ISTI’AADZAH DAN BASMALAH
Disampaikan oleh: H.
Khaeruddin Khasbullah
Allah berfirman:
ﻔَﺈِﺬَﺍ
ﻘَﺭَﺃْﺖَ ﺍﻟْﻘُﺭْﺃَﻦَ ﻔَﺎﺴْﺘَﻌِﺬْ ﺑِﺎﻟﻟﻪِ ﻤِﻦَﺍﻟﺸَّﻴْﻄﺎَﻦِ ﺍﻟَّﺮﺠِﻴْﻢ (ﺍﻟﻨﺤﻞ ۹۸)
“Apabila kau baca
Al- Qur’an, maka hendaklah kau berlindung (berta’awwudz)
kepada
Allah dari godaan Syetan yang terkutuk”.
Dan Nabi Muhammad bersabda :
ﻜُﻞُّ ﺃَﻤْﺮﺬِﻱْ ﺑَﺎﻞ ﻻَ ﻴُﺑْﺪَﺃُ ﺑِﺑِﺴْﻡِ ﺍﻠﻠﻪِ
ﻔَﻬُﻮَﺍَﻘْﻄَﻊُ . ﺮﻮﺍﻩ ﺍﺑﻮ ﺪﺍﻮﺪ
“Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan
membaca Bismillah, maka ia terputus kebaikannya.” Hadist diriwayatkan oleh Imam
Abu Dawud.
Berlandaskan firman Allah dan sabda Nabi tersebut
diatas dan berdasarkan sumber – sumber riwayat sahabat yang lain, Qiro’at Imam
Ashim membagi hukum membaca Ta’awwudz dan Basmalah dalam beberapa ketentuan :
A. MEMULAI BACAAN AL- QUR’AN.
1. Membaca Ta’awwudz.
Membaca Ta’awwudz itu SUNNAH disemua permulaan
dan pertengahan Surat- surat Al- Qur’an.
Berdasarkan Itba’ Rasul, bacaan Ta’awwudz yang
paling rajih adalah dengan kalimat:
ﺃﻋﻮﺬ ﺑﺎﻟﻠﻪ
ﻤﻦ ﺍﻠﺷﻴﻄﺎﻦ ﺍﻠﺮﺠﻴﻡ
Boleh juga membaca Lafadh Ta’awwudz yang lain yang pernah dibaca Nabi
Muhammad SAW, seperti :
ﺃﻋﻮﺬ ﺑﺎﻟﻠﻪ
ﺍﻟﺴﻤﻴﻊ ﺍﻟﻌﻟﻴﻡ ﻤﻦ ﺍﻠﺷﻴﻄﺎﻦ ﺍﻠﺮﺠﻴﻡ
2. Membaca Bismillah:
Hukum membaca Bismillah terbagi menjadi 5 (lima)
ketentuan, yaitu :
Wajib – Sunnah – Haram – Makruh – Jaiz..
a. Wajib.
Membaca Bismillah hukumnya adalah WAJIB diawal
Surat Al- Fatikhah dalam Sholat menurut Jumhur (mayoritas) Ulama
karena Bismillah merupakan bagian / ayat yang pertama dari Surat Al- Fatikhah.
Inilah sebabnya diseluruh Al- Qur’an yang dicetak
didunia, termasuk Qur’an Hijaz/ Madinah, pada bagian akhir kalimat
BISMILLAHIRROKHMANIRROKHIM pada Surat Al- Fatikhah diberi angka nomor ayat 1.
File:kinstone/tahsin,doc
Sedang menurut Imam Malik (gurunya Imam
Syafi’i), Bismillah tidak termasuk ayat Surat Al- Fatikhah.
Yang menyatakan Wajib membaca Bismillah berdasarkan
sabda Rasulullah:
ﻭَﺒِﺴْﻡِ
ﺍﻟﻟﻪِ ﺍﻟﺮَّﺤْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺤِﻴْﻡِ ﺃَﻴَﺔٌ ﻤِﻨْﻫَﺎ . ﺮﻭﺍﻩﺍﻟﺪﺍﺮﻘﻁﻨﻲ
“ Dan Bismillahirrokhmaanirrokhiim, adalah ayat
dari Surat Al- Fatikhah.”.Hadist riwayat Ad- Daruquthni. Rijal hadistnya semua
Tsiqoot.
berdasar dalil yang sohih:
عن
انس رضي الله عنه أَنَّهُ سُئِلَ عَنْ قِرَاءَةِ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه
وسلم- فَقَالَ: كَانَتْ قِرَاءَتَهُ مَدًّا ثُمَّ قَرَأَ بسم الله الرحمن الرحيم –
يَمُدُّ بِسْم ِاللهِ وَيَمُدُّ الرَّحْمَنِ وَيَمُدُّ الرَّحِيْمِ – رواه البخاري.
(ﺍﻹﺘﻘﺎﻦ
ﻔﻲﻋﻠﻭﻡ ﺍﻠﻘﺭﺃﻦ ﺠﺰﺀ ﺍ ﺺ١٠٧
- تفسير ابن كثير 1- 17)
Dari Anas bin Malik R.A, sesungguhnya dia ditanya
tentang bacaan Al Qur’an nya Rasulullah SAW, maka Anas menjawab: “Adalah bacaan
Rasulullah panjang, kemudian Anas bin Malik mencontohkan:
Bismiillahirrokhmaanirrokhiim, memanjangkan bacaan lafadh “Allah”, memanjangkan
bacaan lafadh “Arrokhmaan” dan memanjangkan bacaan lafadh “Arrokhiim”. Hadist
riwayat Al Bukhory.
Yang dimaksud dengan kalimat “bacaannya
panjang”, adalah sesuai dengan ketentuan panjang mad nya dan tidak terburu-
buru.
Pengamalan Ahlul Madinah dizaman Nabi.
Dalam Tafsir Ibnu Katsier Juz I/ 17
disebutkan bahwa sesungguhnya Muawiyah sholat di Madinah (sebagai imam),
maka iapun tak membaca basmalah, maka orang- orang dari kaum Muhajirin yang
hadir pun mengingkarinya. Maka ketika sholat pada kali kedua, Muawiyahpun baca
basmalah. وروى الامام ابو عبد الله الشافعي والحاكم
في مستدركه عن أنس – أن معاوية صلى بالمدينة فترك البسملة فأنكر عليه من حضره من
المهاجرين ذالك- فلما صلى المرة الثانية بسمل
b. Sunnah.
Membaca Bismillah hukumnya SUNNAH disemua
awal surat selain Surat Alfatikhah dan Surat At- Taubah. Begitu juga
ditengah Surat selain Surat At- Taubah.
b 1 . Sunnah Jahar (keras)
Adapun tentang keras (Jahar) atau lirih
(Sir) dalam bacaan sholat, itu diperdebatkan. Dalam Tafsir Ibnu
Katsier disebutkan bahwa yang selalu menjaharkan basmalah yakni para
sahabat Abu Hurairoh, Abdulloh bin Umar, Abdulloh bin Abbas (salah
seorang yang didoakan Nabi agar menjadi ahli tafsir Al- Qur’an), Mu’awiyah,
dan juga sahabat Umar dan Ali seperti apa yang disampaikan oleh Ibnu
Abdil Barr dan Al- Baihaqie. Dari kelompok Ulama salaf dan tabi’in sangat
banyak diantaranya adalah Ali bin Al- Hasan, kholifah Umar bin Abdul
Aziz, Azzuhri, ‘Atho’, Thowus, Ikrimah, Mujahid, dsb (Ibnu Katsier I/16:
فذهب الشافعي رحمه الله إلى أنه يجهر بها مع الفاتحة
والسورة وهو مذهب طوائف من الصحابة والتابعين وأئمة المسلمين سلفا وخلفا – فجهر
بها من الصحابة أبو هريرة و ابن عمر وابن عباس ومعاوية وحكاه ابن عبد البر والبيهقي عن عمر وعلي........
b 2 . Sunnah Sirr (lirih)
Sedang sahabat yang lain membaca dengan Sir
(lirih), diantaranya menurut pendapat yang kuat adalah: Kholifah yang
empat, Abdulloh bin Mughoffal, dan sebagian amaliyah salaf dari para
tabi’iin maupun kholaf, yakni madzhabnya Abi Hanifah, Ats- Tsaury, dan Ahmad
bin Hambal.
b 3. Kadang Jahar kadang Sirr
Karena bacaan basmalah Jahar dan Sirr
masing- masing memiliki hujjah yang sama kuat, maka sebagian ulama (termasuk
ulama’ ahli hadist Indonesia, Prof. Muhammad Hasbi As- Shiddiqy) berpendapat sebaiknya
kadang dibaca Jahar, kadang dibaca Sirr (Al- Ahkaam 3/54, masalah 266-
267-268-269)
b 4. Tidak sunnah Jahar maupun Sirr.
Seperti diterangkan diatas, satu- satunya yang
tidak menghitung basmalah kedalam fatikhah yakni Imam Malik- Gurunya Imam
Syafi’i), tentu saja beliau tidak menjaharkan, bahkan tidak membaca basmalah
sama sekali dan tidak menganggapnya sunnah, berdasarkan hadist:
Dari Aisyah RA, dia berkata:” Adalah Rasululloh SAW membuka sholat dengan Takbir dan bacaan dengan Alhamdulillaahi robbil alamiin”. Hadist riwayat Muslim.
عن انس بن مالك رضي الله عنه قال صليت خلف النبي وأبي بكر وعمر وعثمان فكانوا يفتتحون بالحمد لله رب العالمين - رواه.
البخاري ومسلم
(تفسير ابن كثير 1- 17 )
Dari Anas Bi Malik RA, dia berkata:” Aku telah
sholat dibelakang Nabi, Abubakar, Umar dan Utsman (tidak menyebut Ali. Pent),
maka adalah mereka membuka (bacaan) dengan Alhamdulillaahi robbil alamiin”.
Hadist riwayat Bukhory dan Muslim
c. Haram.
Pada Awal Surat ATTAUBAH, HARAM hukumnya
membaca BASMALAH. Namun bila dipertengahan surat tersebut, hukumnya makruh.
Maka seseorang cukup membaca TA’AWWUDZ saja tatkala memulai membaca Surat At- Taubah.
Hal ini dikarenakan Surat Taubat itu intinya adalah pernyataan perang Nabi
kepada kaum musyrikin yang telah melanggar perjanjian perdamaian yang dibuat
diantara kaum muslimin dan kaum musyrikin di Hudaibiyyah..
Namun menurut penyelidikan dan Ijtihad Imam Romly
RA, Hukumnya tidak haram, tetapi makruh saja. (ﻘﻟﻴﻮﺑﻲ
ﻭﻋﻤﻴﺮﺓ : ﺠﺯﺀ ﺍ ﺺ۱٤٨\ ٳﻋﺎﻧﺔ ﺍﻟﻄﺎﻟﺑﻴﻦ ﺍﻟﺠﺰﺀ : ١ ﺺ٣٩ )
d. Makruh
Membaca Bismillah di tengah Surat At- Taubah
hukumnya MAKRUH, demikian ijtihad Imam Ibnu Hajar. Namun menurut Imam
Romly, tak mengapa (mubah) membaca Bismillah di tengah Surat At- Taubah.
e. Mubah / Jaiz.
Membaca Bismillah ditengah Surat At- Taubah,
hukumnya JA’IZ atau SUNNAH sesuai Ijtihad Imam Romly, berdasar keterangan
diatas.
B. MENYAMBUNG AYAT DENGAN
TA’AWWUDZ DAN BISMILLAH.
Ada beberapa cara menyambung ayat terakhir sebuah
surat, Ta’awwudz, Basmalah dan awal surat berikutnya, yaitu:
a. Qoth’ul Jam’i
Artinya : semua ayat dan
lafadh- lafadh tersebut di WAQOF.
Misalnya :
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم ۞ ﺒﺴﻡ ﺍﻟﻟﻪ ﺍﻟﺮﺤﻤﻦ
ﺍﻟﺮﺤﻴﻡ ۞ الحمد لله رب العالمين ۞
b. Washlul Jam’i
Artinya : semua lafadh dan ayat- ayat tersebut di WASHOL.
Misalnya:
أعوذ بالله من الشيطان الرجيمِ - ﺒﺴﻡ ﺍﻟﻟﻪ ﺍﻟﺮﺤﻤﻦ
ﺍﻟﺮﺤﻴﻡِ - الحمد لله رب العالمين ۞
bila ada, tak dibaca/ hilang, sedang yang sukun tetap sukun. Namun
bila huruf sukun ketemu Hamzah Washol, maka huruf tersebut dibaca
Kasroh (Lil tiqoo’ussakinaini).
Contoh:
ﻮﺍﻠﻰ ﺮﺑﻚ
ﻔﺎﺮﻏﺏِ ۞ ﺍﻟﻟَّﻪُ ﺃَﻛْﺑَﺭْ- لا اله الا الله - هو الله أكبر - ولله الحمد
إياك نعبد وإياك نستعينُ - اهْدنا الصراط المستقيم
c. Al-Waqfu Qoblal BASMALAH wal-washlu bima Ba’daha
Artinya : Berhenti sebelum Basmalah dan menyambung dengan ayat sesudah
Basmalah.
Misalnya:
ﻤﻦ ﺍﻟﺠﻨﺔ
ﻮﺍﻟﻨﺎﺲ ۞ ﺒﺴﻡ ﺍﻟﻟﻪ ﺍﻟﺮﺤﻤﻦ ﺍﻟﺮﺤﻴﻡِ - ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻟﻪ ﺭﺐ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ
Perlu diingat: Bila
menyambung ayat terakhir, TA’AWWUDZ tak usah dibaca lagi, karena Ta’awwudz
cukup dibaca satu kali dipermulaan.
Semua cara - cara (a - b – c ) tersebut
diatas boleh dilakukan
Sedang cara seperti dibawah ini DILARANG,
yakni :
d. Al- Washlu bima Qoblal BASMALAH wal Waqfu
fil Basmalah (Bersambung antara Basmalah dengan ayat sebelum Basmalah dan berhenti setelah
Basmalah).
DILARANG, karena akan menimbulkan anggapan bahwa
Basmalah merupakan akhir dari sebuah Surat, seperti misalnya:ﻤﻦ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻮﺍﻟﻨﺎﺲ - ﺒﺴﻡ ﺍﻟﻟﻪ ﺍﻟﺮﺤﻤﻦ ﺍﻟﺮﺤﻴﻡ ۞
C. MENUTUP BACAAN AL- QUR’AN
Tidak ada satupun bukti dari Nabi adanya bacaan
tertentu ketika mengakhiri bacaan Al- Qur’an. Dalam riwayat, ketika Rasululloh
menyimak bacaan sahabat Abdulloh bin Mas'ud dan menganggap cukup, rasululloh
mengucapkan: "Hasbuk al- Aan"(cukup sekarang), maka sahabat itupun
menghentikan bacaannya.
Menurut sebagian ulama, membaca kalimat صدق الله العظيم (Maha Benar Alloh- Yang Maha Agung)- ketika mengakhiri bacaan,
jika diyakini sebagai bagian dari ibadah tilawah Al- Qur'an, maka hal tersebut
merupakan hal yang tercela, karena tidak ada contohnya dari Nabi. Namun jika
tidak diyakini sebagai suatu keharusan, maka menurut sebagian besar ulama yang
lain tidak mengapa, apalagi kalimat tersebut merupakan KALIMATU HAQQ, kalimat
yang benar, berisi sebuah pengakuan bahwa Al- Qur’an itu adalah sebuah
kebenaran, dan termasuk kalimah Thoyyibah yang pahalanya akan diterima disisi
Alloh sesuai firman Nya:
اليه يصعد
الكلم الطيب ......فاطر 10
“.Kepada Nya akan naik (diterima
pahalanya) semua perkataan yang baik". Surat Fathir 10.
Lihat pembahasannya disini:
جواز
قول صدق الله العظيم بعد قراءة القرءان
http://www.darulfatwa.org.au/ar/%D8%B1%D8%AF%D9%88%D8%AF-%D8%B4%D8%B1%D8%B9%D9%8A%D8%A9/%D8%AC%D9%88%D8%A7%D8%B2-%D9%82%D9%88%D9%84-%D8%B5%D8%AF%D9%82-%D8%A7%D9%84%D9%84%D9%87-%D8%A7%D9%84%D8%B9%D8%B8%D9%8A%D9%85-%D8%A8%D8%B9%D8%AF-%D9%82%D8%B1%D8%A7%D8%A1%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B1%D8%A1%D8%A7%D9%86
Wallohu a’lam
Sumber:
http://www.alukah.net/sharia/0/59353/