PERKIRAAN AWAL ROMADHON 1435 HIJRIYAH
Oleh:
H.Khaeruddin Khasbullah
GAMBAR WILAYAH YANG BISA DAN TIDAK BISA MERUKYAT HILAL PADA JUM'AT PAHING, MAGHRIB TANGGAL 27- JUNI- 2014, 29- SYA'BAN- 1435 H.
http://moonsighting.com/1434rmd.html
Keterangan gambar:
- Daerah merah = tak mungkin
melihat hilal (apalagi daerah yang hitam).
- Daerah abu- abu dapat
merukyat dengan kesulitan walau memakai alat
- Daerah hijau insyaAlloh dapat
merukyat hilal bila cuaca bagus.
Ijtima’ atau Conjunctie
pada akhir bulan Sya'ban 1435 H insyaAlloh akan terjadi pada: Jum'at
Pahing, 27 Juni 2014 pukul 15.10 WIB. Azymuth matahari = 66d.32m.
11sec. Azymuth bulan = 71d.18m.20sec.
Tinggi Hilal saat maghrib = 0:55:12, masih
dibawah Imkan Rukyat (minimal 2 derajat).
Pada saat itu seluruh dunia insyaAlloh belum ada
yang mampu merukyat hilal, kecuali di Samudera Pacifik, sehingga
Sya’ban akan di Istikmal (digenapkan) 30 hari, maka hari
Sabtu 28- Juni- 2014 masih dihitung bagian bulan Sya’ban 1435
H, belum masuk puasa. (Lihat gambar diatas)
Maka InsyaAlloh sebagian besar kaum muslimin
berdasarkan hadist Nabi: “Shuumuu liru’yatihi…. “ =
"Berpuasalah kalian karena melihat bulan..."(Bukhory dan
Muslim) dan dikuatkan dengan PERHITUNGAN SECARA ILMIYAH, insya Alloh
akan memulai shiyam pada hari AHAD
tanggal 29- Juni- 2014, kecuali bagi mereka yang keukeuh
mengamalkan awal bulan berdasar WUJUDUL HILAL (berdasarkan
ilmiyah murni tanpa memasukkan unsur hadist diatas), maka mereka
insya Alloh akan mengawali shiyam pada Sabtu 28- Juni-
2014.
Namun demikian perbedaan tidak harus menyebabkan
percekcokan diantara kita. Kita harus hormati mereka yang akan mulai
Tarowaih mulai hari Jum'at malam Sabtu nanti. ("27 Juni
menurut Muhammadiyah adalah awal malam pertama Ramadan, " (Puasa
Sabtu 28- Juni- 2104), kata ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin di
gedung PP Muhammadiyah, Jl Menteng Raya, Jakarta, Selasa (29/4/2014).
Berikut ini kami sajikan hasil perhitungan untuk awal bulan Ramadlan 1435 H berdasar kitab IRSYADUL MURID:
Markas: Purwasari Karawang (latitude = -6.3963, Longitude = 107.4110)
Tinggi tempat: 10 meter.
Ijtima'/ Konjunksi pada jam |
8
|
11
|
16.93
|
Waktu GMT
|
|
Ijtima' WIB: Jum'at, Jam: |
15
|
11
|
16.93
|
WIB
|
|
Tinggi Hilal Pada Malam Sabtu |
0
|
55
|
12.82
|
Ketika Ghurub
Masih dibawah 1 derajat, belum Imkan Rukyat
|
|
Letak Matahari Terbenam |
23
|
41
|
52.5
|
Di Utara Titik Barat
|
|
Hilal Berada |
-4
|
-24
|
-28.28
|
Di Selatan Matahari
|
|
Atau |
19
|
17
|
24.22
|
Di Utara Titik Barat
|
|
Maka hari Sabtu Pon 28- Juni- 2014
Istikmal Bulan Sya'ban (Bulan Sya'ban digenapkan 30 hari)
Tanggal 1-
Romadhon – 1435 Hijriyah insya Alloh jatuh pada hari : AHAD –
29- Juni – 2014.
Namun
demikian sebaiknya tunggu pengumuman pemerintah.
Catatan:
Sekarang ini ada wacana dan usaha untuk membuktikan
keberadaan Hilal (Pengamatan Bulan Baru) dengan menggunakan
Telescope Thierry Legault. Mekanisme kerja teropong tersebut adalah
menfilter sinar matahari dengan filter inframerah sehingga ketika
bulan bergeser dari titik konjunksinya dapat dipotret dengan latar
belakang warna biru. Cara ini pasti tidak
akan diakui oleh para Ulama pengguna Rukyat, karena Ijma' ulama dari
sejak zaman Nabi sampai sekarang, pelaksanaan rukyat itu SELALU
DILAKUKAN SA'AT DAN BA'DA GHURUB, bukan pada saat Ijtima', dan memang
hari- hari Islam itu dimulai sejak matahari terbenam, bukan sejak
Ijtima'. Sedang Telescope Thierry Legault memotret bulan SESAAT
SETELAH IJTIMA'.
Perlu diketahui bahwa penganut rukyat itu bukan orang
awam sebagaimana anggapan keliru sebagian orang. Justru mereka adalah
para pakar astronomy/ falak, bahkan sebagian besar kitab- kitab Falak
di Indonesia itu buah karya mereka dan banyak diantara mereka yang
telah membuat aplikasi nya, seperti KHULASHOTUL WAFIYYAH- IRSYADUL
MURID- BADI'ATUL MITSAL, dlsb, bukan hanya sekedar EPHEMERIES, dimana
mereka juga ahlinya.
Masalahnya untuk Romadhon dan Syawal serta
Dzul Hijjah itu menyangkut masalah ibadah, bukan
sekedar science/ ilmu pengetahuan semata.
Ibadah itu TAUFIIQY (berdasar
petunjuk dalil) dan TAUQIIFY
(tetap sesuai alur dari dalil)...harus berdasar dalil Syar'i. Dalil
syar'inya hadist sohih: "Shuumuu
Lirukyatihiii...."...."Berpuasalah kalian kalau kalian MERUKYAT
HILAL......"