YA-
THOYBAH, BETULKAH NASYID KAUM SYI’AH.?
Oleh:
H. Khaeruddin Khasbullah.
Makna Lafadh
At- Thoybah Dalam Beberapa Hadist
Beberapa hadist tentang nama kota Madinah,
dan ketidak sukaan Nabi dengan nama "Yatsrib", karena kata itu
berasal dari komunitas Yahudi yang tinggal di Madinah ketika itu sebagaimana
dibawah ini:
......عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : ( إِنَّ اللهَ تَعَالَى سَمَّى
الْمَدِينَةَ طَابَةَ ) رواه مسلم
Dari Jabir bin Samuroh ra dia berkata: Aku mendengar rasululloh
bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menamai kota Madinah dengan sebutan
Thoobah”. HR. Muslim, no.1385
وعَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ( إِنَّهَا طَيْبَةُ - يَعْنِي الْمَدِينَةَ - ، وَإِنَّهَا تَنْفِي الْخَبَثَ ، كَمَا تَنْفِي النَّارُ خَبَثَ الْفِضَّةِ ) رواه البخاري (4589) ، ورواه مسلم (1384) واللفظ له .
Dari Zaid bin Tsabit, dari Nabi SAW beliau bersabda: “Sesungguhnya
ia yakni Madinah adalah Thoybah, sesungguhnya kota Madinah itu dapat membersihkan
keburukan sebagaimana api membersihkan keburukan yang menempel pada sebatang
perak”. HR. Muslim no 1384, dan Bukhory no 4589.
ثانيا :
ينبغي للمسلم أن يسمي المدينة بهذا الاسم (المدينة ، أو طيبة ، أوطابة) فهي الأسماء الشرعية لها .
وقد ورد في السنة ما يشير إلى النهي عن تسميتها بـ " يثرب " .
عن أَبي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ( أُمِرْتُ بِقَرْيَةٍ تَأْكُلُ القُرَى ، يَقُولُونَ يَثْرِبُ ، وَهِيَ المَدِينَةُ ) رواه البخاري (1871) ، ومسلم (1382) .
قال ابن عبد البر رحمه الله تعالى :
" وفي هذا الحديث دليل على كراهية تسمية المدينة بيثرب على ما كانت تسمى في الجاهلية " انتهى من " التمهيد "
(23/171) .
Selanjutnya,
dianjurkan bagi setiap muslim untuk menyebut nama Madinah dengan nama- nama
ini, yakni: Madinah atau Thoybah atau Thoobah, dan ini adalah nama- nama
syar’iyyah bagi kota tersebut.
Dari Abi
Hurairoh ra dia berkata, telah bersabda rasululloh SAW: “Aku diperintah
(berhijrah) ke suatu kota yang memakan kota- kota, mereka menyebutnya Yatsrib,
dan dia itu Madinah. HR. Bukhory no 1382 dan Muslim no 1871.
Berkata Ibnu
Abdil Barr ra, dan dalam hadist ini menunjukkan atas tidak disukainya nama
Madinah dengan sebutan Yatsrib sebagaimana di sebut dalam masa jahiliyyah.
Selesai. Dari Kitab At- Tamhid Juz 23/171.
قال النووي رحمه الله تعالى :
" وأما " يثرب " فهو اسمها في الجاهلية ، فسماها الله تعالى المدينة ، وسماها رسول الله طيبة وطابة " انتهى من " شرح صحيح مسلم
" وأما " يثرب " فهو اسمها في الجاهلية ، فسماها الله تعالى المدينة ، وسماها رسول الله طيبة وطابة " انتهى من " شرح صحيح مسلم
Imam Nawawi
berkata: Adapun
"Yatsrib", itu adalah namanya ketika zaman jahiliyyah, maka Allah
menamakannya dengan Madinah, sedangkan Rasululloh menamakannya dengan
"Thoybah atau Thoobah". Syarah sohih Muslim juz15/31.
Kalimat At-
Thoybah Dalam Puisi Yang Indah:
قصيده رائعه اجمل ماقيل في طيبة الطيبه
وابشر ففي الخبر الصحيح تقـررا ********** إن الإلــه بطيـبـة سـمـاهـا. و اختصهـا بالطيبيـن لطيبـهـا *********** واختارهـا ودعـا إلـى سكناهـا. لا كالمدينـةِ مـنـزلٌ و كـفـى ********** بها شَرفـاً حلـول محمـدٍ بفِناهـا. خُصت بهجرةِ خيرِ من وطئ الثرى ********** وأجلهـم قـدراً و أعظـمِ جاهـا
“Sampaikan
berita gembira, bahwa dalam hadist yang sohih Allah telah
menyatakan......"Sesungguhnya Allah telah memberi nama kota itu dengan
"At- Thoybah".......dan mengistimewakannya dengan (dihuni) orang-
orang baik karena kebaikan nya (kaum Anshor).......dan telah memilihnya dan
mendoakan (kebaikan) untuk para penghuninya. Tiada yang (dapat membandingi)
seperti kota Madinah sebagai tempat tinggal dan telah mencukupkan (dengan
anugerah) nya......dengannya kemulyaan dengan hadirnya baginda nabi Muhammad di
tengah- tengah nya....telah di khususkan untuk berhijrah bagi makhluq terbaik
dialam semesta....yang memiliki ke tinggian derajat dan keagungan pangkatnya
(yakni untuk baginda nabi Muhammad saw)......”
https://www.paldf.net/forum/showthread.php?t=717611
Nasyid Ya
Thoybah Indonesia Secara Lengkap
يَـاطَيْبَةْ
يَـاطَيْبَةْ
1
يَـاطَيْبَةْ يَـاطَيْبَةْ ﴿﴾ يَـاذَاوَالْعَيَانَااشْتَغْنَالِكْ
وَالْهَـوى نَـدَانَـا ﴿﴾ وَالْهَـوى نَـدَانَـا
Wahai Thoybah..
Wahai Madinah, Wahai Penyejuk Mata Kami, Kami Merindukanmu
Dan Hawa (kecintaanku) telah membawaku (menziarahimu)
2
Dan Hawa (kecintaanku) telah membawaku (menziarahimu)
2
سَيِّدِىْ
يَـا أَبَـابَكْرٍ ﴿﴾ حُبُّكُمْ فِى الْقِيَامِ ذُخْرِىْ
يَـاعُمَرْإِغْضِيْهِ بِعُمْرِىْ ﴿﴾ وَكَذَا سَيِّدِىْ عُثْمَـان
يَـاعُمَرْإِغْضِيْهِ بِعُمْرِىْ ﴿﴾ وَكَذَا سَيِّدِىْ عُثْمَـان
Junjunganku
wahai Abu Bakar Assidiq, Kecintaan padamu adalah harapanku dihari kiamat
Wahai Umar ra, Kau habiskan umurmu buat baginda (Nabi Muhammad) dan juga (wahai) junjunganku Utsman ra........
3
Wahai Umar ra, Kau habiskan umurmu buat baginda (Nabi Muhammad) dan juga (wahai) junjunganku Utsman ra........
3
صَاحِبَ
الْقَبْضَةِ اْلأَصْلِيَةْ ﴿﴾ وَذَوِى الْبَهْجَـةِ السَّنِيَّـةْ
وَ لَهُ الرُّتْبَةُ الْعَـلِيَّةْ ﴿﴾ مَنْ إِلَيْهِ بَابُ الرَّيَّـانَ
وَ لَهُ الرُّتْبَةُ الْعَـلِيَّةْ ﴿﴾ مَنْ إِلَيْهِ بَابُ الرَّيَّـانَ
(Wahai Nabi)
pemilik materi asal penciptaan (Nur)
Yang memiliki keindahan wajah nan mulia
baginya ada derajat yang tinggi
Seseorang yang baginya (disediakan) pintu Royyan
4
Yang memiliki keindahan wajah nan mulia
baginya ada derajat yang tinggi
Seseorang yang baginya (disediakan) pintu Royyan
4
يَاعَلِى
ابْنِ أَبِى طَالِبْ ﴿﴾ مِنْكُمُ الْمَصْدَرِالْمَوَاهِبْ
هَلْ تُرَىْ هَلْ أُرَىْ لِحَاجِبْ ﴿﴾ عِنْدَ كُمْ أَفْضَلُ الغِلْمَـانَ
هَلْ تُرَىْ هَلْ أُرَىْ لِحَاجِبْ ﴿﴾ عِنْدَ كُمْ أَفْضَلُ الغِلْمَـانَ
Waha Ali kwj,
wahai anak Abu Thalib, darimulah sumber segala anugerah (yakni terlahirnya
keturunan nabi)
Apakah terlihat oleh kedua mata, di sisi kalian ada dua pemuda yang bersifat utama.
5
Apakah terlihat oleh kedua mata, di sisi kalian ada dua pemuda yang bersifat utama.
5
أَسْيَدَالْحَسَنْ
وَالْحُسَيْنِ ﴿﴾ إِلَى النَّبِيْ قُـرَّةُ عَيْـنِىْ
وَيَـا شَبَـابَ الْجَنَتَيْنِ ﴿﴾ جَدُّكُمْ صَاحِبُ الْفُرْقَانَ
وَيَـا شَبَـابَ الْجَنَتَيْنِ ﴿﴾ جَدُّكُمْ صَاحِبُ الْفُرْقَانَ
Junjunganku
Hasan dan Husain adalah permata buah hati sang Nabi
Wahai pemuda surga, datukmu adalah sang penerima mu’jizat (qur’an)
6
Wahai pemuda surga, datukmu adalah sang penerima mu’jizat (qur’an)
6
وَصَلا
َةُ اللّـهِ تَعَـالَىْ ﴿﴾ عَلىَ مَنْ كَلَّمَ الْغَزَالَـةْ
وَاْلآلِ أَصْحَابِ الْكَـمَالَ ﴿﴾ وَاْلأَصْحَابِ مَنْ عَالَوْشَانَـا
وَاْلآلِ أَصْحَابِ الْكَـمَالَ ﴿﴾ وَاْلأَصْحَابِ مَنْ عَالَوْشَانَـا
Shalawat Allah
swt, atas beliau yang berbincang dengan kijang *)
Dan keluarga yang sempurna, serta para sahabat yang berkedudukan tinggi
Dan keluarga yang sempurna, serta para sahabat yang berkedudukan tinggi
*) https://vb.shmran.net/s15263s
Pengkritiknya
Kurang Memahami Hadist dan Bahasa Arab.
Memaknai
Kalimat Ya Thoybah Dengan Makna Yang Salah.
Kesalahan Yang Pertama:
Para pengkritik
telah melakukan kesalahan fatal ketika memaknai kalimat At- Thoybah dengan makna
Sang Penawar/ Penyembuh. Dari mana ia mengambil makna kalimat
tersebut dengan makna Sang Penawar? Dalam Bahasa Arab, penawar menggunakan lafadh
Ruqyah yang terkenal itu, bukan Thoybah. Kalau ia ikut- ikutan
dengan kesalahan penerjemah yang dikritiknya, berarti ia telah melakukan kritik
dengan asal, sembrono, tanpa telaah dan kajian yang mendalam sesuai Lughoh Al- Arobiyyah
yang semestinya.
Lihat aneka makna At- Thoibah di sini: https://www.almaany.com/ar/dict/ar-ar/%D8%B7%D9%8A%D8%A8%D8%A9/
Lihat aneka makna At- Thoibah di sini: https://www.almaany.com/ar/dict/ar-ar/%D8%B7%D9%8A%D8%A8%D8%A9/
Kesalahan Yang
Kedua:
Menafsirkan
yang dimaksud Sang Penawar itu adalah S. Ali. Padahal kalimat S. Ali dalam
nasyid tersebut merupakan penggalan kalimat nasyid yang lebih lengkap (part.4 dari 6 part), namun
mungkin dengan alasan komersial atau alasan lainnya dipenggal dan disingkat
dari menyebut penggalan bait "Ya- Ali" tanpa menyebut bait- bait nasyid nya secara
lengkap sehingga nama- nama sahabat Abu Bakar ra, Umar ra dan Utsman ra tidak dimunculkan, padahal pada bait nasyid nya yang lengkap ada.
Mengartikan sebuah nasyid koq salah,
itu biasa dan bisa dimaklumi karena kelengkapan ilmu bahasa Arab itu tak kurang
dari 12 (dua belas) cabang keilmuan, seperti ilmu nahwu, shorof, ilmu Arudl wal
qowafy, ilmu balaghoh, ma'any, bayan, dsb. Yang jadi permasalahan adalah si
pengritiknya itu. Dia mengkritik dengan asal, berdasar ilmu bahasa Arab dan
pengetahuan Islam yang tanggung dan minim. Dia terlalu sembrono sehingga tidak
mencoba meneliti dan menganalisa lebih dahulu kelengkapan dari bait- bait
nasyid yang akan dikritiknya. Perbendaharaan bahasa Arab yang penting dan
bagian dari tarikh dan aqidah Islam seperti kata At- Thoybah yang sering dibaca
dalam kisah Mi'roj juga tak dimengerti (belum pernah membaca hadist isro'
mi'roj?). Kalau penterjemah aslinya salah, mengapa tidak dikoreksi kesalahan terjemahannya? Seandainya hati-
hati, dia akan melihat lebih dulu kelengkapan bait dari nasyid, dimana disana
disebut juga nama nama para sahabat Abu Bakar, Umar, dan S. Utsman. Orang
Syi'ah, mana mungkin mau memasukkan nama- nama ini dalam bait- bait nasyidnya,
wong mereka itu dianggap perampas kekuasaan Imam Ali?. Nah, Para pengkritik
model seperti inilah yang menjadikan dunia kita tak karuan dan berantakan.
Aneka Nasyid Ya Thoibah.
Sebagaimana sebuah kota yang mengandung sejarah perjuangan Islam, dimana disana terkubur jazad manusia termulia pilihan Allah, yakni baginda nabi Muhammad SAW, tentu kaum muslimin sangat mendambakan dapat berkunjung dan berziarah kesana, apalagi memang ada anjuran Nabi bahwa sholat di mesjid Nabawi atau di Raudhoh, pahalanya begitu besar, sehingga tentu banyak pujangga dan penyair yang tergerak menggoreskan penanya baik dalam aneka karya prosa maupun puisi. Bait- bait nasyid diatas adalah salah satu karya pujangga Ahlus Sunnah dunia (bukan karya bangsa Indonesia) dan begitu dikenal di Indonesia, awalnya melalui lantunan suara emas Hadad Alwi dan Sulis. Sayang, mereka berdua tidak sepenuhnya mendendangkan bait- bait nasyid indah tersebut dari awal, dan memulainya dari bagian pasangan bait ke 4 tentang S. Ali, sehingga memunculkan aneka penafsiran dan kontroversi.
Griya Panorama
Indah, Purwasari, Karawang, 1- januari- 2017.