Bab Tentang Hukum Ro’.
Pembahasan Tentang JAWAZUL WAJHAIN
Disampaikan oleh: H.
Khaeruddin Khasbullah
٤١ - وَرَقِّقِ الرَّاءَ
إِذاَ ماَ كُسِرَتْ # كَذاَكَ بَعْدَ
الْكَسْرِ حَيْثُ سَكَنَتْ
Dan bacalah Ro’ dengan Tarqiq jika di Kasroh
Demikian juga pada setelah
Kasroh dimanapun ia berada
٤٢
- إِنْ لَمْ تَكُنْ مِنْ قَبْلِ
حَرْفِ اسْتِعْلاَ # أَوْ كاَنَتِ الْكَسْرَةُ لَيْسَتْ أَصْلاَ
(Yakni) Jika Ro’ tidak berada sebelum huruf Isti’la’
Atau Kasrohnya bukan
yang asli (bukan Hamzah washol)
٤٣ - وَالْخَلْفْ فِيْ (فِرْقٍ)
لِكَسْرٍ يُوْجَدُ # واَخْفِ تَكْرِيْراً
إِذاَ تُشَدَّدُ
Beda pendapat pada lafadh Firqin karena kasroh yang ada
Dan samarkan takrir
nya jika Ro’ bertasydid
إبن
الجزري
2.Ro’ fathatain, ( ron - khobiiron)
3.Ro’ dhommah, (ru - ruwaidan)
3.Ro’ dhommah, (ru - ruwaidan)
4.Ro’ dhommatain, (run - ghofuurun)
5.Ro’ hidup didahului huruf mati selain huruf ya’ yg sebelumnya ada fathah atau dhommah dibaca waqof/berhenti. (contoh: Al- Ashri dibaca Al- Ashr, fajri yg dibaca fajr, yusri yg dibaca yusr). Hati- hati, ujung lidah terakhir ada pada makhrojnya Ro' dan agar terdengar dengan suara lirih, jangan sampai hilang Ro' nya.
5.Ro’ hidup didahului huruf mati selain huruf ya’ yg sebelumnya ada fathah atau dhommah dibaca waqof/berhenti. (contoh: Al- Ashri dibaca Al- Ashr, fajri yg dibaca fajr, yusri yg dibaca yusr). Hati- hati, ujung lidah terakhir ada pada makhrojnya Ro' dan agar terdengar dengan suara lirih, jangan sampai hilang Ro' nya.
6.Ro’ sukun didahului fathah (contoh: arba'a - arsala)
7. Ro’ sukun didahului
dhommah (contoh: mursyidun- yursalu)
8.Ro’ sukun didahului kasroh ada hamzah washol (contoh: irji'ii - amirtaabuu)
9.Ro’ sukun didahului kasroh bertemu huruf isti'la' (contoh: mirshoodun - qirthoosun)
Ada 7 huruf isti'la' : kho,shod,dhod,tho,dzo,ghoin,qof)
II. RO’ DIBACA TIPIS (TARQIQ) KETIKA:
8.Ro’ sukun didahului kasroh ada hamzah washol (contoh: irji'ii - amirtaabuu)
9.Ro’ sukun didahului kasroh bertemu huruf isti'la' (contoh: mirshoodun - qirthoosun)
Ada 7 huruf isti'la' : kho,shod,dhod,tho,dzo,ghoin,qof)
II. RO’ DIBACA TIPIS (TARQIQ) KETIKA:
1. Ro’ kasroh,
(ri - ribaath)
2.Ro’ kasroh
tanwin (rin - khoirin)
3.Ro’ sukun didahului kasroh (contoh: fir'auna- mirfaqoo)
4.Ro’ hidup didahului ya’ sukun dibaca waqof/berhenti (contoh: khoirun yg dibaca khoiir- khobiir)
5.Ro’ hidup didahului huruf mati selain huruf ya’ yg sebelumnya ada kasroh dibaca waqof
(contoh: bikrun yg dibaca bikrè tipis).
3.Ro’ sukun didahului kasroh (contoh: fir'auna- mirfaqoo)
4.Ro’ hidup didahului ya’ sukun dibaca waqof/berhenti (contoh: khoirun yg dibaca khoiir- khobiir)
5.Ro’ hidup didahului huruf mati selain huruf ya’ yg sebelumnya ada kasroh dibaca waqof
(contoh: bikrun yg dibaca bikrè tipis).
جواز الوجهين
III. RO’ YANG BOLEH DIBACA TAFKHIM ATAU TARQIQ ( جواز الوجهين ).
Imam Al- Jazary dalam AN- NASYR menulis:
١. إذا كانت الراء ساكنة وقبلها مكسور وبعدها حرف استعلاء مكسور. فذالك
حالة الوصل أو الوقف بالروم. أما عند الوقف على (فرق) بالسكون ففي الراء التفخيم
لا غير لزوال موجب الترقيق وهو كسر حرف الإستعلاء
Ro’ bisa dibaca Tafkhim atau Tarqiq ( جواز الوجهين ) jika:
1.Ada Ro’ mati sebelumnya kasroh dan sesudahnya ada
huruf Isti’la’ kasroh baik saat Washol ataupun Waqof dengan Roum.
Catatan:
Tentang Waqof Bir Roum, agar ditanyakan kepada Guru yang bersanad.
Adapun jika waqofnya dengan Sukun seperti pada lafadh FIRQ,
maka harus dibaca Tafkhim tidak ada lain, karena telah hilangnya penyebab yang
mewajibkan Tarqiq yakni kasrohnya huruf
Isti’la’.
٢. إذا سكنت الراء وقبلها حرف استعلاء ساكن وقبله مكسور . وذالك عند
الوقف بالسكون على (مِصْرَ) و (الْقِطْرِ).
2. Jika ada Ro’ mati sebelumnya ada huruf Isti’la’ mati dan sebelumnya ada huruf berharokat Kasroh. Yang demikian itu hanya jika di Waqof. Jika washol, maka kembali kepada hukum Ro’ yang ashal. Seperti pada lafadh Mishr dan Qithr
Maka secara lengkap hukum Ro’ terbagi menjadi:
1. Harus dibaca Tafkhim: Pada 9 keadaan
2. Harus dibaca Tarqiq : Pada 5 keadaan.
3. Dua pilihan : Pada 2 keadaan ==
Sesuai penjelasan pada lembar ini.
è Pada hukum Ro’ yang ketiga ini, Qiro’ati dan sebagian besar ulama’ qiro’ah Indonesia memilih
membaca Tebal/ Tafkhim untuk memudahkan.
(Karena boleh memilih antara membaca tebal atau tipis), sedang pada lafadh Mishr dan Qithr mengikuti pola point II/ 5, yakni dibaca tipis.
Sehingga Ro’ Tafkhim menjadi 9 (Sembilan) keadaan.
Keterangan:
1. Membaca Ro’ Tafkhim, posisi pangkal lidah
naik kelangit- langit sebagaimana posisi pangkal lidah ketika membaca lafadh
ALLOH atau ketika membaca huruf- huruf Isti’la’, yakni : خص ضغط قظ
Sedangkan ujung lidah bergetar/ Takrir satu kali getaran.
(Tidak sebagaimana orang Indonesia atau Rusia membaca RRR)
(Tidak sebagaimana orang Indonesia atau Rusia membaca RRR)
2. Membaca Ro’ Tarqiq, posisi batang lidah mendatar sampai keposisi makhrojnya YA’,
posisi mulut Inkisar /إنكسار الفم/ seperti sedang tersenyum/ meringis, sedangkan ujung lidah
bergetar/ Takrir satu kali getaran.
Please Visit:
Syekh Ayman Suwaid: http://www.youtube.com/watch?v=DF2VEmXRRTg
Tahfidh Anak- anak: http://www.youtube.com/watch?v=m4mY7HkfYGg
Karawang,
03- Januari- 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar