عَلىَ النَّاسِ
. إِشْفَعْ لَناَ اِلَى رَبِّكَ أَلاَ تَرَى إِلَى ماَ نَحْنُ فِيْهِ. فَيَقُوْلُ إِنَّ
رَبِّيْ قَدْ غَضِبَ الْيَوْمَ غَضْباً لاَ يَغْضَبُ قَبْلَهُ مِثْلَهُ . وَلَنْ يَغْضَبَ
بَعْدَهْ مِثْلَهُ . وَإِنِّيْ قَدْ قَتَلْتُ نَفْساً لَمْ أُوْمَرْ بِقَتْلِهاَ
. نَفْسِيِ – نَفْسِيِ – نَفْسِيْ ( الحديث : رواه البخاري
ومسلم)
Ibrahim bersabda: “Mintalah Sayafa’at pada Musa. Maka manusia pun mendatangi Musa AS, mereka berkata: Wahai Musa, engkau adalah utusan Allah. Allah mengutamakan engkau dengan risalah kenabiyan dan dialog langsung dengan Allah dibanding manusia lain. Mintakanlah Syafaat untuk kami kepada Rob mu wahai Musa, apakah engkau tidak melihat kondisi kami sekarang ini wahai Musa? Maka Musa pun menjawab: Sesungguhnya Rob ku sedang marah pada hari ini dengan kemarahan yang tidak pernah Allah marah sebelumnya dan sesudahnya dengan kemarahan yang setara dengan itu. Sesungguhnya aku pernah membunuh seseorang yang aku tidak diberikan perintah/wewenang untuk itu. Diri sendiri masing- masing, diri sendiri masing- masing, diri sendiri masing- masing!” dst….dst….dst….. Sampai akhirnya Nabi Muhammad memberikan Syafa’at Udzma kepada umat manusia yang beriman ketika semua Nabi sedang sibuk merenungi urusan mereka masing- masing. (Hadist Riwayat Bukhory dan Muslim. Bukhory meriwayatkan dalam Kitab Tafsir Surat Isro’ dan Muslim meriwayatkan dalam Kitab Al- Iman bab serendah- rendah kedudukan ahli sorga).
Nabi Musa menolak dan merasa
tidak layak untuk merekomendasikan Syafa’atul Udzma karena beliau sendiri
sedang punya urusan, yakni pernah berkelahi dan membunuh orang beda suku gara-
gara ia membela seseorang sesama sukunya, yang ketika itu sedang
berkelahi dengan orang dari suku lain. Perlu diketahui bahwa Musa
adalah dari suku Bani Israel, sedang yang ia bunuh adalah
suku Qibthy (Egypt/ Mesir), satu suku dengan Fir’aun yang juga kafir. Sesuai kisah Al-
Qur’an dalam Surat Al- Qoshosh ayat: 15
وَدَخَلَ الْمَدِيْنَةَ عَلَى حِيْنِ غَفْلَةٍ مِنْ أَهْلِهاَ فَوَجَدَ
فِيْهاَ رَجُلَيْنِ يَقْتَتِلاَنِ هَذاَ مِنْ شِيْعَتِهِ وَهَذاَ مِنْ عَدْوِّهِ فَاسْتَغَثَهُ
الَّذِيْ مِنْ شِيْعَتِهِ فَوَكَزَهُ مُوْسَى فَقَضَى عَلَيْهِ – قاَلَ هَذاَ مِنْ
عَمَلِ الشَّيْطاَنِ – إِنَّهُ عَدُوٌّ مُضِلٌّ مُبِيْنٌ (القصص ١٥)
" Dan Musa AS masuk kekota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah. Maka didapatinya didalam kota itu dua orang sedang berkelahi. Seorang dari kelompok sukunya (Bani Israel) sedang yang lain adalah kelompok musuhnya (Qibty). Maka seorang yang dari kelompoknya memohon bantuan padanya untuk mengalahkan musuhnya itu. Musa meninju nya - dan matilah orang (Qibty) itu. Musa kemudian berkata (dengan menyesal): “Ini adalah perbuatan Syetan. Sesungguhnya syetan itu musuh yang menyesatkan lagi nyata”.( Surat Al- Qoshosh ayat 15).
Penyesalan Musa yang telah
berkelahi atas nama suku itu ternyata tidak hanya ketika hidup, tapi sampai
terbawa wafat, padahal orang tersebut sesuku dengan fir'aun yang juga masih kafir. Terbukti ketika umat manusia datang meminta beliau untuk
memberikan syafa’at, beliau menolaknya karena merasa urusannya dengan Allah
belum selesai, Nabi Musa harus mempertanggung jawabkan
sikap sukuisme nya itu dihadapan Allah, sesuai ayat Al- Qur’an dan beberapa hadist Sohih
diatas.
Educational story hebat yang
sejelas ini rupanya kini kurang difahami oleh bangsa kita terutama generasi
muda nya. Rupanya berbeda dengan generasi tetua kita yang gemar duduk mengaji
dengan tekun, menghayati setiap firman Allah dan hadist Nabi yang disampaikan
oleh para Ulama Soleh, kini generasi muda kita lebih suka main game yang
contentnya banyak berisi adu jotos, seks dan kekerasan.
Kini banyak generasi muda kita
mempelajari agama (Islam) hanya sepotong- sepotong atau bahkan buta sama
sekali. Para ahli agama dan para cendekia kini juga banyak yang hanya suka
mengajarkan bagian kulit dari agama Islam tanpa menyentuh hakikatnya, tidak
lengkap antara Iman- Islam dan Ihsan nya, atau
dalam bahasa lain: Syariat- Thoriqot dan Haqiqot
nya. Bahkan kini banyak ahli agama yang keahliannya gemar memprovokasi antara
umat, berbeda dengan para Ulama Sholeh dahulu yang selalu: “Watawaashou
bisshobri watawaashou bil marhamah = Selalu berwasiyat tentang kesabaran dan
berwasiyat tentang saling kasih sayang (Al- Balad 17).
Penulis yakin, hanya sedikit generasi muda kita sekarang ini yang telah pernah mendengar kisah hebat ini. Akibatnya bukan rahasia lagi: tawuran antar suku dan kampung merebak dimana- mana. Mereka merasa enteng melakukan kekerasan antar kelompok seperti tak berdosa, bahkan bangga bak pahlawan pulang perang, padahal Nabi Musa membawa penyesalan akibat sukuisme itu sampai wafat beliau………Salah siapa?
Penulis yakin, hanya sedikit generasi muda kita sekarang ini yang telah pernah mendengar kisah hebat ini. Akibatnya bukan rahasia lagi: tawuran antar suku dan kampung merebak dimana- mana. Mereka merasa enteng melakukan kekerasan antar kelompok seperti tak berdosa, bahkan bangga bak pahlawan pulang perang, padahal Nabi Musa membawa penyesalan akibat sukuisme itu sampai wafat beliau………Salah siapa?
(Tag:Akhlaq)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar