HISAB DENGAN ZIJ/ EPHEMERIES
Oleh: H. Khaeruddin Khasbullah
Tabel Ephemeries Alfonsin- Lihat angka 18 masih pakai tulisan Arab
Zij Toledo (Spanyol Islam), sebagai sumber Ephemeries Alfonsin
EPHEMERIES, APAKAH ITU?
Ephemeiries adalah jadwal (table) data- data pergerakan dan posisi benda- benda langit dari waktu kewaktu. Dalam astronomi Islam, Ephemeries dikenal dengan nama ZIJ. Zij yang terkenal diantaranya:
Abad ke 8 M : Zij Ibrahim Alfajari
Abad ke 9 M : Zij Musa Al- Khawarizmy
Abad ke 12 M : Zij Toledo (Spanyol Islam)
Abad ke 13 M : Zij Al- Ilkhany
Abad ke 13 M : Alfonsin Table (Zij orang Eropa pertama berdasar Zij Toledo)
Abad ke 15 M : Zij Ulugh Beg As- Samarqondy.
Pada Tabel Ephemeries Alfonsin masih terlihat jejak peradaban Islam, dimana pada table tersebut terlihat gaya Arab, bahkan angka 18 nampak masih memakai angka Arab.
Daftar Ephemeries pada masa awal diamati dengan menggunakan Rubu’/ Astrolube/ sectant dengan ketelitian mata telanjang. Dengan ditemukannya telescope optic, kemudian disusul radio telescope pada tahun 1931 dan kemudian radio interfere metri pada thn 1946 disertai perkembangan computer dan internet, maka data Ephemeries sekarang bisa didapatkan dengan mudah dan lebih teliti, sebagaimana dapat kita temukan pada situs berikut:
2012: http://www.badilag.net/hisab-rukyat/data-hisab-rukyat/9938-buku-ephemeris-tahun-2012-22022012.html
Menghitung Ijtima' dan Istiqbal dan lainnya memakai Ephemeries termasuk dari bagian Hisab Haqiqy Bi Tahqiq.
HISAB HAQIQY BITTAHQIIQ
a. EPHEMERIES
ISTILAH- ISTILAH YANG DIGUNAKAN
1. Data Matahari Yang Digunakan Dalam Perhitungan
a. Ecliptic Longitude ( التقويم \ طول الشمس)
Ecliptic Longitude, Taqwim ( التـقـويـم ) atau Thul al syams (الـشـمـس طـول ), dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Bujur Astronomis. Data ini adalah jarak Matahari dari titik Aries (Vernal Equinox / الـحـمـل ) diukur sepanjang lingkaran Eliptika. Jika nilai Bujur Astronomis Matahari sama dengan nilai Bujur Astronomis Bulan, maka terjadi ijtima. Data ini diperlukan antara lain dalam ijtima dan gerhana.
b. Ecliptic Latitude(.عرض الشمس )
Ecliptic Latitude, Ardl al Syams, dalam istilah bahasa Indonesia sebagai dikenal dengan Lintang Astronomis. Data ini adalah jarak titik pusat Matahari dari Lingkaran Ekliptika. Sebetulnya Ekliptika itu sendiri adalah lingkaran yang ditempuh oleh gerak semu Matahari secara tahunan. Oleh karena itu Matahari selalu berada di Lingkaran Ekliptika. Namun oleh karena jalannya tidak rata persis, maka ada sedikit geseran. Keadaan seperti ini dapat kita lihat dari nilai Ecliptic Latitude yang selalu mendekati nol. Banyak sistem perhitungan yang mengabaikan nilai data ini sehingga istilah Ardl al Syams ( عـرض الـشـمـس ) yang sebetulnya identik dengan Ecliptic Latitude, tidak dikenal. Data ini diperlukan antara lain untuk perhitungan gerhana.
c. Apparent Right Ascension (الصعود المستقيم )
Apparent Right Aseension, (الصعود المستقيم) atau al Mathali'u al Baladiyah ( الـبـلاديـة الـمـطـالـع ), dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Asensio Rekta atau Panjatan Tegak. Data ini adalah jarak Matahari dari titk Aries (Vernal Equinox Hamal / الـحـمـل ) diukur sepanjang Lingkaran Equator. Data ini diperlukan dalam perhitungan ijtima, ketingian hilal dan gerhana.
d. Apparent Declination (ميل الشمس )
Apparent declination of the sun, mail al syams (ميل الشمس), dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Deklinasi Matahari yang terlihat (bukan matahari hakiki), atau lebih dikenal sebagai Deklinasi. Data ini adalah jarak Matahari dari Equator. Nilai Deklinasi positip berarti Matahari ada di sebelah Utara Equator, dengan tanda (+) dalam penulisanya tanda (+) tidak perlu ditulis. Sebaliknya Nilai Deklinasi negatif berarti Matahari ada di sebelah Selatan Equator, dengan tanda (-). Data ini diperlukan dalam penentuan bayang-bayang kiblat, waktu shalat, ijtima, ketinggian hilal, gerhana dan sebagainya.
e. True Geosentric Distance (بعد المطلق)
True Geosentric Distance, dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Jarak Geosentric. Data ini menggambarkan jarak antara Bumi dan Matahari. Nilai pada data ini merupakan jarak rata rata Bumi - Matahari sekitar 150 juta km. Oleh karena Bumi mengelilingi Matahari tidak tetap setiap saat, kadang kadang dekat, kadang-kadang jauh, sedangkan jarak terdekat pada saat Bumi menempati titik Perigee ( الـحـضـيـض ), sedangkan jarak terjauh pada saat bumi menempati titik terjauh. yaitu Apogee ( الأوج ). Data ini diperlukan dalam menghitung gerhana.
f. Semi Diameter ( نصف القطر ﺍﻟﺷﻤﺲ) Matahari
Semi Diameter, nisf al quthur (نصف القطر) dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Jari jari matahari. Data ini adalah jarak titik pusat Matahari dengan piringan luarnya. Data ini perlu diketahui untuk menghitung secara tepat saat matahari terbenam, matahari terbit, tinggi hilal dan sebagainya.
g. True Obliquity (الميل الكلي )
True Obliquity, al mail al kully (الميل الكلي) dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Kemiringan Ekliptika. Data ini adalah Kemiringan Ekliptika dari Equator. Data ini diperlukan untuk menghitung ijtima dan gerhana.
h. Equation of Time ( تعديل الشمس)
Equation of Time, ta’dil al waqt / ta’dil al syams (الـوقـت تـعـديـل / الـشـمـس تـعـديـل ) dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai Perata Waktu. Data ini adalah selisih antara waktu kulminasi matahari hakiki dengan waktu kulminasi matahari rata rata. Data ini biasanya dinyatakan dengan huruf "e" kecil dan diperlukan dalam menghisab bayang-bayang kiblat, waktu shalat dan awal bulan.
