Bila
langit cerah sebagian wilayah Indonesia dapat menyaksikan gerhana Matahari pada
hari Jum’at 10 Mei 2013 pagi hari. Gerhana Matahari tersebut merupakan gerhana
Matahari Cincin, namun di Indonesia hanya dapat menyaksikan gerhana Matahari
Sebagian, karena jalur gerhana Matahari cincin tidak melewati wilayah
Indonesia. Jalur gerhana Matahari Cincin tersebut melewati Australia dan
sebagian besar berada di samudera Pasifik. Selama gerhana Matahari berlangsung
diameter sudut Matahari lebih besar dari diameter sudut Bulan. Pada saat GMC
mencapai maksimum Semidiameter (setengah-diameter) sudut Matahari adalah 0⁰15′ 50″.4 sedangkan
Bulan hanya 0⁰
14′ 53″.8 atau 94% lebih kecil dari semidiameter sudut Matahari.
GMC
10 Mei 2013 merupakan gerhana 31 dari 70 gerhana Matahari dalam seri Saros 138.
Ijtimak akhir Jumadil Akhir 1434 H bertepatan dengan hari Jum’at 10 Mei 2013
jam 07:28 wib. Ijtimak atau konjungsi akhir Jumadil Akhir 1434 H tersebut
berlangsung saat berlangsungnya fenomena gerhana Matahari Cincin.
Di sebagian kota dalam wilayah Indonesia hanya menyaksikan momen gerhana Matahari Sebagian (GMS) dengan selang waktu yang berbeda dari satu kota ke kota lainnya. Di Yogya misalnya pada waktu Matahari terbit dalam keadaan gerhana dan pada akhir gerhana Matahari pada jam 06:27 wib, tinggi Matahari hanya 11 derajat. Di Bandung pada waktu Matahari terbit dalam keadaan gerhana dan pada akhir gerhana Matahari Sebagian pada jam 06:27 wib kedudukannya lebih rendah hanya 8 derajat, di Ternate GMS dimulai jam 04:50 wib, tinggi Matahari sekitar 6 derajat dan ketika GMS berakhir pada jam 06:45 wib tinggi Matahari mencapai +33 derajat. Pada momen akhir GMS di Indonesia tinggi Matahari bervariasi dari 0 derajat di Pakan Baru hingga 52 derajat di Jayapura.
Sebagian kota – kota di Indonesia hanya mempunyai
kesempatan menyaksikan gerhana Matahari pada hari Jum’at pagi tanggal 10 Mei
2013 antara 1 menit di Pakan Baru hingga 2
jam 44 menit di Jayapura.
Kota
– kota di kawasan pulau Sumatera hanya
berkesempatan mengamati gerhana Matahari Sebagian kurang dari 30 menit. Bila
langit cerah di Pakan Baru kesempatan mengamat GMS sekitar 1 menit (antara jam
06:08 – 06:09 wib), di Tanjung Pinang sekitar 17 menit (antara jam 05:58 –
06:15 wib), di Jambi 14 menit (antara jam 06:02 – 06:16 wib), di Bengkulu 8
menit (antara jam 06:11 – 06:19 wib), di Palembang 19 menit (antara jam 06:00 –
06:19 wib), di Bandar Lampung 22 menit (antara jam 06:00 – 06:19 wib), Pangkal
Pinang 25 menit (antara jam 05:53 wib – 06:19 wib). Sedangkan di kota – kota
Padang, Banda Aceh dan Medan tidak dapat menyaksikan GMS 10 Mei 2013.
Bila langit cerah kota – kota di pulau Jawa
berkesempatan mengamati momen GMS dari GMC
10 Mei 2013 kurang dari 1 jam. Misalnya di
Jakarta kesempatan mengamati GMS sekitar 30 menit (antara jam 05:55 –
06:25 wib), di Serang 26 menit (antara jam 05:58 – 06:25 wib), di Bandung 33
menit (antara jam 05:53 – 06:26 wib), di Yogyakarta 47 menit (antara jam 05:43
– 06:30 wib), di Semarang 47 menit (antara jam 05:42 – 06:29 wib), di Surabaya
58 menit (antara jam 05:33 – 06:31 wib).
Bali,
NTB dan NTT berkesempatan mmengamati lebih dari 1 jam misalnya di Denpasar 1
jam 10 menit (antara jam 05:25 – 06:35 wib), di Mataram 1 jam 15 menit (antara
jam 05:21 – 06:36 wib), di Kupang 1 jam 52 menit (antara jam 04:54 – 06:46
wib).
Di
Pulau Irian Jaya mencapai 2 jam lebih misalnya di Jayapura 2 jam 44 menit
(antara jam 04:37 – 07:21 wib), Sorong 2 jam 13 menit (antara jam 04:42 – 06:55
wib) begitupula di Ambon 2 jam 13 menit (antara jam 04:38 – 06:51 wib). Sedang
di Ternate 1 jam 55 menit (antara jam 04:50 – 06:45 wib).
Di
Pulau Kalimantan misalnya mencapai lebih dari 1 jam kecuali di Pontianak 41
menit (antara jam 05:37 – 06:18 wib), di Palangkaraya 1 jam 5 menit (antara jam
05:22 – 06:27 wib), di Banjarmasin 1 jam 7 menit (antara jam 05:22 – 06:29
wib), di Samarinda 1 jam 22 menit (antara jam 05:07 – 06:29 wib).
Di
Pulau Sulawesi kesempatan lebih dari 1.5 jam misalnya di Manado 1 jam 49 menit
(antara jam 04:51 – 06:40 wib), Gorontalo 1 jam 47 menit (antara jam 04:50 –
06:37 wib), Kendari 1 jam 52 menit (antara jam 04:49 – 06:41 wib), Makassar 1
jam 33 menit (antara jam 05:04 – 06:37 wib), Mamuju 1 jam 31 menit (antara jam
05:03 – 06:34 wib), Palu 1 jam 37 menit (antara jam 04:56 – 06:33 wib).
Walaupun kedudukan Matahari masih rendah ketika gerhana Matahari
Sebagian berlangsung, mungkin cahaya Matahari akan mengalami peredaman
intensitas cahayanya yang lebih besar (bisa mencapai 40% atau lebih bergantung
cuaca) dibanding dekat zenith, namun pengamatan secara langsung tanpa
kacamata penapis cahaya Matahari tidak direkomendasikan. Pengamatan GMS atau pengamatan Matahari
secara langsung dengan mata bugil dapat merusak retina mata dan bisa mengakibatkan
kebutaan. Bagi yang akan mengabadikan perlu mencari tempat yang baik untuk
pengamatan dan mempersiapkan kamera maupun teleskop dengan penapis cahaya
Matahari. Mudah – mudahan langit cerah, sehingga dapat menyaksikan maupun
mengabadikan gerhana Matahari dan momen tersebut bisa dimanfaatkan untuk
berkontemplasi menghidupkan sisi spiritualitas kehidupan manusia, merenungkan
sejenak atas fenomena alam sebagai tanda sebuah kekuasaan besar dari Pencipta
Jagat Raya. Bagi umat Islam shalat gerhana/shalat kusuf, berdzikir dan bersedekah
serta berlanjut shalat dhuha pada pagi hari tersebut merupakan karunia besar
dari kehidupan Jum’at pagi.
Gerhana Matahari dan gerhana Bulan telah beberapa
kali berlalu dalam kehidupan kita. Banyak pengetahuan yang telah diperoleh
manusia dari fenomena tersebut. Kesempatan kesempatan pengamatan GMC atau GMT
yang telah berlalu dan yang akan datang di wilayah Indonesia kini dapat
diketahui dengan lebih mudah hingga beberapa puluh abad yang lalu maupun
beberapa puluh abad yang akan datang. Jalur gerhana Matahari Cincin dan Gerhana
Matahari Total pernah melewati Indonesia, diantaranya adalah jalur
GMC (Gerhana Matahari Cincin) 26 Januari 2009 (dan sebelumnya adalah 22 Agustus
1998), sedang Jalur Gerhana Matahari Total yang pernah melewati Indonesia adalah
GMT 11 Juni 1983, GMT 22 Nov 1984, GMT
18 Maret 1988, GMT 24 Oktober 1995. Selanjutnya jalur GMC yang akan melewati
wilayah Indonesia adalah GMC 26 Desember 2019 dan gerhana Hibrida atau
Annular/Total 20 April 2023, GMC/Annular
21 Mei 2031, GMC/Annular 14 Oktober
2042, Hibrida atau Annular/Total 25 Nov
2049 dan GMC/Annular 20 Maret 2053, sedang Jalur Gerhana Matahari Total yang
akan melewati Indonesia adalah GMT 9 Maret 2016 dan GMT 20 April 2042. Mari
kita persiapkan diri untuk mengambil hikmah dalam menyambut GMT 9 Maret 2016
yang akan datang. Begitu pula persiapan untuk mengambil hikmah dan manfaat
Gerhana Bulan Total 8 Oktober 2014.
(Tag: Fikih/ Pendidikan)
(Tag: Fikih/ Pendidikan)
Bandung, 8 Mei 2013
Dr. Moedji Raharto
Peneliti di Obsevatorium
Bosscha dan Anggota Kelompok Keilmuan Astronomi
FMIPA ITB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar