HAID BERKEPANJANGAN (menometrorrhagia)
Ada
saatnya menstruasi tak lagi kompromi, betapa gelisahnya ketika seorang wanita
mengalami menstruasi tidak seperti biasanya. Bayangkan, ketika darah haid
menetes (mengalir) melebihi bilangan minggu, bahkan lebih sebulan. Bagaimana
kegundahannya ? Tanyakan rasanya …
ADA BEBERAPA CONTOH KASUS
Kasus 1:
Seorang
gadis SMU didampingi ibundanya, tertunduk malu ketika menceritakan bahwa menstruasinya berlangsung hampir 3 minggu. Tidak
seperti biasa, yang rata-rata berlangsung sekitar 5-7 hari. Sebelumnya, si
gadis mulai gelisah saat menstruasi tidak berhenti hingga menginjak minggu
kedua. Curhat kepada teman sebaya tidak melegakan lantaran sama-sama tidak
mengerti seluk beluk menstruasi. Seperti biasa, beragam anjuran diterima si
gadis sebagai “usaha” menghentikan menstruasi yang kali ini tak mau kompromi.
Kasus 2:
Wanita muda berusia sekitar 25 tahun mengeluh:
Menstruasi saya sudah 3
minggu lebih, hampir sebulan. Selama itu pula kami tidak berhubungan ( dengan
suami), sampai-sampai tidak sholat, Kami belum punya anak. Apakah ada kelainan
kandungan misalnya tumor ? Apakah kandungan turun ? Apakah bisa punya anak ?
Jawaban
singkat:
1. Tentang
kemungkinan adanya TUMOR:
Jawab: Belum
tentu (sebagian besar tidak), sebaiknya tetap periksa.
2. Tentang kandungan turun:
Jawab: Tidak. Kandungan
tidak turun.
3. Tentang bisakah punya anak?
Jawab: Bisa, jika
keduanya subur dan atas ijin Tuhan YME
Kasus 3:
Ibu
muda menggendong bayi masuk ruang praktek, lalu berujar:
Saya mengalami menstruasi 19 hari, kadang sedikit kadang banyak. Sebelumnya
tidak pernah mengalami seperti ini. Sudah ke spesialis kandungan dan periksa
USG (ultrasonografi), kata dokter kandungan tidak ada kelainan. Waktu saya
tanya, katanya gangguan keseimbangan …*lupa*(maksudnya adalah gangguan hormonal). Dan
saat saya tanya lagi apakah ada hubungannya dengan spiral, dokter kandungan
mengatakan mungkin iya mungkin tidak. Kalau setelah minum obat masih
perdarahan, rencananya harus kuret (pembersihan daerah uterus). Yang benar yang
mana?
Jawaban
singkat:
Benar semua. Memang
demikianlah urutannya.
Kasus 4:
Seorang ibu berusia sekitar 55 tahun panik ketika menstruasi
berkepanjangan hampir 6 minggu (1,5 bulan) : dan beliau mengatakan bahwa
sebelumnya menstruasi tidak teratur, sedikit dan singkat. Setelah pengobatan masih
perdarahan, dilakukan kuret oleh dokter spesialis kandungan sampai 2 kali.
Kuret pertama menunjukkan hasil pemeriksaan patologi anatomi (pemeriksan
mikroskopis) tidak didapatkan tanda-tanda keganasan. Ketika masih perdarahan,
dilanjutkan dengan kuret kedua. Alhamdulillah, perdarahan berhenti.
Empat contoh kasus di atas menunjukkan bahwa
menstruasi berkepanjangan bisa menimpa wanita mulai remaja (sudah menstruasi)
hingga pre-menopause (menjelang berakhirnya masa menstruasi). Sekitar 20% bisa
dialami oleh wanita remaja dan wanita muda, sedangkan 40% pada wanita paruh
baya (usia lebih 40 tahun).
Obesitas (terlalu gemuk),
pekerjaan berat dan stress diduga ikut berperan terjadinya menometrorrhagia
(menstruasi berkepanjangan).
Gambaran
Umum
Disfunctional Uterine Bleeding atau Kelainan Perdarahan Rahim
(DUB) adalah penyebab tersering terjadinya perdarahan rahim abnormal
pada wanita di usia reproduksi. Diagnosa Dysfunctional Uterine Bleeding dapat
ditegakkan bila tidak ditemukan kelainan organ.
PENGERTIAN
Disfunctional uterine
bleeding (DUP) atau perdarahan uterus disfungsional adalah perdarahan abnormal
yang dapat terjadi di dalam siklus maupun di luar siklus menstruasi, karena
gangguan fungsi mekanisme pengaturan hormon (otak-indung telur-rahim), tanpa adanya kelainan organ.
SIKLUS
NORMAL
Siklus menstruasi normal
terjadi setiap 21-35 hari dan berlangsung sekitar 2-7 hari.
Pada saat menstruasi, jumlah darah yang hilang diperkirakan 35-150 ml, biasanya
berjumlah banyak hingga hari kedua dan selanjutnya berkurang sampai menstruasi
berakhir. *Nedra Dodds, MD, 2006*
BAGAIMANA
TERJADINYA ?
Secara garis besar, kondisi
di atas dapat terjadi pada siklus ovulasi (pengeluaran sel telur/ovum dari
indung telur/ masa subur), tanpa ovulasi maupun keadaan lain, misalnya pada
wanita premenopause (folikel persisten).
Sekitar 90% perdarahan uterus disfungsional (perdarahan rahim) terjadi tanpa
ovulasi (anovulation) dan 10% terjadi dalam siklus ovulasi.
Pada siklus ovulasi.
Perdarahan rahim yang bisa terjadi
pada pertengahan menstruasi maupun bersamaan dengan waktu menstruasi.
Perdarahan ini terjadi karena rendahnya kadar hormon estrogen,
sementara hormon progesteron tetap terbentuk.
Pada siklus tanpa ovulasi (anovulation)
Perdarahan rahim yang
sering terjadi pada masa pre-menopause dan masa reproduksi. Hal ini karena
tidak terjadi ovulasi, sehingga kadar hormon estrogen berlebihan sedangkan
hormon progesteron rendah. Akibatnya dinding rahim (endometrium)
mengalami penebalan berlebihan (hiperplasi) tanpa diikuti penyangga (kaya akan
pembuluh darah dan kelenjar) yang memadai.
Nah, kondisi inilah
penyebab terjadinya perdarahan rahim karena dinding rahim yang rapuh dan
kemudian pecah. Di lain pihak, perdarahan tidak terjadi bersamaan. Permukaan
dinding rahim di satu bagian baru sembuh lantas diikuti perdarahan di permukaan
lainnya. Jadilah perdarahan rahim berkepanjangan.
G E J A
L A
Perdarahan rahim dapat
terjadi tiap saat dalam siklus menstruasi. Jumlah perdarahan bisa
sedikit-sedikit dan terus menerus atau banyak dan berulang. Kejadian tersering
pada menarche (atau menarke: masa awal seorang wanita mengalami menstruasi)
atau masa pre-menopause.
FAKTOR
PENYEBAB
Hingga saat ini penyebab
pasti perdarahan rahim disfungsional (DUB) belum diketahui secara pasti.
Beberapa kondisi yang dikaitkan dengan perdarahan rahim disfungsional, antara
lain:
·
Kegemukan (obesitas)
·
Faktor kejiwaan
·
Alat kontrasepsi hormonal
·
Alat kontrasepsi dalam rahim (intra uterine devices)
· Ada Beberapa penyakit yang dapat dihubungkan dengan perdarahan rahim (DUB),
misalnya: trombositopenia (kekurangan trombosit atau faktor pembekuan darah),
Kencing Manis (diabetus mellitus), dan lain-lain
·
Walaupun jarang, perdarahan rahim dapat terjadi karena: tumor
organ reproduksi, kista ovarium (polycystic ovary disease), infeksi vagina, dan
lain-lain.
(Imbalance of hormones (estrogen and progesterone), Fibroids (benign uterine tumors), Pelvic infection, Endometrial disorder, Intrauterine device, Hypothyroidism, Pregnancy, Ovarian cyst or tumor and other hormonal causes).
Read more:Menorrhagia -Menstrual Abnormalities and Abnormal Uterine Bleeding -http://www.health.am/gyneco/more/menorrhagia/#ixzz2d97Qcnxa
D I A G
N O S A
Untuk menegakkan diagnosa,
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
·
Wawancara atau anamnesa
Wawancara harus cermat.
Pertanyaan yang perlu diajukan: kapan usia mulai menstruasi (menarche), siklus
setelah mengalami menstruasi, jumlah dan lamanya menstruasi, dan … maaf, sambil
menilai status emosinya. oleh karena itu, bagi wanita yang mengalaminya
dianjurkan untuk menceritakan apa adanya, jangan malu-malu.
·
Pemeriksaan Gejala
· Pemeriksaan UMUM. Ditujukan untuk mengetahui berbagai kemungkinan
penyebab terjadinya perdarahan rahim.
·
Pemeriksaan ORGAN REPRODUKSI (ginekologis)
Pada pemeriksaan khusus ini, ditujukan untuk:
* Menyingkirkan kemungkinan kelainan organ
sebagai penyebab perdarahan abnormal, misalnya: perlukaan (physicaly damage), polip leher rahim,
infeksi, abortus, tumor, dan lain-lain.
* Menegakkan diagnosa dengan kuret (tidak berlaku bagi gadis).
P E N G
O B A T A N
Setelah menegakkan diagnosa dan setelah
menyingkirkan berbagai kemungkinan kelainan organ, jika teryata tidak ditemukan
penyakit lainnya, maka langkah selanjutnya adalah melakukan prinsip-prinsip
pengobatan sebagai berikut:
1. Menghentikan
perdarahan.
2. Mengatur
menstruasi agar kembali normal
3. Transfusi
jika kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 8 gr/ DL (GRAM/DEKALITER~ 100 MILILIETR).
1.
Menghentikan perdarahan
Langkah-langkah upaya menghentikan perdarahan
adalah sebagai berikut:
Kuret
(curettage).
Kuret dilakukan hanya untuk wanita yang sudah menikah. Tidak
bagi gadis dan tidak bagi wanita menikah tapi belum sempat berhubungan intim.
O b a t
(medikamentosa)
1.
Golongan
estrogen.
Pada umumnya dipakai
estrogen alamiah, misalnya: estradiol valerat (nama generik) yang relatif
menguntungkan karena tidak membebani kinerja liver dan tidak menimbulkan
gangguan pembekuan darah. Jenis lain, misalnya: etinil estradiol, tapi obat ini
dapat menimbulkan gangguan fungsi liver.
Dosis dan
cara pemberian:
* Estrogen konyugasi
(estradiol valerat): 2,5 mg diminum selama 7-10 hari.
* Benzoas estradiol: 20 mg
disuntikkan intramuskuler. (melalui bokong)
* Jika perdarahannya
banyak, dianjurkan nginap di RS (opname), dan diberikan Estrogen konyugasi
(estradiol valerat): 25 mg secara intravenus (suntikan lewat selang infus)
perlahan-lahan (10-15 menit), dapat diulang tiap 3-4 jam. Tidak boleh lebih 4
kali sehari.
2. Obat Kombinasi
Obat golongan ini diberikan
secara bertahap bila perdarahannya banyak, yakni 4×1 tablet selama 7-10 hari,
kemudian dilanjutkan dengan dosis 1×1 tablet selama 3 hingga 6 siklus.
3.
Golongan progesteron
Obat untuk jenis ini, antara lain:
* Medroksi progesteron asetat (MPA): 10-20 mg
per hari, diminum selama 7-10 hari.
* Norethisteron: 3×1 tablet, diminum selama 7-10 hari.
2.
Mengatur menstruasi agar kembali normal
Setelah perdarahan berhenti, langkah selanjutnya
adalah pengobatan untuk mengatur siklus menstruasi, misalnya dengan pemberian:
·Golongan progesteron: 2×1 tablet diminum selama 10 hari. Minum
obat dimulai pada hari ke 14-15 menstruasi.
·Transfusi jika kadar hemoglobin kurang dari 8 gr/DL.
Yang ini, mau tidak mau nginap di Rumah Sakit
atau klinik. Oya, hampir ketinggalan, sekedar diketahui, sekantong darah (250
cc) diperkirakan dapat menaikkan kadar hemoglobin (Hb) 0,75 gr/DL. Ini berarti,
jika kadar Hb ingin dinaikkan menjadi 10 gr/DL, maka kira-kira perlu sekitar 4
kantong darah.
PRAKIRAAN
HASIL PENGOBATAN (Prognosis)
Hasil pengobatan bergantung kepada proses
perjalanan penyakit (patofisiologi)
* Penegakan diagnosa yang tepat dan regulasi
hormonal secara dini dapat memberikan angka kesembuhan hingga 90 %.
* Pada wanita muda, yang sebagian besar terjadi dalam siklus anovulasi, dapat
diobati dengan hasil baik, dan sukses.
PERMASALAHAN
Mengingat perdarahan rahim
bagi wanita muslim berkaitan erat dengan masalah peribadatan, khususnya dalam
hal fiqih (hukum), maka perlu keterlibatan berbagai pihak terutama kalangan
medis dan ahli fiqih untuk membahasnya. Perlu diingat bahwa pembahasan fiqih
akan memunculkan khilafiyah (perbedaan pendapat),
terkait soal waktu suci. Maksudnya, “waktu” (kapan sih?) seorang wanita dengan
perdarahan rahim sudah dianggap wajib melaksanakan ibadah kendati yang
bersangkutan masih mengalami perdarahan.
Sengaja penulis mengangkat masalah ini agar kita
dapat saling memahami jika terjadi perbedaan soal masa suci (waktu mandi wajib). Bukankah hal ini adakalanya ditanyakan pasien
?
Bagaimana soal berhubungan intim ?
HUKUM
MENSTRUASI BERKEPANJANGAN MENURUT IMAM SYAFI’I & HAMBALI
Menurut Imam Syafi’i dan Imam Hanbali, masa haid
paling cepat adalah satu hari satu malam, masa standar (pada umumnya) enam atau
tujuh hari, sedangkan
masa paling lama adalah lima belas hari lima belas malam. Bila lebih dari itu,
maka darah yang keluar dari kelamin wanita tersebut dianggap sebagai darah
istihadhah. Pendapat ini sesuai dengan perkataan Ali bin Abi Thalib ra., “Masa
haid paling cepat adalah satu hari satu malam, dan bila lebih dari lima belas
hari maka darah yang keluar menjadi darah istihadhah.”
Catatan
penting:
* Penulisan obat, dosis dan
cara pemberian, dimaksudkan sebagai sharing informasi dan sedikit tambahan
pengetahuan. Bukan untuk mengobati diri sendiri.
* Jika mengalami masalah
semacam ini (semoga tidak), dianjurkan konsultasi dan memeriksakan diri kepada dokter
setempat atau dokter ahli kandungan (jika ada).
* Tanyakanlah hukum fikihnya kepada Ustadz/ Kiyai yang qualified.
* Tanyakanlah hukum fikihnya kepada Ustadz/ Kiyai yang qualified.
Istilah
seputar perdarahan abnormal
Beberapa istilah penting terkait Perdarahan
abnormal rahim, antara lain:
· Estrogen: hormon reproduksi wanita, yang selama siklus menstruasi
menghasilkan lingkungan yang sesuai untuk fertilisasi, implantasi dan pemberian
zat makanan pada permulaan embrio.
· Progesteron: hormon yang berfungsi mempersiapkan rahim untuk
menerima dan mengembangkan sel telur.
· Menorrhagi: perdarahan rahim lebih 7 hari atau jumlah perdarahan
yang berlebihan (lebih dari 80 ml per hari)
· Metrorrhagia: perdarahan rahim (biasanya dalam jumlah normal) yang
terjadi dengan interval waktu tidak teratur atau lebih panjang.
· Menometrorrhagia: perdarahan rahim yang berlebihan dalam jumlah
dan lamanya perdarahan, dapat terjadi dalam periode menstruasi maupun di antara
periode menstruasi.
·Intermenstrual bleeding (spotting): perdarahan rahim yang
bervariasi dalam hal jumlahnya (biasanya sedikit) pada periode menstruasi.
· Polymenorrhea: menstruasi yang terjadi dengan interval kurang dari
21 hari.
· Olygomenorrhea: menstruasi yang terjadi dengan interval antara 35
hari hingga 6 bulan.
Kata kunci: Menometrorrhagia,
menorrhagia, metrorrhagia, Dysfunctional Uterine Bleeding (DUB). Kode ICD.10
(International Statistical Classification of Diseases): N92: Menstruasi
berlebihan dalam jumlah banyak, berulang dan tidak teratur. Tidak termasuk:
postmenopausal bleeding (N.95.0) Varian: N.92.0-N.92.6
Bacaan:
* Pedoman Diagnosis dan Terapi Lab Ilmu Kebidanan dan Kandungan, RSUD dr. Soetomo, Surabaya
* Dysfunctional Uterine Bleeding (DUB), Nedra Dodds. MD, Emory Adventist Hospital, 2006
* Kitab- kitab Fikih Madzhab Syafi’i