2. Data Bulan Yang Digunakan Dalam Perhitungan
a. Apparent Longitude (طول القمر )
Apparent Longitude, Taqwim ( التـقـويـم ) atau Thul al qamar (الـقـمـر طـول ) dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Bujur Astronomis Bulan yang terlihat, atau lebih dikenal sebagai Bujur Astronomi Bulan. Data ini adalah jarak antara titik Aries (Vernal Equinox/Hamal/ الـحـمـل ) diukur sepanjang Lingkaran Eliptika. Data ini diperlukan dalam menghitung ijtima dan gerhana.
b. Apparent Latitude (عرض القمر )
Apparent Latitude, ardl al qamar ( عـرض الـقـمـر ) dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Lintang Astronomis Bulan yang terlihat, lebih dikenal sebagai Lintang Astronomis Bulan. Data ini adalah jarak antara bulan dengan lingkaran Ekliptika diukur sepanjang lingkaran Kutub Ekliptika. Nilai maksimum dari Lintang Astronomis Bulan adalah 5o 8’ (lima derajat delapan menit). Nilai positip (+) berarti bulan berada di sebelah Utara Ekliptika, dan nilai negatif (-) berarti Bulan berada di sebelah Selatan Ekliptika. Jika pada saat ijtima nilai Lintang Astronornis Bulan sama atau hampir persis sama dengan nilai Lintang Astronomis Matahari, maka akan terjadi Gerhana Matahari. Data ini diperlukan dalam menghitung ijtima dan gerhana.
c. Apparent Right Ascention (الصعود المستقيم )
Apparent Right Aseension, Al shu'ud al Mustawqim (الـمـسـتـقـيـم الـصـعـود ) atau al Mathali'u al Baladiyah (الـبـلاديـة الـمـطـالـع) dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Asensio Rekta dari bulan yang terlihat, atau lebih kenal dengan Panjatan Tegak. Data ini adalah jarak titik pusat bulan dari titik Aries diukur sepanjang lingkaran Equator. Data ini diperlukan antara lain dalam perhitungan ijtima, ketinggian hilal dan gerhana.
d. Apparent Declination (ميل القمر )
Apparent declination, mail al qamar (الـقـمـر مـيـل) dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Deklinasi Bulan. Data ini adalah jarak Bulan dari Equator. Nilai Deklinasi positip (+) jika Bulan disebelah utara Equator, dan negatif (-) jika di sebelah selatan equator. Data ini diperlukan dalam perhitungan ketinggian hilal dan gerhana.
e. Horizontal Parallax (إختلاف المنظر )
Parallax, ikhtilaf al mandhar (الـمـنـظـر إخـتـلاف) dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Beda Lihat. Data ini adalah sudut antara garis yang ditarik dari benda langit ketitik pusat bumi dan garis yang ditarik dari benda langit ke mata si pengamat. Sedangkan Horizontal Parallax adalah Parallaks dari Bulan yang sedang berada persis di garis ufuq. Nilai parallaks berubah ubah tergantung kepada jarak benda langit itu dari garis ufuq. Semakin mendekati titik Zenith (الرأس سـمـت) nilai parallax suatu benda langit semakin kecil. Benda langit yang sedang berposisi pada titik Zenith, nilai parallax adalah nol; sedangkan benda langit yang sedang berposisi pada garis ufuq, nilai Parallaxnya paling besar. Disamping itu Parallax tergantung pula kepada jarak benda langit tersebut dari mata si pengamat (Bumi). Semakin jauh suatu benda langit nilai Paralaxnya semakin kecil. Nilai Parallax Matahari sangat kecil bahkan dapat diabaikan sebab jarak Matahari Bulan sangatlah jauh, berbeda dengan jarak Bulan Bumi. Nilai Horizontal Parallax ini diperlukan untuk melakukan koreksi perhitungan ketinggian hilal, dari ketinggian hakiki menjadi ketinggian Mar'i (visible altitude).
f. Semi Diameter (نصف القطر ﺍﻟﻗﻤﺮ) Bulan
Semi Diameter, nisf al quthur (الـقـطـر نـصـف) dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Jari jari bulan. Data ini adalah jarak sudut antara titik pusat Bulan dengan piringan luarnya. Nilai Semi Diameter Bulan adalah tertinggi sekitar 15’ (lima belas menit) sebab piringan bulatan Bulan penuh adalah sekitar 30’ (1/2 derajat). Data ini diperlukan untuk melakukan perhitungan ketinggian piringan atas (upper limb) hilal, sebab semua data bulan adalah data titik pusatnya.
g. Angle Bright Limb ( ﻫﻴﺌﺔ ﺍﻠﻬﻼﻞ)
Angle Bright Limb, dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Sudut Kemiringan hilal. Data ini adalah sudut kemiringan piringan hilal yang memancarkan sinar sebagai akibat arah posisi hilal dari Matahari. Sudut ini diukur dari garis yang menghubungkan titik pusat hilal dengan titik Zenith (الرأس سـمـت) ke garis yang menghubungkan titik pusat hilal dengan titik pusat Matahari dengan arah sesuai dengan perputaran jarum jam.
h. Fraction Illumination (نور القمر )
Fraction Illum adalah singkatan dari Fraction Illumination. Yang dimaksudkan adalah besarnya piringan Bulan yang menerima sinar Matahari dan menghadap ke Bumi. Jika seluruh piringan Bulan yang menerima sinar Matahari terlihat dari Bumi, maka bentuknya akan berupa “bulatan penuh”. Dalam keadaan seperti ini nilai Fraction Illum (besarnya Bulan) adalah satu, yaitu persis pada saat puncaknya Bulan Purnama (full moon / بـدرالـقـمـر ). Sedangkan jika Bumi, Bulan dan Matahari sedang persis berada pada satu garis lurus, maka akan terjadi Gerhana Matahari Total. Dalam keadaan seperti ini nilai Fraction Illumination Bulan adalah nol. Setelah Bulan Purnama, nilai Fraction Illumination akan semakin mengecil sampai pada nilai yang paling kecil, yaitu pada saat ijtima dan setelah itu nilai Fraction Illumination ini akan kembali membesar sampai mencapai nilai satu, pada saat Bulan Purnama. Dengan demikian, data Fraction Illumination ini dapat dijadikan pedoman untuk menghitung kapan terjadinya ijtima (conjunction / الإجـتـمـاع) dan kapan bulan purnama (full moon, istiqbal / الإشـتـقـبـال), demikian pula saat first quarter ( tarbi’awal / تـربـيـع الأول) dan last quarter ( tarbi’ tsani / الـثـاني تـربـيـع ) dari bulan dapat dihitung, yaitu dengan mencari nilai Fraction illum sebesar setengah (0,5). Data ini diperlukan untuk membantu pelaksanaan Rukyatul hilal sekaligus melakukan pengecekannya mengenai besarnya hilal.
i. Moons Age (Umur Bulan) = Jarak waktu antara waktu Ijtima’ dan
waktu matahari terbenam.
j. Lag Moons Age (Selisih Waktu Terbenam) بعد مغربه عن مغربها) =
selisih waktu terbenam matahari dan bulan.
k. Irtifa’ Bulan (Moons Altitude) = Jarak sudut bulan diatas Horison.
l. ARCL (Arc Of Light = Sudut Pisah) antara matahari dan bulan.
m. ARCV (Arc Of Vision = Selisih Besaran Sudut) dalam altitude
arah vertical antara titik pusat matahari dan titik pusat bulan.
n. DAZ (Delta Azimuth = Selisih Sudut Azimut antara pusat matahari
dan bulan.
Berikut ini contoh menghitung awal bulan Romadhon 1430 H dengan methode ephemeries:
I. DATA- DATA
Markaz: Karawang
Lintang Tempat/ Ardhul Balad: -6.-15
Bujur Tempat/ Thul - Albalad: +107.17
Tinggi Tempat: 10 meter
Perkiraan Ijtima’ Akhir Sya’ban: 20- Agustus- 2009
DATA- DATA YANG DIAMBIL DARI DAFTAR EPHEMERIES
|
De
ra
jat
|
Menit
|
De
tik
|
Ghurub matahari tanpa ikhtiyat
|
17
|
54
|
0
|
Jam Fraction Illumination Bulan Terkecil
|
10
| | |
Fraction Illumination Terkecil
|
00
| | |
Apparent Longitude Bulan pd Jam FIB Terkecil
|
147
|
29
|
52
|
Apparent Longitude Bulan pd Jam Berikutnya
|
148
|
7
|
11
|
Apparent Right Ascension Bulan Jam 10
|
148
|
50
|
59
|
Apparent Right Ascension Bulan Jam 11
|
149
|
25
|
31
|
Apparent Declination Bulan Jam 10
|
10
|
4
|
24
|
Apparent Declination Bulan Jam 11
|
09
|
48
|
50
|
Horizontal Parallax Bulan Jam 10
|
01
|
0
|
45
|
Horizontal Parallax Bulan Jam 11
|
01
|
0
|
44
|
Semi Diameter Bulan Jam 10
| 00 |
16
|
33.34
|
Semi Diameter Bulan Jam 11
| 00 |
16
|
33.09
|
Ecliptic Longitude Matahari pd Jam FIB Terkecil
|
147
|
31
|
30
|
Ecliptic Longitude Matahari pd Jam selanjutnya
|
147
|
33
|
35
|
Apparent Declination Matahari Jam 10
|
12
|
19
|
57
|
Apparent Declination Matahari Jam 11
|
12
|
19
|
7
|
Apparent Right Ascension Matahari Jam 10
|
149
|
43
|
0
|
Apparent Right Ascension Matahari Jam 11
|
149
|
45
|
19
|
Semi Diameter Matahari Jam 10
| 00 |
15
|
48.43
|
Semi Diameter Matahari Jam 11
| 00 |
15
|
48.44
|
Equation Time Jam 11
| 00 |
-3
|
-21
|
I. PENGERJAAN
Dari daftar EPH (EPHEMERIES) didapat data seperti terlampir:
A. Waktu Ijtima’
FIB ( Fraction Illmunination) terkecil = 0.00041 terjadi pada
jam 10.00
ELM (Ecliptic Longitude Matahari
|
147°
|
31’
|
30”.
|
|
ALB = (Apparent Longitude Bulan)
|
147°
|
33’
|
35”
|
|
CARI:
1. SM (SABAQ MATAHARI) :
|
|
|
|
|
ELM1 (Ecliptic Longitude Matahari Terkecil)
|
147°
|
31’
|
30”.
|
|
ELM2 jam berikutnya
|
147°
|
33’
|
35”
|
|
Hasil: Sabaq Matahari (SM)
|
0°
|
02’
|
05”
|
(selisih minus)
|
CARI:
1. SB (SABAQ BULAN)) :
|
|
|
|
|
ALB1 (Apparent Longitude Bulan FIB terkecil)
|
147°
|
29’
|
52”
|
|
ALB2 jam berikutnya minus
|
148°
|
07’
|
11”
|
|
Hasil: Sabaq Bulan (SB)
|
0°
|
37’
|
19”
|
(selisih minus)
|
Rumus: SA’AT IJTIMA’ = FIB.GMT + (ELM1 – ALB1)/ (SB –SM) + 7.00 wib.
|
= 10.00 + (147° 31’ 30 – 147° 29’ 52)/ (0° 2’ 5 – 0° 3’7 19) + 7.00
= 10.00 + (0° 1’ 38”)/0° 1’ 2” + 7.00 = 10.00 + 1 34 50.32 + 7.00
= 18° 34’ 50.32”
B. PERKIRAAN MATAHARI TERBENAM DI KARAWANG
TANGGAL 20- 08- 2009
a. Ketinggian Ufuk / Dip = 1,76 Tinggi tempat = 1,76 √10
Dip = 0° 5’ 33.94”.
b. SDm (Semi Diameter Matahari) jam 11 (lihat EPH)
Dm = 0° 15’ 48.44”
c. Refractie matahari terbenam (Lihat Daftar EPH)
Ref = 0° 34’ 30”.
d. Tinggi Matahari
Rumus : hm (Tinggi Matahari) = 0° - SDm – Ref – Dip
|
hm = - 0° 55’ 52.38”
C. SWM (Sudut Waktu Matahari) saat terbenam = t°m
1- ф (Lintang Tempat) KARAWANG Lihat daftar:
ф = -6° 15”
2- λ (Bujur Tempat) Lihat daftar:
λ = 107° 17”
3- δm (Apparent Declination Matahari jam 11.00). Lihat data:
δm= 12° 19’ 7”
4- hm (tinggi matahari) lihat B/d
hm= - 0° 55’ 52.38”
Rumus: Sudut Waktu Matahari:
SWM (t°m) = Cos tm = - tan ф tan δ + Sin hm /Cos ф/ Cos δ
|
t°m = 89° 35’ 18.7”
==> T°m = t°m/15 = 89° 35’ 18.7”/ 15 = 5° 58’ 21.25”
(Hati- hati tanda -/+, jangan sampai ketinggalan)
D. PERKIRAAN Terbenam Matahari:
1- Equation Time (e) Jam 11 GMT Lihat daftar EPH.
e = - 0° -3’ -21”
2- Sudut Waktu Matahari
T°m = 5° 58’ 21,25”
3- Koreksi Waktu Daerah
Rumus: KWD (Koreksi Waktu Daerah = (105° - λ) /15
|
KWD = 0° 9’ 8”
4- PWG (Perkiraan Waktu Ghurub):
Rumus Perkiraan Waktu Ghurub: PWG = 12 – e + (tm/15) – KWD.
|
= 12.00 – (- 0° -3’ -21”) + 5° 58’ 21,25” - 0° 9’ 8” = 17.52.34.21,25
Perkiraan Waktu Ghurub (PWG) = 17. 52. 34.21 WIB
(Hati- hati, nilai minus (e) kali minus = nilai plus !!! )
Uraian Pekerjaan:
Kulminasi (Ghoyatul Irtifa’)
|
12j
|
00m
|
00.00d
|
|
Equation of time (eo)
|
- 00
|
03
|
21
|
- (minus)
|
Hasil Pengurangan
|
12
|
03
|
21
|
|
Sudut Waktu Matahari /15 ( to/15)
|
05
|
58
|
21.21
|
+ (plus)
|
Hasil Penambahan
|
18
|
01
|
42.21
|
|
Koreksi Waktu Daerah (KWD)
|
00
|
09
|
08
|
- (minus)
|
Jam Ghurub WIB ( Matahari terbenam di Karawang)
|
17
|
52
|
34.21
|
|
Koreksi Bujur
|
07
|
00
|
00
|
- (minus)
|
Jam Ghurub GMT
|
10
|
52
|
34.21
|
|
Kasar Mahfudh
|
00
|
52
|
34.21
|
Dari sini pecahan disimpan sebagai Kasr Mahfudh untuk interpolasi/ Ta’dil
|
PERHATIKAN:
Angka pecahan menit dan detik (setelah diambil jam ghurub GMT), dijadikan sebagai KASR MAHFUDH (C ) untuk TA’DIL/ INTERPOLASI.
Misal hitungan diatas:: Perkiraan Waktu Ghurub GMT : 10°. 52’. 34.21”. Maka, 00°.52’.34.21” adalah unsur ( C ) pada proses interpolasi / Ta’dil.
E. Ghurub Matahari di tempat pengamatan (Markaz)
1. Jam Ghurub GMT. Lihat hasil point F
Ghurub GMT = 10. 52. 34.21
2. KASR MAHFUD 00. 52. 34.21 (C)
3. AD1 (Apparent Declination) Matahari jam 10.00 = 12° 19’ 57” (A)
4. AD2 (Apparent Declination) Matahari jam 11.00 = 12° 19’ 7” (B)
Rumus: Declinasi Matahari (δm) = A - (A - B ) x C
|
δm = 12°. 19’. 13,19”
Cara hitung:
KASR MAHFUDH = 0.52.34.21..( C )
Declinasi Matahari =
12°.19’. 57” – ((12°.19’. 57”) – (12°.19’.7”) x 0°.52’.34.21” = 12°. 19’. 13,19
è Ta’dil Deklinasi Matahari / δM = 12°. 19’. 13,19
F. SD m (Semi Diameter Matahari)
1. SD1 m (Semi Diameter Matahari) jam 10.00 = 00° 15’ 48.43”… ( A )
2. SD2 m (Semi Diameter Matahari) jam 11.00 = 00° 15’ 48.44” .. ( B )
KASR MAHFUDH = 0.52.34,21..( C )
Rumus: SD m = A – ( A- (B ) x C)
|
= 00° 15’ 48.43” – ((00° 15’ 48.43” - 00° 15’ 48.44”) x 0.52.34,21) = 0° 15’ 48.44”
Semi Diameter Matahari : SD m = 0° 15’ 48.44”
G. Equation of time matahari (eo)
1. (eo1) Pada jam 10.00 GMT = - 0j -3m -21s ….. (A)
2. (eo2) Pada jam 11.00 GMT = - 0j -3 m -21 s…… (B)
Ta’dil eo = - 0j -3m -21s
Rumus Equation of time matahari : eo = A – ( A – B ) x C
|
èEquation Time Matahari eo = - 0j 3m 21s √
H. Tinggi matahari, data yang diketahui sbb :
Dip = 1.76√10 = 0 o.5'.33.94”
SDo = 0o 15'48.44"
Ref = 0o 34'30"
Rumus tinggi matahari: ho = 0o – SD – Ref – Dip
|
Ta’dil Tinggi Matahari (h°m) = 0o – 0o 15'48.44" – 0o34'30" – 0o 05'33.94"
= – 0o 55'52.38" √
I. Sudut waktu matahari (to), data yang diketahui sbb :
ф = ‑ 6°15' LS.
λ = 107°17' BT.
δMo =12o 19’ 12".
ho = – 0o 55'52.38"
Rumus Sudut Waktu Matahari : cos t = (- tan ф tan δ) + (sin h / cos ф / cos δ)
|
cos t = - tan ‑ 6°15' tan 12o 19 '12." + sin – 0o 55'52.38" / cos ‑ 6°15' / cos 12o 19.'12."
- tan ‑ 6°15' tan 12o 19 '12."
|
0.02382835606
|
+ sin – 0o 55'52.38" /cos ‑ 6°15'/ cos 12o 19.'12."
|
- 0.1635390503 (minus)
|
Shift Cos = 89° 35’18.14”
|
= 0.00747444999
|
J. Terbenam matahari (Gho):
Dari perhitungan sebelumnya:
Equation of Time (eo )
|
-00j
|
03m
|
21.00s
|
Sudut Waktu Matahari setelah Ta’dil tMo/15 =89°35'18.14/15
|
05 j
|
58 m
|
21.21 s
|
Koreksi Waktu Daerah (Lihat F3), KWD
|
00 j
|
09 m
|
08 s
|
Terbenam Matahari Sebenarnya: Rumus : 12 – eo + (to/15) – KWD
|
Uraian pekerjaan:
Kulminasi (Ghoyatul Irtifa’)
|
12j
|
00m
|
00.00d
|
|
Equation of time (eo)
|
- 00
|
03
|
21
|
|
Hasil pengurangan
|
12
|
03
|
21
|
|
Sudut Waktu Matahari (Jam)/ ( toM/15)
|
05
|
58
|
21.21
|
|
Hasil penambahan
|
18
|
01
|
42.21
|
|
Koreksi Waktu Daerah (KWD)
|
-00
|
09
|
08
|
|
Jam Ghurub WIB
|
17
|
52
|
34.21
|
Di Karawang
|
Koreksi Bujur
|
07
|
00
|
00
|
|
Matahri Terbenam GMT
|
10
|
52
|
34.21
|
|
K. Sudut Waktu Bulan ( tc ) ?
Dasar pengambilan data pada jam (GMT) = 10 52 34.21 dengan jalan Ta’dil/ interpolasi (mencari nilai sisipan) rumus : A – (( A –( B ) x C / I, proses perhitungannya sebagai berikut:
a. Apparent Right Ascension matahari (ARo) jam 10.00 GMT …
(ARm1 = 149o 43' 0"........ (A)
b. Apparent Right Ascension matahari (ARo) jam 10.00 GMT …
(ARm2) = 149o 45'19"....... (B)
èTa’dil ARo = 149° 45’ 1.79”
Uraian hitungan:
KASR MAHFUDH : 0°.52’.34,21”
Rumus Ta’dil/ Interpolasi: A – ( A – B ) x C
|
Ta’dil AR ° = 149o 43'0" – ( 149o 43'0" –149o 45'19") x 0°.52’.34,21”
= 149° 45’ 1.79”.
c. Apparent Right Ascension bulan (ARc)…TANDA C = Cresscent = Hilal.
Apparent Right Ascension bulan jam 10.00 GMT
ARc1 jam 10.00 GMT = 148o 50'59"……..A
Apparent Right Ascension bulan jam 11.00 GMT
ARc2 jam 11.00 GMT = 149o 25'31"……...B
A – ( A – B ) x C = 148o 50'59" – (148o 50'59" – 149o 25'31") x 0o 52'34.21"/1 = 149o 21'14.42" √
èARc = 149o 21'14.42"
c. Sudut waktu bulan,
Rumus: Sudut Waktu Bulan= tc = ARo – ARc + to
|
tc = 149° 45’ 1.79” - 149o 21'14.42" + 89° 35’ 18.14” =
89°59'5.51".
èSudut Waktu Bulan (tc ) = 89°59'5.51"
L. Tinggi Hakiki Bulan (hc) ?
Data diketahui sbb :
a. ф = ‑ 6°15' LS
b. tc = 89°59'5.51".
c. (δc),
Deklinasi Bulan (δc), dasar pengambilan data pada jam (GMT) = 10.
52’34.21” Apparent dengan jalan Ta’dil/ interpolasi (mencari nilai sisipan) dengan rumus : A – ( A – B ) x C
Apparent Declination bulan (δc) : jam 10.00 GMT (δc)1 = 10o 04'24"…... (A)
Apparent Declination bulan (δc) : jam 11.00 GMT (δc)2 = 9o 48'50"…. (B)
KASR MAHFUDH = 0°.52’.34,21”
A – ( A – B ) x C = 10o 04'24" – ((-10o 04'24" – (9o 48'50")) x 0°.52’.34,21”
= 9o 50'45.66" √
è Deklinasu Bulan (δc) = 9o 50'45.66"
d. Tinggi Hilal HAQIQI (hcQ )
Tinggi Hilal Haqiqy, Rumus : Sin hc = sin ф sin δ + cos ф cos δ cos t c
|
Sin hc = sin ‑ 6°15' sin 9o 50'45.66" + cos ‑ 6°15' cos 9o 50'45.66" cos 89°59'5.51"
Tinggi Hilal Haqiqy (h c ) = -1° 03' 06.74."
M. Tinggi Hilal Mar'i (tinggi pengamat) (h'c)
Dasar pengambilan data pada jam (GMT) = 10°. 52’.34,21”
dengan jalan Ta’dil/ interpolasi (mencari nilai sisipan) rumus :
A – ( A – B ) x C
a. hcq = -1° 03' 06.74.94"
b. Dip = 0° 5’ 33.94”
c. Horizontal Parallax bulan (Hpc) :
Pada jam 10.00 GMT = 1o 0'45"…. ( A )
Pada jam 11.00 GMT = 1o 0'44"…. ( B )
A – ( A – B ) x CI = 1o 0'45" – (1o 0'45"" – 1o 0'44") x 0°.52’.34,21”.
Ta’dil Horizontal Parallax Hpc = 1o 0'44.12" √
|
Parallax =
|
Tinggi Hilal Haqiqy x Ta’dil Horizontal Parallax
|
Parallax, Rumus = cos hc x Hpc
|
èParallax = cos -1° 03' 06.74.94" x 1o 0'44.12"= 1o 0'43.51"
d. Semi Diameter bulan (SDc) :
Pada jam 10.00 GMT = 0o 16'33.34"……A
Pada jam 11.00 GMT = 0o 16'33.091"…..B
SDc = 0o 16'33.15" √
A – ( A – B ) x C
= 0o 16'33.34" – (0o 16'33.34" – 0o 16'33.091") x 0°.52’.34,21” = 0o 16'33.15"
SDc = 0o 16'33.15"
a. h’c (tinggi mar'i )
Maka tinggi hilal Mar’I dicari dengan proses sebagai berikut:
Tinggi Hilal Menurut Pengamat: Rumus : h'c = hcq – Par + SD + Ref + Dip
|
h'c = -1° 03' 06.74." - 1o 0'43.51" + 0o 16'33.15 + 0 o 50’ 44.07” + 0 o 5’ 33.94”
===>Tinggi Hilal Mar’I, h'c = - 0 o 50’ 59.09”.
atau dengan jalan:
hc (tinggi hakiki)
|
- 1°
|
03'
|
6.74"
|
|
Parallax
|
‑ 1°
|
00’
|
43.51”
|
+
|
Hasil
|
-2°
|
03’
|
50.25
|
|
Semi Diameter
|
0°
|
16’
|
33.15”
|
+
|
Hasil
|
- 1°
|
47’
|
17.1’’
|
|
Refraksi (dari data EPH)
|
0°
|
50
|
44.07’’
|
+
|
Hasil
|
- 0°
|
56
|
33.03
|
|
Dip
|
0°
|
05
|
33.94
|
+
|
h’c (tinggi mar'i ) =
|
- 0°
|
50'
|
59.09"
|
√
|
N. Lama Hilal di atas/ DIBAWAH Ufuq (LHUc) ?
Lama Hilal Diatas Ufuk, LHUc = h’c x 0o 4’
|
= - 0° 50' 59.09" x 0o 4’ =- 0j 03m23.94d
==>Lama Hilal Diatas Ufuk = =- 0j 03m23.94d ===> Hilal masih dibawah Horison.
O. Saat Hilal Terbenam (HGc) ?
Saat Hilal Terbenam = Terbenam Matahari + Lama Hilal Diatas Ufuk:
Saat Hilal Terbenam, HGc = Gho + LHUc = 17j52m34.21d + (- 0j 03m23.94d )
|
===>Ghurub Hilal = 17j49m10.27d
R. Arah (Azimut) Matahari (Ao) ? data diketahui sbb :
a. φ = ‑ 6°15' LS
b. δo = 12o 19'12”
c. to = 89°35'16.14"
Arah Azimuth (matahari), Rumus : Cotan A= ‑ sin φ / tan to + cos φ tan δ / sin to
|
Cotan A= ‑ sin 6°15'/ tan 89°35'16.14" + cos 6°15' tan 12o 19'12"/sin 89°35'16.14"
A° = 12° 17' 31.51" (Utara Titik Barat) atau
A° = 77° 42' 28.49" diukur dari titik Utara ke arah Barat (U-B)
Catatan: Bila hasilnya minus, berarti matahari ada di Selatan titik Barat.
P. Arah (Azimut) Bulan (Ac) ? data diketahui sbb :
a. φ = ‑ 6°15' LS
b. δc = 9o 50'45.66"
c. tc = 89°59 5.51"
Arah Azimuth (bulan), Rumus: Cotan A=‑ sin φ/ tan tc + cos φ tan δ/ sin tc
|
|
|
Cotan A= ‑ sin 6°15'/ tan 89°59 5.51" + cos 6°15' tan 9o 50'45.66" sin 89°59 5.51"
Ac = 9° 47' 24.83" diukur dari titik Barat ke arah Utara ( B-U), atau
Ac = 80° 12' 35.17" diukur dari titik Selatan ke arah Barat (S-B)
Keterangan :
1. Bila arah (azimuth) matahari atau bulan hasilnya positif (+), berarti arah (azimuth) tersebut dihitung dari titik Utara ke arah Barat ( U ‑ B)
2. Bila arah (azimuth) matahari atau bulan hasilnya negatif (‑), berarti arah (azimuth) tersebut dihitung dar titik Selatan ke arah Barat ( S ‑ B)
Q. Posisi Hilal (PHc) ?
PHc = Ao – Ac = 12° 17' 31.51" - 9° 47' 24.83" = 2° 30' 6.68" diutara matahari. √
Keterangan :
1. Bila hasilnya positif (+), berarti hilal di utara matahari.
2. Bila hasilnya negatif (-), berarti hilal di selatan matahari.
R. Luas Cahaya Hilal (CHc) ?
Lihat FIB (Fraction Illumination Bulan) pada saat matahari terbenam (GMT). Dasar pengambilan data pada jam (GMT) = 10:46:55.66 dengan jalan interpolasi (mencari nilai sisipan) rumus : A – ( A – B ) x C
Fraction Illumination bulan (ILc) :
Pada jam 10.00 GMT = 0.00199
Pada jam 11.00 GMT = 0.00237
CHc = 0.00228720
A – ( A – B ) x C = 0.00199 – (0.00199 – 0.00237) x 0o 46'55.66"/1 = 0.00228720
|
S. Hitunglah Lebar Nurul Hilal (NHc) ?
Menggunakan satuan ukur jari (ushbu’) hasilnya harga mutlak
Rumus Lebar Nurul Hilal : NHc = √((PHc)2 + (h’c)2))/15
|
NHc = √(2° 30' 6.68" + 0° 50' 59.09")/15 = 1.830 jari
Nilai mutlaq, nilai minus tidak berlaku, dianggap plus
T. Posisi Kemiringan Hilal (MHc) ?
Posisi Kemiringan Hilal, Rumus : Tan MHc = PHc : h’c
|
Tan MHc = 2° 30' 6.68" : - 0 o 51’ 43.8” = - 2° 54' 6.56"
Keterangan :
1. Jika MHc < 15, berarti posisi hilal telentang
2. Jika MHc > 15 dan PHc positif, berarti posisi hilal miring ke Utara
3. Jika MHc > 15 dan PHc negatif, berarti posisi hilal miring ke Selatan
Moons Age (Umur Bulan) = Jarak waktu antara waktu Ijtima’ dan waktu matahari terbenam.
Lag Moons Age (Selisih Waktu Terbenam) = selisih waktu terbenam matahari dan bulan.
Irtifa’ Bulan (Moons Altitude) = Jarak sudut bulan diatas Horison.
ARCL (Arc Of Light = Sudut Pisah) antara matahari dan bulan.
ARCV (Arc Of Vision = Selisih Besaran Sudut) dalam altitude arah
vertical antara titik pusat matahari dan titik pusat bulan.
DAZ (Delta Azimuth/ Bu’dul Muthlaq) = Selisih Sudut Azimut antara pusat matahari dan bulan.
III.HASIL HITUNGAN
Dip (Kerendahan Ufuk)
|
0.09
|
0
|
5
|
33.94
|
Sabaq Matahari
|
0.03
|
0
|
2
|
5
|
Sabaq Bulan
|
0.62
|
0
|
37
|
19
|
A
|
0.03
|
0
|
1
|
38
|
B
|
0.59
|
0
|
35
|
14
|
C
|
0.05
|
0
|
2
|
48.89
|
Waktu Ijtima’ (GMT)
|
10.05
|
10
|
2
|
46.89
|
Ta’dil Apparent Declination Matahari
|
121.32
|
12
|
19
|
12
|
Ta’dil Semi Diameter Matahari
|
0.26
|
0
|
15
|
48.44
|
Ta’dil Tinggi Matahari
|
-0.93
|
0
|
-55
|
-52.38
|
Sudut Waktu Matahari ( ™)
|
89.59
|
89
|
35
|
18.14
|
Koreksi Waktu Daerah
|
0.15
|
0
|
9
|
8
|
Ghurub Matahari Haqiqy
|
17.88
|
17
|
52
|
34.21
|
Ta’dil Ascensio Rekta Matahari
|
149.75
|
149
|
45
|
1.79
|
Ta’dil Ascensio Rekta Bulan
|
149.35
|
149
|
21
|
14.42
|
Sudut Waktu Bulan (Tb)
|
89.98
|
89
|
59
|
5.51
|
Ta’dil Apparent Declination Bulan
|
9.85
|
9
|
50
|
45.66
|
Tinggi Hilal Haqiqy
|
-1.05
|
-1
|
-3
|
-6.74
|
Ta’dil Semi Diameter Bulan
|
0.28
|
0
|
16
|
33.15
|
Ta’dil Horizontal Parallax Bulan
|
1.01
|
1
|
0
|
44.12
|
Parallax Bulan
|
1.01
|
1
|
0
|
43.51
|
Refraksi Bulan
|
0.85
|
0
|
50
|
44.07
|
HASIL KESIMPULAN
Ijtima’ Akhir Bulan Sya’ban Tahun 1430 H
Tanggal 20- Agustus- 2009
Dengan ketentuan sebagai berikut:
Waktu Ijtima’ (WIB)
|
17.05
|
17
|
2
|
46.89
|
Matahari Terbenam
|
17.88
|
17
|
52
|
34.21
|
Hilal Terbenam
|
17.82
|
17
|
49
|
10.27
|
Tinggi Hilal Haqiqy
|
-1.05
|
-1
|
-3
|
-6.74
|
Tinggi Hilal Mar’i
|
-0.85
|
0
|
-50
|
-59.09
|
Lama Hilal (Diatas/ dibawah Ufuk)
|
-0.06
|
0
|
-3
|
-23.94
|
Azimuth Matahari(UTB)
|
12.29
|
12
|
17
|
31.51
|
Azimut Bulan (UTB)
|
9.79
|
9
|
47
|
24.83
|
Letak Posisi Hilal (Dari Matahari)
|
2.5
|
2
|
30
|
6.68
|
Karena Hilal masih dibawah ufuk, maka Bulan Sya’ban di Istikmal 30 hari, tanggal 21 – 8 – 2009 masih belum puasa. Puasa besoknya, Sabtu tanggal 22- Agustus – 2009.
b. METHODE HISAB YANG LAIN
Banyak methode hisab lain yang dapat kita pakai, seperti Methode Al- Khulashotul Wafiyyah, Badii’atul Mitsaal, Ittifaaq Dzatil Bain, Irsyadul Muriid, dll. Namun oleh penulis dicukupkan dengan beberapa methode diatas. Kami anjurkan para santri dapat memperbandingkan aneka macam method Hisab Haqiqy Bit Tahqiiq tersebut. Sebagai pengenalan kami berikan beberapa contoh format methode hisab tersebut yang sangat umum dipakai di dunia pesantren di Indonesia, seperti methode Al- Khulashotu Wafiyyah karya Syekh Zubair Umar Al- Jiilany Salatiga atau Badi’atul Mitsal karya Syekh Maksum bin Ali Jombang, atau Sullamun Nayyiroin karya Syekh Manshur Al- Batawy.
CONTOH FORMAT METHODE AL- AL- MANAHIJUL HAMIIDIYYAH/ AL- KHULAASHOTUL WAFIYYAH
HISAB 1 – ROMADHON – 1427 H:
Markaz: Pekalongan
Urdh Balad = - 6° 54’ 0”
Thul Albalad = 109° 41’
HARAKAT MATAHARI & BULAN SA’AT GHURUB
DIAMBIL DARI JADWAL YANG TERSEDIA PADA KITAB- KITAB TERSEBUT,
II. DATA DAN HISAB PENDUKUNG
a.
وسط الشمس
|
خاصتها
|
اليوم
|
Pasaran
|
Hasil
|
120 39 25
177 32 21
204 01 44
28 35 02
|
17 38 42
177 14 20
204 01 08
28 34 57
|
2
4
4
1
|
2
4
2
4
|
1410
17
Rojab
29 hari
|
170 48 32
1 45 50 -
|
67 29 07
|
4
|
2
|
4 = Rabo
2 = Pahing
Puasa:
Kamis Pon
|
طول الشمس
169 02 42
| | | | |
b. Deklinasi Matahari : 4° 20’ 10”
c. Nisfu Qousin Nahar Haqiqy : 89° 28’ 27”
d. HARAKAT MATAHARI & BULAN SA’AT GHURUB, diambil dari data yang tersedia dan di Ta’dil.
Hasil sebagai berikut:
وسط الشمس
A
|
خاصتها
|
وسط القمر
C
|
خاصته
D
|
عقدته
E
|
HASIL
|
120 39 25
177 32 21
204 01 44
28 35 02
12 19
02 16
171 03 07
1 46 02
169 17 05
طول الشمس
|
17 38 42
177 14 20
204 01 08
28 34 57
12 19
02 16
67 43 42
|
128 56 37
174 36 53
207 30 51
22 06 56
2 44 42
30 12
176 26 11
+ 10 23
176 36 54
- 1 05 15
175 81 19
+ 3 55 53
179 27 12
+ 12 12
179 39 24
- 04 54
179 34 30
طول القمر
|
249 29 07
223 29 33
184 27 10
18 53 05
2 43 18
29 57
319 32 10
+ 10 23
319 42 33 - 1 05 15
318 37 18
+ 21 25
318 58 04
|
52 24 31
319 00 05
10 57 42
1 32 09
40
07
23 55 14
- 0 08 09
23 47 05
|
1410
17
Rojab
29 hari
5 jam
55 menit
Dalil I: 67 43 42
Dalil II: 54 46 02
Dalil III: 318 58 41
Dalil IV : 10 10 07
Dalil V: 203 26 29
Bu’dul Muthlaq =
Thulul Qomar –
Thulus Syamsi
= 179 34 30 –
169 17 05
= 10° 17’ 25”
|
PENGERJAAN:
|
Sin D = Sin L x Sin R
|
°/
jam
|
‘/ menit
|
“/ dtk
|
|
L
|
طول الشمس
|
169
|
17
|
05
|
|
R
|
الميل الاعظم
|
23
|
26
|
40
|
|
D
|
الميل الأول للشمس
|
4
|
14
|
32
|
|
L = 180° – 169° 17’ 05” = 10° 42’ 55”
|
|
Ittifaaq: - cos N = tg D x tg P
Ikhtilaaf: cos N = tg D x tg P
|
°/
jam
|
‘/ menit
|
“/ dtk
|
|
D
|
الميل الأول للشمس
|
4
|
14
|
32
|
|
P
|
عرض البلد
|
6
|
54
|
0
|
|
N
|
نصف قوس النهار للشمس
|
89
|
29
|
08
|
|
Q
|
دقائق التمكينية
|
0
|
51
|
0
|
| |
نصف قوس النهار المرئ للشمس
|
90
|
20
|
08
|
|
Sin H = Cos L : Cos D
|
|
Bila Buruj L= 0 – 1 – 2=> M= 180 – H ; Bila L= 3 – 4 – 5 =>M = 180 + H ; Bila L= 6 – 7 – 8 =>M = 360 – H
Bila L= 9 – 10 – 11 M = H
|
°/
jam
|
‘/ menit
|
“/ dtk
|
|
L
|
طول الشمس
|
169
|
17
|
05
|
|
D
|
الميل الأول للشمس
|
4
|
14
|
32
|
|
H
|
حاصل القسمة
|
80
|
09
|
04
|
|
M
|
المطالع الفلكية للشمس
|
260
|
09
|
04
|
| |
| |
Sin A = Sin D : Cos P
| | | |
| |
Arah mengikuti D
| | | |
|
D
|
الميل الأول للشمس
|
4
|
14
|
32
|
|
P
|
عرض البلد
|
6
|
54
|
0
|
|
A
|
سعة مغرب الشمس
|
4
|
16
|
24
|
| |
| |
S = N + M
| | | |
|
N
|
نصف قوس النهار المرئ للشمس
|
90
|
20
|
08
|
|
M
|
المطالع الفلكية للشمس
|
260
|
09
|
04
|
|
S
|
مطالع الغروب للشمس
|
350
|
29
|
12
|
| |
| |
Arah mengikuti buruj L
| | | |
| |
Sin U = Sin K x
| | | |
|
K
|
دليل الخامس
|
203
|
26
|
29
|
|
R
|
عرض القمر الكلي
|
5
|
-
|
-
|
|
U
|
عرض القمر
|
1
|
59
|
13
|
| |
| |
Arah mengikuti L
Tg E = Sin L x Tg R
|
°/
jam
|
‘/ menit
|
“/ dtk
|
|
L
|
طول القمر
|
179
|
34
|
30
|
|
R
|
الميل الأعظم
|
23
|
26
|
40
|
|
E
|
الميل الثاني للقمر
|
0
|
11
|
03
|
| |
| |
Ittifaaq : B = U + E
Ikhtilaaf: B = Selisih U dengan E
Arah mengikuti bilangan yang banyak
| | | |
|
U
|
عرض القمر
|
1
|
59
|
13
|
|
E
|
الميل الثاني
|
0
|
11
|
03
|
|
B
|
حصة البعد
|
1
|
48
|
10
|
| |
| |
Sin D = Sin E x Cos R : Cos B
Arah mengikuti E
| | | |
|
E
|
حصة البعد
|
1
|
48
|
10
|
|
R
|
الميل الأعظم
|
23
|
26
|
40
|
|
B
|
الميل الثاني
|
0
|
11
|
03
|
|
D
|
بعد القمر
|
1
|
39
|
14
|
| |
| |
Ittifaaq: - Cos N = Tg D x Tg P
Ikhtilaaf: Cos N = Tg D x Tg P
| | | |
|
D
|
بعد القمر
|
1
|
39
|
14
|
|
P
|
عرض البلد
|
6
|
54
|
0
|
|
N
|
نصف قوس النهار للقمر
|
90
|
12
|
01
|
|
Q
|
دقائق التمكينية
|
0
|
51
|
-
|
| |
نصف قوس النهار المرئ للقمر
|
91
|
03
|
01
|
| |
| |
Sin H = Cos L : Cos D
| | | |
|
L
|
طول القمر
|
179
|
34
|
30
|
|
D
|
بعد القمر
|
0
|
54
|
42
|
|
H
|
حاصل القسمة
|
89
|
11
|
36
|
|
M
|
المطالع الفلكية للقمر
|
269
|
11
|
36
|
| |
| |
G = N + P
| | | |
|
N
|
نصف قوس النهار المرئ للقمر
|
91
|
03
|
01
|
|
P
|
المطالع الفلكية للقمر
|
269
|
11
|
36
|
|
G
|
المطالع الغروب للقمر
|
360
|
14
|
37
|
| |
| |
F = N - S
| | | |
|
N
|
المطالع الغروب للقمر
|
360
|
14
|
37
|
|
S
|
المطالع الغروب للشمس
|
350
|
29
|
12
|
|
F
|
قوس مكث الهلال
|
09
|
45
|
25
|
| |
| |
Y = Q - F
|
°/
jam
|
‘/ menit
|
“/ dtk
|
|
Q
|
نصف قوس النهار المرئ للقمر
|
91
|
03
|
01
|
|
F
|
قوس مكث الهلال
|
09
|
45
|
25
|
|
Y
|
فضل الدائر
|
81
|
17
|
36
|
| | | | | |
| |
Ittifaaq : Sin T = Sin P x Sin B + Cos B x Cos Y
Ikhtilaaf: SinT = Sin P x Sin B - Cos B x Cos Y
| | | |
|
P
|
عرض البلد
|
6
|
54
|
0
|
|
B
|
بعد القمر
|
1
|
39
|
14
|
|
Y
|
فضل الدائر
|
81
|
17
|
36
|
|
T
|
إرتفاع الهلال
|
8
|
50
|
26
|
| |
| |
S = (F + T) : 2 : 15
| | | |
|
F
|
قوس مكث الهلال
|
09
|
45
|
25
|
|
T
|
إرتفاع الهلال
|
8
|
50
|
26
|
|
S
|
دقائق قوس مكث الهلال
|
0
|
37
|
12
|
| |
| |
Sin A = Sin B: Cos P / Arah mengikuti P
| | | |
|
B
|
بعد القمر
|
1
|
39
|
14
|
|
P
|
عرض البلد
|
6
|
54
|
0
|
|
A
|
سعة مغرب القمر
|
1
|
39
|
57
|
| |
| |
Cos A = Sin F x Cos B : Cos T
Ittifaaq: Arah sama dengan Urdh Balad
Ikhtilaaf/ Urdh Balad 0 : Arah bertentangan
| | | |
|
F
|
فضل الدا ئر
|
81
|
17
|
36
|
|
B
|
بعد القمر
|
1
|
39
|
14
|
|
T
|
إرتفاع الهلال
|
8
|
50
|
26
|
|
A
|
سمت إرتفاع الهلال
|
0
|
36
|
23
|
| | | | | |
| |
Haiatul Hilal (Posisi Hilal)
Bila Al- Mahfudh M (Jarak matahari bulan = M) <1 ° è bulan TERLENTANG. Bila M= 2 x Tè bulan TEGAK LURUS. Bila tidak, posisi bulan MIRING. Miringnya sama dengan arah posisi hilal dengan matahari
Tg M = S/ A
| | | |
|
S
|
سعة مغرب الشمس
|
4
|
16
|
24
|
|
A
|
سمت إرتفاع الهلال
|
0
|
36
|
23
|
|
M
|
المحفوظ
|
4
|
52
|
47
|
| |
| |
C = (√ S² + A²)/15
| | | |
|
S²
|
Kuadrat( مربع المحفوظ )
|
23
|
48
|
42.86
|
|
A²
|
Kuadrat (مربع إرتفاع الهلال )
|
78
|
09
|
19.52
|
| |
المجموع بينهما (S² + A²)
|
101
|
58
|
2.38
|
|
C
|
نور الهلال = √ (S² + A²)/15
|
0,67
|
inch
| |
|
Cara lain:
C = Bu’dul Quthr (Thul Qomar- Thul Syams)/15 x 0,4 + Urdh Qomar/15
طول القمر - طول الشمس X 0,4 + عرض القمر = C
= (179° 34’ 30” – 169° 17’ 05”) X 0,4 + 1°59’ 13” =
= 10° 17’ 05”/15 + 1°59’ 13”/15 = 0,68.60 + 0,01 = 0,70 INCHI
|
| |
| |
JEDA WAKTU TERBENAM
| | | |
| |
Ittifaaq : B = Selisih S dengan D
Ikhtilaaf : B = S + B
| | | |
|
S
|
سعة مغرب الشمس
|
0
|
36
|
29
|
|
D
|
سعة مغرب القمر
|
1
|
39
|
57
|
|
B
|
بعد مغربه الى مغربها
|
2
|
16
|
26
|
| | | | | |
HASIL KESIMPULAN
Ijtima' terjadi Hari Selasa malam Rabo Pahing 11- 09- 2007 jam 19:45:21. Besokya, Rabo Sore tanggal 12- 09- 2007 saat ghurub tinggi hilal sudah 8. 50. 26. diatas ufuk, maka puasa esoknya , yakni hari Kamis 13-09- 2007.